Ditulis oleh Tim Konten Medis
Penyebab penyakit kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Orang yang memiliki keluarga dengan riwayat penyakit kanker ovarium dan kanker payudara lebih berisiko terkena penyakit ini.

Kanker ovarium adalah kanker yang tumbuh pada ovarium atau indung telur.
Kanker ovarium adalah jenis kanker yang terjadi akibat sel sehat mengalamai perubahan atau mutasi yang tidak normal. Perubahan ini menyebabkan sel tumbuh dan berkembang biak dengan cepat sehingga membentuk massa (tumor) sel kanker.
Di indonesia sendiri, kanker ovarium menempati urutan ke tiga penyebab kematian terbesar setelah kanker rahim dan kanker korpus uteri.
Faktor Risiko Penyebab Kanker Ovarium
Penyebab penyakit kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Namun, penyakit ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk genetik dan gaya hidup tidak sehat.
Sel-sel kanker ini terus hidup sementara sel-sel sehat seharusnya mati. Sel-sel kanker tersebut dapat menyerang jaringan di sekitarnya dan melepaskan diri dari tumor awal untuk menyebar (metastasis) ke bagian tubuh lainnya.
Beberapa faktor yang menyebabkan perubahan sel abnormal penyebab kanker ovarium adalah:
- Kebiasaan merokok. Merokok dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker ovarium, karena bahan kimia berbahaya dalam rokok dapat menyebabkan mutasi sel abnormal.
- Lanjut usia: Risiko kanker ovarium meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah menopause. Kanker ovarium lebih berisiko terjadi pada lansia usia 50 tahun atau lebih tua.
- Terapi hormon pasca-menopause. Penggunaan terapi hormon setelah menopause, terutama estrogen tanpa progesteron, dapat meningkatkan risiko kanker ovarium.
- Memiliki keluarga kandung dengan riwayat kanker ovarium atau kanker payudara. Riwayat keluarga dengan kanker ovarium atau kanker payudara dapat menunjukkan adanya mutasi genetik yang meningkatkan risiko kanker ovarium, seperti mutasi BRCA1 atau BRCA2.
- Mengidap obesitas. Obesitas dapat meningkatkan risiko kanker ovarium karena peningkatan kadar estrogen. Ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan mutasi sel yang tidak normal.
- Endometriosis, atau sindrom Lynch. Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di luar rahim, yang dapat meningkatkan risiko kanker. Sindrom Lynch adalah gangguan genetik yang meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker ovarium.
- Menstruasi lebih dini di bawah 12 tahun. Penyebab kanker ovarium di usia muda salah satunya dipengaruhi oleh menstruasi lebih awal yang dapat meningkatkan jumlah siklus ovulasi. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko kanker.
- Belum pernah hamil. Kehamilan dan menyusui dapat mengurangi jumlah siklus ovulasi dan mengurangi risiko kanker ovarium.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Kanker Serviks dan Pengobatannya
Cara Mendeteksi Kanker Ovarium
Ciri-ciri kanker ovarium stadium awal seringkali tidak disadari dan bisa mirip dengan gejala penyakit lainnya, seperti kembung atau pembengkakan pada perut, nyeri panggul atau perut, merasa kenyang dengan cepat saat makan, dan sering buang air kecil.
Selain itu, beberapa wanita mungkin mengalami perubahan pola menstruasi, kelelahan, dan gangguan pencernaan seperti sembelit. Karena gejala ini cenderung ringan dan tidak khas, kanker ovarium stadium awal seringkali tidak terdeteksi sampai mencapai tahap yang lebih lanjut.
Untuk itu, Anda perlu melakukan skrining. Beberapa skring yang dapat dilakukan untuk mendeteksi kanker ovarium adalah sebagai berikut:
- Tes tumor CA 125 salah satu tes skrining noninvasif, mudah dilakukan, pilihan potensial pada pembawa mutasi gen BRCA1 atau BRCA 2
- Melakukan cek berkala seperti pemeriksaan panggul rutin setahun sekali
- Pemeriksaan USG abdomen, CT Scan atau MRI, tes darah dengan cek CA 125 (marker kanker ovarium), hingga biopsi (sampel jaringan ovarium di periksa untuk mengetahui ada keganasan atau tidak)
Baca Juga: 5 Ciri-Ciri Kanker Kandung Kemih Stadium Awal, Sudah Tahu?
Cara Mengurangi Risiko Kanker Ovarium
Hinga saat ini belum ada metode khusus untuk mencegah penyakit kanker ovarium. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengindari risiko terkena penyakit kanker, yaitu:
- Menggunakan kontrasepsi oral (pil KB).
- Hamil dan menyusui.
- Menjaga berat badan ideal.
- Menghindari atau berhenti merokok.
- Mengonsumsi diet sehat yang kaya akan buah dan sayuran.
- Mengurangi konsumsi alkohol.
- Melakukan olahraga secara teratur.
- Melakukan tes genetik dan pemeriksaan riwayat kesehatan keluarga.
- Menghindari terapi hormon pasca-menopause yang tidak perlu.
- Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan konsultasi dengan dokter.
Semakin cepat kanker ovarium terdeteksi, maka peluang untuk bertahan hidup pun akan makin besar. Setengah dari penderita kanker ovarium dapat bertahan selama 5 tahun setelah terdiagnosa, dan sepertiganya memiliki survival rate selama 10 tahun. Walaupun sudah dinyatakan sembuh.
Namun, kanker dapat berpotensi untuk mencul kembali dalam beberapa tahun. Jadi lakukan deteksi dini dengan pemeriksaan rutin ke dokter Obgyn anda terutama pada wanita usia lanjut. Begitupun jika ada gejala dan faktor risiko segera periksakan ke dokter.
Demikian penyebab kanker ovarium jangan tunggu gejala muncul pastikan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencegah risiko penyebab kanker.
Baca Juga: Kenali 7 Tanda Kanker Serviks Sudah Menyebar, Jangan Diabaikan!
Apabila Anda mengalami gejala kanker, terutama tubuh terasa lemah hingga kehilangan kesadaran, segera periksa ke Ciputra Hospital terdekat. Ciputra Hospital menawarkan layanan kesehatan lengkap, mulai dari konsultasi dengan dokter umum, pusat kanker, hingga Medical Check Up (MCU).
Telah direview oleh dr. Risna Pasaribu, Sp.OG
Source:
- Mayo Clinic. Ovarian Cancer. Juni 2024.
- American Society Cancer. What Is Ovarian Cancer?. Juni 2024.