Ditulis oleh Tim Konten Medis
Apabila puasa dilakukan dengan benar, manfaatnya akan baik untuk kesehatan jantung karena bisa membantu menurunkan tekanan darah hingga mengurangi lemak dalam tubuh yang menjadi faktor pemicu penyakit jantung.
Puasa telah terbukti dapat mengurangi risiko penyakit jantung.
Puasa bukan hanya sekadar menjalankan ibadah saja, tetapi juga memberikan manfaat besar bagi kesehatan, terutama kesehatan jantung. Beberapa penelitian telah membuktikan puasa dapat menjaga kesehatan jantung dari berbagai komplikasi.
Manfaat Puasa untuk Kesehatan Jantung
Berikut beberapa manfaat puasa untuk kesehatan jantung yang perlu diketahui:
1. Memperbaiki Profil Lipid
Puasa dapat memberikan efek positif pada profil lipid yang mencakup kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah. Saat berpuasa, tubuh mulai menggunakan lemak yang tersimpan sebagai sumber energi utama setelah cadangan glukosa habis.
Proses ini menyebabkan penurunan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida dalam darah yang merupakan dua faktor utama berkontribusi pada aterosklerosis atau penumpukan plak di arteri.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa puasa dapat meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) yang membantu mengangkut kolesterol dari arteri ke hati untuk diolah dan dikeluarkan dari tubuh.
Peningkatan HDL dan penurunan LDL serta trigliserida secara signifikan mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, dan komplikasi kardiovaskular lainnya.
Baca Juga: Tips Puasa Sehat untuk Lansia
2. Membantu Menjaga Berat Badan Lebih Ideal
Puasa mengurangi total asupan kalori harian sehingga menciptakan defisit kalori yang mendorong penurunan berat badan. Selain itu, saat berpuasa, tubuh meningkatkan produksi hormon norepinefrin yang meningkatkan metabolisme dan membantu membakar lemak lebih efisien.
Penurunan berat badan yang dihasilkan dari puasa dapat membantu mengurangi beban kerja jantung, menurunkan tekanan darah, dan memperbaiki resistensi insulin.
Semuanya merupakan faktor penting dalam menjaga kesehatan jantung. Menjaga berat badan yang ideal, risiko obesitas yang berkontribusi pada berbagai penyakit kardiovaskular juga dapat diminimalkan.
3. Mengurangi Inflamasi
Inflamasi kronis merupakan salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap perkembangan berbagai penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung koroner dan aterosklerosis. Puasa dapat berperan dalam mengurangi inflamasi ini.
Ketika seseorang berpuasa, terjadi penurunan produksi zat-zat inflamasi seperti sitokin pro-inflamasi dan penurunan aktivitas protein C-reaktif (CRP) yang merupakan pemicu inflamasi dalam tubuh.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa periode puasa dapat menurunkan level interleukin-6 (IL-6) dan tumor necrosis factor-alpha (TNF-alpha) yang semuanya berkontribusi pada peradangan.
Dengan menurunkan tingkat inflamasi, puasa membantu melindungi dinding arteri dari kerusakan dan pembentukan plak yang bisa menyebabkan penyumbatan dan penyakit jantung.
Selain itu, mengurangi inflamasi juga dapat memperbaiki fungsi endotelium, yaitu lapisan dalam pembuluh darah sehingga meningkatkan sirkulasi dan kesehatan kardiovaskular secara keseluruhan.
4. Menurunkan Tekanan Darah
Puasa telah terbukti membantu dalam menurunkan tekanan darah yang merupakan salah satu faktor risiko utama untuk penyakit jantung dan stroke. Saat berpuasa, tubuh mengalami penurunan asupan natrium yang berkontribusi pada pengurangan retensi cairan dan pada gilirannya membantu menurunkan tekanan darah.
Selain itu, puasa dapat meningkatkan respons tubuh terhadap insulin yang dapat mengurangi tekanan pada arteri dan menurunkan tekanan darah. Penelitian menunjukkan bahwa selama periode puasa, produksi hormon norepinefrin berkurang yang membantu merelaksasi pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah.
Penurunan tekanan darah juga mengurangi beban kerja pada jantung sehingga mengurangi risiko penyakit jantung. Selain itu, dengan penurunan berat badan yang sering terjadi selama puasa, risiko hipertensi juga berkurang.
Kombinasi faktor-faktor ini menjadikan puasa sebagai metode yang efektif untuk mengelola dan menurunkan tekanan darah, yang secara langsung berdampak positif pada kesehatan jantung.
Baca juga: Panduan Puasa yang Aman untuk Penderita Kanker
5. Meningkatkan Metabolisme dan Fungsi Sel
Selama puasa, tubuh tidak hanya beralih dari menggunakan glukosa sebagai sumber utama energi ke lemak, tetapi juga meningkatkan proses biologis penting yang dikenal sebagai autophagy.
Autophagy adalah mekanisme pembersihan sel di mana sel-sel rusak dan komponen seluler yang tidak diperlukan lagi dihancurkan dan didaur ulang.
Proses ini penting untuk peremajaan sel dan mempertahankan kesehatan sel secara keseluruhan. Peningkatan autophagy yang dipicu oleh puasa dapat membantu mencegah penumpukan sel-sel yang tidak sehat, jika dibiarkan bisa menyebabkan berbagai penyakit degeneratif, termasuk penyakit jantung.
Dengan demikian, fungsi sel yang lebih baik dan metabolisme yang lebih efisien selama dan setelah puasa dapat memberikan perlindungan tambahan terhadap kerusakan jantung dan pembuluh darah.
6. Menyaring Lemak dalam Tubuh
Puasa membantu tubuh menjadi lebih efisien dalam memetabolisme lemak yang disimpan sebagai sumber energi, yang sering kali berarti bahwa tubuh akan menggunakan cadangan lemak visceral. Lemak visceral adalah lemak yang disimpan di sekitar organ dalam perut dan sangat terkait dengan risiko penyakit jantung, diabetes, dan penyakit kronis lainnya.
Saat berpuasa, kadar insulin dalam tubuh menurun sehingga memungkinkan sel-sel lemak untuk melepaskan asam lemak yang kemudian digunakan sebagai energi.
Ini membantu mengurangi jumlah lemak berbahaya yang dapat menyelimuti organ-organ vital sehingga meningkatkan fungsi organ-organ tersebut dan mengurangi tekanan pada sistem kardiovaskular. Penyaringan dan pengurangan lemak tubuh ini berkontribusi signifikan dalam menurunkan risiko penyakit jantung.
Baca Juga: Puasa Bagi penderita Hipertensi Begini Cara Amannya
7. Mengendalikan Kadar Gula Darah
Puasa dapat meningkatkan sensitivitas insulin yang berarti tubuh menjadi lebih efisien dalam menggunakan insulin untuk mengontrol kadar gula darah. Ketika tubuh lebih sensitif terhadap insulin, risiko resistensi insulin menurun.
Resistensi insulin adalah kondisi di mana tubuh tidak merespons insulin dengan baik sehingga mengakibatkan kadar gula darah yang tinggi dan dapat menyebabkan diabetes tipe 2.
Diabetes tipe 2 adalah faktor risiko utama untuk penyakit jantung. Dengan meningkatkan sensitivitas insulin dan mengendalikan kadar gula darah, puasa membantu mencegah kerusakan pada pembuluh darah dan jantung yang diakibatkan oleh kadar gula darah tinggi.
Ini mengurangi risiko komplikasi jantung dan memastikan bahwa gula darah tetap pada tingkat yang sehat, yang penting untuk kesehatan kardiovaskular jangka panjang.
Pasien Penyakit Jantung yang Tidak Disarankan untuk Puasa
Meskipun puasa baik untuk kesehatan jantung, tetapi ada beberapa kondisi pasien penyakit jantung yang dilarang untuk berpuasa. Berikut sejumlah kondisi yang dilarang untuk berpuasa:
- Menderita gagal jantung dekompensasi
- Pasien dengan aritmia jantung yang tidak terkontrol
- Mempunyai penyaki angina tidak stabil
- Mengalami serangan jantung.
- Tekanan darah yang tidak terkontrol
- Pasien yang sedang menjalani pengobatan jantung intensif atau terapi obat yang memerlukan pola makan dan waktu tertentu.
- Pasien dengan kondisi medis lain yang memerlukan asupan nutrisi atau cairan yang stabil sepanjang hari.
Baca Juga: Cegukan Saat Puasa? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Bila Anda menderita penyakit jantung dan ingin melakukan puasa, sebaiknya konsultasikan dengan dokter. Anda bisa konsultasi di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Surya S Pratama
Source:
- Healthline. 8 Health Benefits of Fasting, Backed by Science. Juni 2024.
- Economic Times. Fasting During Lent & Ramadan Can Do Wonders For Your Heart Health!. Juni 2024.