Ditulis oleh Tim Konten Medis
Cedera saraf tulang belakang adalah gangguan kesehatan yang terjadi pada bagian sumsum tulang belakang. Gejala penyakit ini termasuk kesulitan berjalan, kehilangan control pada kandung kemih, hingga kehilangan kemampuan menggerakan lengan atau kaki.
Salah satu ciri utama penyakit ini adalah rasa sakit, tekanan, dan kekakuan di bagian punggung.
Cedera saraf tulang belakang sering kali menyebabkan perubahan secara permanen pada kekuatan, rasa, dan fungsi tubuh di bawah lokasi cedera. Kondisi ini memiliki efek samping, mulai dari masalah mental, emosional, hingga sosial.
Kerusakan pada saraf tulang dapat mengganggu sinyal sensorik dan kontrol atas gerakan otot. Jika tidak segera diatasi, kondisi ini bisa memicu kelumpuhan.
Apa Itu Cedera Saraf Tulang Belakang?
Cedera saraf tulang belakang atau spinal cord injury adalah kondisi ketika tubuh mengalami kerusakan pada bagian sumsum tulang belakang. Bagian ini merupakan kumpulan serabut saraf yang menghubungkan otak dengan saraf di seluruh tubuh manusia.
Cedera tulang belakang termasuk dalam jenis trauma fisik yang sangat serius dan kemungkinan besar memiliki dampak jangka panjang pada aktivitas sehari-hari. Sumsum tulang belakang berperan penting untuk mengirimkan sinyal dari otak ke seluruh tubuh, seperti merasakan nyeri dan menggerakan anggota tubuh.
Jika sumsum tulang belakang mengalami cedera, kondisi ini bisa menurunkan sensasi dan mobilitas tubuh secara total di bawah lokasi cedera. Penyakit pada saraf tulang belakang yang terjadi di dekat leher biasanya akan menimbulkan kelumpuhan dibandingkan dengan area punggung bawah.
Baca Juga: Apa Itu Spondilosis Servikal? Penyebab, Gejala, Pengobatan
Jenis Cedera Saraf Tulang Belakang
Berdasarkan lokasinya, spinal cord injury terbagi atas 4 bagian, yaitu:
1. Tulang Belakang Leher
Cedera tulang belakang leher atau cervical spinal cord injury bisa menyebabkan tetraplegia, yaitu kelumpuhan total atau sebagian anggota badan dan batang tubuh tertentu. Kondisi ini melibatkan hilangnya fungsi sensorik secara permanen sehingga mampu berakibat fatal.
Tulang belakang leher terletak paling dekat dengan otak yang dapat memengaruhi bagian tubuh lainnya. Jenis tulang ini membentang dari dasar tengkorak hingga setinggi bahu.
2. Tulang Belakang Toraks
Tulang belakang toraks berada di punggung atas hingga di bawah pusar. Jika mengalami kerusakan, bagian tubuh ini dapat memengaruhi otot-otot di perut, punggung bawah, dan kaki.
Orang yang mengalami cedera tulang belakang torak bisa memicu paraplegia, yaitu kelumpuhan di bagian tubuh dan kaki. Pada kondisi ini, penderita masih bisa menggerakkan tangan dan lengannya.
3. Tulang Belakang Lumbar
Tulang belakang lumbar merupakan bagian tubuh terendah dari tulang belakang yang berada di punggung bawah. Jenis tulang ini lebih banyak menopang beban daripada tulang belakang lainnya.
Cedera tulang belakang lumbar bisa menyebabkan kehilangan sebagian fungsi di pinggul dan kaki. Meskipun begitu, penderita tetap mampu menggerakkan bagian tubuh atas mereka.
4. Tulang Belakang Sakral
Tulang belakang sakral berada di atas tulang ekor yang berisi akar saraf. Jenis tulang ini berperan penting dalam mengendalikan area pinggul, pangkal paha, dan bagian belakang paha.
Kerusakan pada tulang belakang sakral dapat menyebabkan hilangnya fungsi pada pinggul dan kaki. Kondisi ini juga bisa memengaruhi kontrol kandung kemih dan usus sehingga memicu infeksi ginjal.
Penyebab Cedera Saraf Tulang Belakang
Penyebab cedera saraf tulang belakang bisa terjadi karena kondisi tertentu, seperti:
- Benturan keras dan tabrakan saat berolahraga
- Mengalami kecelakaan mobil
- Kepala terbentur saat menyelam
- Cedera akibat tindakan kekerasan, seperti luka tembak
- Mengidap jenis kanker tertentu, seperti kanker payudara
- Mengalami artritis, yaitu pembengkakan dan nyeri pada satu atau beberapa sendi
- Mengidap spina bifida dan polio
Faktor Risiko Penyebab Cedera Saraf Tulang Belakang
Spinal cord injury biasanya terjadi akibat kecelakaan dan bisa terjadi pada siapa saja. Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terkena cedera tulang belakang, yaitu:
- Lebih sering terjadi pada laki-laki
- Usia antara 16 dan 30 tahun dan 65 tahun ke atas
- Konsumsi alkohol secara berlebihan
- Melakukan perilaku berisiko, seperti olahraga berat tanpa menggunakan perlengkapan keselamatan
- Mengidap penyakit tertentu, seperti osteoporosis
Baca Juga: Penyakit yang Ditangani oleh Dokter Bedah Saraf, Apa Saja?
Gejala Cedera Saraf Tulang Belakang
Adapun sejumlah ciri-ciri cedera saraf tulang belakang, sebagai berikut:
- Kesulitan berjalan
- Kehilangan kontrol pada kandung kemih atau usus
- Ketidakmampuan menggerakkan lengan atau kaki
- Mengalami mati rasa atau kesemutan yang menyebar secara ekstrem
- Hilang kesadaran
- Sakit kepala
- Mengalami rasa sakit, tekanan, dan kekakuan di bagian punggung atau leher
- Mengalami tanda-tanda syok
- Posisi kepala yang tidak wajar
Diagnosis Penyakit Cedera Tulang Belakang
Dokter dapat mendiagnosis spinal cord injury dengan menggunakan beberapa metode pemeriksaan, termasuk:
- Pemeriksaan fisik: Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keparahan cedera.
- Pemeriksaan neurologis: Pemeriksaan ini bertujuan untuk menguji kemampuan spesifik sistem saraf yang meliputi kemampuan gerakan anggota tubuh, menguji kekuatan, dan sensasi, dan refleks.
- Pencitraan: Tes ini dapat berupa CT scan dan MRI untuk memberikan gambar terkait kondisi tulang, jaringan lunak, dan saraf secara rinci.
- Tes diagnostik: Contohnya termasuk elektromiografi dan tes konduksi saraf yang mampu menemukan kerusakan saraf atau sumsum tulang belakang yang mengganggu sinyal.
Komplikasi Cedera Saraf Tulang Belakang
Jika tidak segera diobati, cedera saraf tulang belakang bisa menimbulkan komplikasi serius yang bersifat permanen. Kondisi ini menyebabkan hilangnya sebagian atau seluruh kemampuan pada tubuh di bawah lokasi cedera.
Berikut beberapa komplikasi yang perlu diwaspadai:
- Tetraplegia: Kondisi ini ditandai dengan kelumpuhan dari leher ke tubuh bagian bawah yang melibatkan cedera pada segmen serviks sumsum tulang belakang.
- Paraplegia: Kelumpuhan ini hanya memengaruhi tubuh bagian bawah saja, seperti segmen toraks, lumbar, atau sakral sumsum tulang belakang.
- Disrefleksia otonom: Sindrom ini cenderung berbahaya karena melibatkan reaksi berlebihan dari sistem saraf otonom, seperti peningkatan tekanan darah.
- Syok neurogenik: Kondisi ini merupakan keadaan darurat yang membutuhkan penanganan medis segera mungkin dengan gejala berupa tekanan darah rendah dan irama jantung lambat.
- Nyeri neuropatik: Rasa sakit ini dapat terjadi akibat sistem saraf tidak berfungsi atau rusak yang ditandai dengan kesulitan tidur dan nyeri tanpa alasan yang jelas.
- Pneumonia: Gangguan ini merupakan peradangan dan cairan di paru-paru yang disebabkan oleh infeksi, bakteri, atau jamur.
- Sepsis: Kondisi ini terjadi saat sistem imun bereaksi secara berlebihan terhadap infeksi, akibatnya adalah memicu kerusakan jaringan, kegagalan organ, hingga mengancam nyawa.
- Depresi: Rasa nyeri dan perubahan akibat cedera tulang belakang bisa menyebabkan depresi pada sebagian orang.
Baca juga: Perbedaan Sakit Pinggang dan Saraf Kejepit
Cara Mengatasi Cedera Tulang Belakang
Umumnya, saraf kejepit tulang belakang bisa sembuh dengan sendirinya dengan melakukan perawatan mendiri di rumah, seperti istirahat. Namun, kondisi juga dapat memerlukan perawatan medis berupa terapi fisik atau konsumsi obat-obatan tertentu untuk meredakan gejala yang dialami oleh penderita.
Lama penyembuhan saraf tulang belakang atau spinal cord injury paling lambat sekitar 18 bulan setelah cedera. Kondisi ini tergantung dari kondisi kesehatan dan jenis pengobatan yang dilakukan.
Berikut beberapa cara mengobati cedera saraf tulang belakang:
1. Konsumsi Obat
Obat yang dapat mengatasi rasa nyeri akibat kerusakan saraf tulang belakang, yaitu obat-obatan seperti steroid. Jenis obat ini mampu mengurangi pembengkakan dan peradangan di sekitar sumsum tulang belakang.
Sebelum menggunakan obat medis, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Obat ini tidak boleh dikonsumsi secara sembarangan tanpa adanya resep dokter.
2. Operasi Bedah
Salah satu cara mengatasi spinal cord injury adalah dengan melakukan operasi bedah. Operasi ini sering kali diperlukan untuk mengangkat pecahan tulang, atau tulang belakang yang retak.
Bukan hanya itu saja, operasi bedah juga mampu menstabilkan tulang belakang dan mencegah nyeri atau komplikasi serius. Sebelum menjalani prosedur ini, dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat keparahan cedera.
3. Konseling dan Psikoterapi
Cedera saraf tulang belakang bisa meningkatkan risiko terjadinya gejala depresi, seperti merasa tidak termotivasi, tidak berharga, dan putus asa. Kondisi ini dapat diatasi dengan melakukan konseling dan psikoterapi secara rutin.
Konseling dan psikoterapi mampu mengatasi trauma emosional yang dialami oleh penderita. Oleh sebab itu, penting untuk menjangkau teman dan keluarga agar memperoleh dukungan emosional dan bantuan sehari-hari sehingga mempercepat proses penyembuhan.
Cara Mencegah Cedera Saraf Tulang Belakang
Anda bisa menerapkan beberapa cara mengurangi risiko cedera tulang belakang, sebagai berikut:
- Berkendara dengan aman agar mengurangi risiko terjadinya kecelakaan
- Periksa kedalaman air sebelum menyelam
- Mencegah jatuh, seperti menggunakan bangku pijakan dengan pegangan untuk meraih benda-benda yang tinggi
- Hindari mengarahkan kepala saat berolahraga, seperti jangan meluncur dengan kepala terlebih dahulu saat bermain bisbol
- Hindari minum alkohol dan konsumsi obat terlarang, terutama saat mengemudi
Baca Juga: Apa Itu Neurologi?
Pengobatan Cedera Saraf Tulang Belakang ke Dokter
Siapa pun bisa mengalami cedera pada kepala atau leher yang membutuhkan penanganan medis segera mungkin. Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala cedera saraf tulang belakang, seperti mati rasa atau kelumpuhan yang terjadi dengan cepat atau bertahap, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU).
Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh Dr Sony Prabowo, MARS
Source:
- Cleveland Clinic. Spinal Cord Injury. November 2024.
- Healthline. Spinal Cord Injury. November 2024.
- Mayo Clinic. Spinal Cord Injury. November 2024.