Ditulis oleh Tim Konten Medis
Skoliosis adalah kelainan tulang yang terpelintir dan melengkung ke samping. Penyebabnya bisa terjadi karena faktor genetik hingga kondisi medis tertentu. Skoliosis bisa menyerang siapa saja tetapi sering muncul pada anak-anak usia 10-15 tahun.

Gejala skoliosis berupa sakit punggung.
Umumnya, skoliosis dapat membaik dengan pengobatan sesuai anjuran dokter. Kelainan tulang ini tidak selalu terlihat tetapi beberapa orang dapat mengalami bahu atau pinggul yang condong ke satu sisi.
Perawatan skoliosis tergantung pada tingkat keparahan lengkungan. Jika lengkungannya parah dan cukup mengganggu, dokter dapat menyarankan kombinasi penyangga punggung dan terapi fisik.
Apa Itu Skoliosis?
Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang berbentuk tidak normal. Kondisi ini ditandai dengan tulang belakang yang melengkung ke kiri dan kanan seperti berbentuk C atau S.
Gangguan skoliosis yang terjadi pada orang dewasa disebabkan oleh cakram dan sendi yang melemah atau kehilangan kepadatan tulang (osteoporosis). Seiring berjalannya waktu, gejala yang parah bisa memicu kehilangan tinggi badan dan pinggul tidak rata.
Jenis Skoliosis
Ada 3 jenis skoliosis yang perlu Anda ketahui yaitu:
1. Skoliosis Idiopatik
Skoliosis idiopatik termasuk jenis kelainan tulang yang paling umum. Idiopatik berarti penyebabnya tidak diketahui secara pasti.
Mengutip dari Cleveland Clinic, kelainan tulang idiopatik dapat terjadi karena adanya hubungan genetik. Penyakit ini dapat diturunkan dalam keluarga atau keturunan.
Baca Juga: Posisi Tidur yang Aman untuk Penderita Skoliosis
2. Skoliosis Kongenital
Jenis kelainan tulang berikutnya adalah skoliosis kongenital. Ini termasuk kelainan tulang belakang yang langka dan biasanya terdeteksi saat lahir.
Kelainan tulang kongenital terjadi ketika tulang belakang tidak terbentuk sebagai mestinya. Hal ini dialami oleh bayi selama perkembangan embrio.
3. Skoliosis Neuromuskular
Kelainan tulang neuromuskular adalah kelainan pada otot dan saraf yang menyokong tulang belakang. Jenis ini terjadi bersamaan dengan gangguan saraf atau otot, termasuk spina bifida, cedera, atau distrofi otot.
Anda dapat mengalami gejala kelainan tulang ringan seumur hidup. Gejalanya bisa meningkat atau muncul seiring bertambahnya usia seseorang.
Penyebab Skoliosis
Sampai saat ini, penyebab utama skoliosis belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa jenis skoliosis yang kurang umum bisa terjadi karena beberapa hal, seperti:
- Gangguan neuromuskular tertentu seperti cerebral palsy atau distrofi otot
- Cacat lahir yang memengaruhi perkembangan tulang belakang
- Cedera atau infeksi tulang belakang
- Sumsum tulang belakang yang tidak teratur
- Operasi sebelumnya pada dinding dada saat masih bayi
Faktor Risiko Penyebab Skoliosis
Anda berisiko lebih tinggi terkena tulang skoliosis apabila memiliki riwayat penyakit keluarga. Selain itu, orang yang memiliki kondisi atau cedera yang memengaruhi tulang belakang, otot, dan saraf juga dapat memicu terjadinya skoliosis.
Gangguan skoliosis bisa dialami oleh semua kalangan usia, mulai dari anak-anak dan orang dewasa. Tanpa pengobatan yang tepat, kondisi ini dapat menimbulkan rasa sakit yang berlangsung lama.
Baca Juga: Inilah 7 Cara Mengobati Sakit Leher akibat Salah Posisi Tidur
Gejala Skoliosis
Skoliosis biasanya tidak menimbulkan gejala tetapi beberapa orang dapat mengalami keluhan. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri skoliosis:
- Sakit punggung
- Kesulitan berdiri
- Otot inti melemah
- Mati rasa
- Nyeri kaki
- Bahu tidak rata
- Tulang belikat menonjol
- Kepala tidak berada di tengah panggul
- Panjang kaki tidak rasa
- Pinggul terasa terangkat
- Perubahan pada tampilan atau tekstur kulit
Diagnosis Penyakit Skoliosis
Dokter bisa melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui tanda-tanda kelainan tulang. Pemeriksaan ini dapat meminta pasien untuk melepas baju, berdiri tegak, atau membungkuk ke depan agar melihat bentuk punggung secara menyeluruh.
Jika memungkinkan, tim medis juga mampu melakukan tes pencitraan. Pemeriksaan ini menggunakan sinar-X yang diambil dari bagian depan dan samping tulang belakang. Tes pencitraan mencakup MRI atau CT scan.
Komplikasi Skoliosis
Meskipun kebanyakan pasien kelainan tulang memiliki gejala ringan, kondisi ini bisa menimbulkan komplikasi serius berupa:
- Gangguan pernapasan: Akibat skoliosis jika dibiarkan dapat meningkatkan risiko gangguan pernapasan. Pada gejala parah, tulang rusuk mampu menekan paru-paru sehingga sulit bernapas.
- Masalah punggung: Anak yang mengalami skoliosis bisa mengalami rasa nyeri dan punggung kronis saat dewasa nanti. Hal ini dapat terjadi apabila gejala lengkungan besar tidak mendapatkan pengobatan yang tepat.
- Gangguan penampilan: Dampak skoliosis untuk wanita jika tidak mendapatkan penanganan bisa mengganggu penampilan tubuh. Hal ini bisa menyebabkan pinggul dan bahu tidak seimbang.
Cara Mengatasi Skoliosis
Gangguan skoliosis tidak bisa kembali normal atau sembuh secara total. Namun, Anda bisa mengurangi tingkat keparahannya dengan perawatan yang bervariasi.
Berikut ini adalah beberapa cara mengatasi skoliosis:
1. Melakukan Peregangan
Kelainan tulang ringan dapat diatasi dengan latihan dan peregangan khusus. Sebelum melakukan aktivitas ini, pasien perlu berkonsultasi dengan dokter atau ahli medis profesional untuk mengurangi risiko efek samping yang terjadi.
Salah satu peregangan yang bisa Anda lakukan adalah dengan melakukan teknik pelvic tilt. Teknik ini berfokus pada penyelarasan, keterlibatan, dan kesadaran postur tubuh.
Pelvic tilt juga melibatkan otot perut melintang yang dapat menjaga kestabilan inti tubuh secara menyeluruh. Anda bisa melakukan gerakan ini dengan beberapa langkah seperti:
- Pertama, berbaring telentang dengan telapak kaki rata di lantai dan lutut menekuk
- Kencangkan otot perut sambil meratakan punggung ke lantai
- Tahan selama 5 detik, lalu bernapas secara normal
- Lepaskan dan lakukan gerakan ini sebanyak set masing-masing 10 kali
Baca Juga: Ini 11 Makanan untuk Kesehatan Tulang yang Tinggi Kalsium
2. Penyangga
Dokter dapat merekomendasikan penyangga apabila anak menderita skoliosis dan tulangnya masih dalam tahap pertumbuhan. Alat ini tidak dapat menyembuhkan skoliosis atau membalikkan lengkungan tetapi bisa mengurangi risiko gejala semakin parah.
Penyangga untuk skoliosis terbuat dari plastik dan dibentuk sesuai ukuran tubuh. Alat ini hampir tidak terlihat di balik pakaian karena berada pas di bawah lengan dan sekitar tulang rusuk, punggung bawah, serta pinggul.
Biasanya, pemakaian penyangga sekitar 13-16 jam dalam sehari. Efektivitasnya akan semakin meningkat seiring dengan jumlah pemakaian alat pada pasien. Jika perlu, Anda bisa melepaskan penyangga saat sedang berolahraga.
3. Penggunaan Gips
Jika bayi baru lahir hingga usia 2 tahun mengalami skoliosis, Anda bisa memberikan gips sebagai pengganti penyangga untuk membantu tulang belakang tumbuh ke posisi normal.
Tim medis dapat memasang gips di bagian luar tubuh bayi dan perlu memakainya setiap saat. Pada dasarnya bayi cenderung tumbuh dengan cepat sehingga dokter akan mengganti gips secara teratur.
4. Perawatan Kiropraktik
Perawatan ini bermanfaat untuk meredakan rasa sakit dan tidak nyaman akibat gejala skoliosis. Kiropraktik mampu meningkatkan kualitas hidup pasien dengan memberikan perawatan alternatif secara optimal.
Meskipun begitu, perawatan kiropraktik tidak dapat memperbaiki kelengkungan tulang belakang. Pastikan untuk memilih ahli terapi perawatan yang tepat agar tidak memperburuk gejala yang terjadi.
5. Operasi Bedah
Skoliosis dengan gejala parah membutuhkan operasi bedah segera mungkin. Hal ini dapat membantu dalam meluruskan lengkungan dan mengurangi risiko komplikasi serius.
Pilihan operasi bedah meliputi:
- Spinal fusion: Dokter dapat menggabungkan dua atau lebih tulang belakang (vertebra). Kemudian, tim medis akan menempatkan potongan tulang atau bahan seperti tulang agar tulang belakang tetap lurus.
- Expanding rod: Pasien dapat menjalani prosedur ini apabila gejala skoliosis berkembang dengan cepat di usia muda. Dokter dapat memasang 1-2 batang yang dapat mengembang di sepanjang tulang belakang sesuai dengan pertumbuhan anak.
- Vertebral body tethering: Tim medis dapat melakukan sayatan kecil untuk menempatkan sekrup di sepanjang tepi luar lengkungan tulang belakang dan tali yang kuat serta fleksibel. Saat dokter mengencangkan tali tersebut, tulang belakang akan menjadi lurus.
Baca Juga: Kanker Tulang: Gejala, Penyebab, dan Pencegahan
Cara Mencegah Skoliosis
Tidak ada cara mencegah skoliosis. Namun, Anda bisa mengurangi tingkat keparahan skoliosis dengan menjaga postur tubuh, olahraga, dan pola makan sehat.
Sebagian besar orang yang mengalami skoliosis dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan normal, termasuk latihan dan olahraga. Jika memerlukan pengobatan, Anda bisa berdiskusi dengan dokter.
Pengobatan Skoliosis ke Dokter
Apabila gejala skoliosis yang yang tidak kunjung membaik setelah perawatan rumahan dan bahkan semakin parah, sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU).
Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr. Stella Kartolo
Source:
- Cleveland Clinic. Scoliosis. Februari 2025.
- Medical News Today. Everything You Need to Know about Scoliosis. Februari 2025.
- NHS. Overview: Scoliosis. Februari 2025.
- WebMD. Scoliosis: Causes, Symptoms, and Treatments. Februari 2025.