Ditulis oleh Tim Konten Medis
Bahaya obesitas jangan dianggap remeh karena dampaknya bisa sangat serius bagi kesehatan. Kelebihan berat badan dapat menyebabkan berbagai masalah medis, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan gangguan pernapasan.
Seseorang yang memiliki kelebihan berat badan dengan banyak lemak di tubuh disebut obesitas.
Obesitas sendiri dapat Anda ketahui dengan memeriksa berat badan Anda apakah sesuai dengan Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT merupakan standar ukuran yang digunakan untuk mengetahui apakah berat badan seseorang sehat.
Obesitas sendiri disebabkan akibat mengonsumsi lebih banyak kalori terutama pada makanan berlemak dan manis.
Sementara seseorang lebih sedikit melakukan aktivitas daripada yang dibakar.
Maka kelebihan energi yang disimpan oleh tubuh sebagai lemak. Penting untuk mengambil langkah serius untuk menggatasi obesitas karena dapat menyebabkan sejumlah kondisi serius yang berpotensi mengancam jiwa.
Cara Mengetahui Kita Obesitas atau Tidak
Indeks Massa Tubuh (IMT), atau dikenal juga sebagai Body Mass Index (BMI) adalah cara untuk menilai apakah berat badan seseorang berada dalam kisaran yang sehat, berlebih, atau obesitas. IMT dihitung menggunakan rumus yang melibatkan berat badan dalam kilogram (kg) dibagi dengan tinggi badan dalam meter yang dikuadratkan.
Rumus IMT:
BMI = BB / (TB)2
Misalkan Anda memiliki tinggi badan 160 cm dan berat badan 70 kg. Untuk menghitung IMT, ikuti langkah-langkah berikut:
- Ubah tinggi badan dari sentimeter menjadi meter: 160 cm = 1,60 m.
- Kuadratkan tinggi badan dalam meter: 1,60 x 1,60 = 2,56.
- Bagi berat badan dengan hasil kuadrat tinggi badan: 70 kg / 2,56 = 27,34.
Dengan IMT 27,34, kamu bisa mengetahui kategori berat badan sebagai berikut:
- Obesitas: IMT 30 atau lebih.
- Kelebihan Berat Badan: IMT berada di antara 25 hingga 29,9.
- Berat Badan Normal: IMT berkisar antara 18,5 hingga 24,9.
- Berat Badan Kurang: IMT di bawah 18,5.
Untuk penduduk Asia, termasuk Indonesia, kategori IMT sedikit berbeda:
- Obesitas: IMT lebih dari 25.
- Kelebihan Berat Badan: IMT antara 23 hingga 24,9.
- Berat Badan Normal: IMT berada dalam rentang 18,5 hingga 22,9.
- Berat Badan Kurang: IMT di bawah 18,5.
Baca Juga: Perut Buncit Tanda Obesitas Sentral?
Bahaya Obesitas
Obesitas bukan hanya masalah penampilan, tetapi juga ancaman serius bagi kesehatan. Kelebihan berat badan dapat memicu berbagai penyakit kronis, di antaranya:
1. Diabetes Tipe 2
2. Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi terjadi ketika tekanan darah mengalir dengan kekuatan yang berlebihan melalui pembuluh darah. Obesitas dapat meningkatkan beban kerja jantung yang harus memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh.
Kondisi ini dapat merusak pembuluh darah, meningkatkan risiko serangan jantung, penyakit ginjal, serta meningkatkan kemungkinan kematian. Mengontrol berat badan dapat membantu menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko terkait.
3. Penyakit Jantung
Obesitas berkontribusi pada berbagai masalah jantung, termasuk serangan jantung, gagal jantung, dan aritmia atau gangguan irama jantung. Penurunan berat badan sebanyak 5-10% dapat secara signifikan mengurangi risiko penyakit jantung.
Dengan menurunkan berat badan, beban pada jantung berkurang, serta fungsi jantung dan pembuluh darah membaik.
4. Stroke
Stroke terjadi ketika pasokan darah ke otak terputus, baik akibat penyumbatan maupun pecahnya pembuluh darah di otak atau leher. Obesitas meningkatkan risiko stroke, terutama melalui hipertensi yang merupakan faktor utama penyebab stroke.
5. Sleep Apnea
Sleep apnea adalah gangguan tidur yang ditandai dengan berhentinya pernapasan secara periodik selama tidur. Bahaya obesitas dapat memperburuk sleep apnea, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
Mengelola berat badan dan mendapatkan perawatan untuk sleep apnea dapat membantu mengurangi risiko komplikasi tersebut.
6. Masalah Kehamilan
Bahaya obesitas pada ibu hamil dapat menambah risiko berbagai masalah kesehatan, seperti diabetes gestasional (diabetes yang berkembang selama kehamilan), preeklampsia (peningkatan tekanan darah yang berbahaya), dan kemungkinan perlu operasi caesar. Selain itu, obesitas dapat memperpanjang waktu pemulihan setelah melahirkan dan meningkatkan risiko komplikasi kesehatan bagi ibu dan bayi.
7. Batu Empedu
Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kandung empedu, seperti batu empedu dan kolesistitis. Batu empedu terbentuk ketika empedu mengandung terlalu banyak kolesterol.
Ketidakseimbangan zat dalam empedu ini menyebabkan pembentukan batu empedu yang bisa menyebabkan rasa sakit dan komplikasi lebih lanjut.
8. Penyakit Kanker
Bahaya obesitas berhubungan erat dengan peningkatan risiko berbagai jenis kanker. Ketika sel tubuh membelah tanpa kontrol dan menyebar ke jaringan sekitarnya, ini disebut kanker.
Risiko kanker usus besar dan kanker kelenjar prostat pada pria meningkat, sedangkan wanita berisiko lebih tinggi terkena kanker rahim dan payudara. Obesitas dapat memengaruhi cara tubuh mengolah hormon dan zat-zat lain yang berkontribusi pada perkembangan kanker.
Baca Juga: 10 Bahaya Obesitas yang Perlu Anda Waspadai!
9. Penyakit Ginjal
Kelebihan berat badan dapat menyebabkan diabetes dan tekanan darah tinggi yang merupakan penyebab utama penyakit ginjal. Ketika ginjal tidak dapat berfungsi dengan baik akibat kondisi ini, kemampuannya untuk menyaring darah menurun. Hal ini bisa mengakibatkan penumpukan racun dalam tubuh dan berbagai masalah kesehatan lainnya.
10. Masalah Kesuburan
Obesitas juga berdampak buruk pada kesehatan reproduksi. Wanita dengan kelebihan berat badan mungkin mengalami masalah kesuburan, seperti gangguan menstruasi dan tidak berovulasi (anovulasi).
Kelebihan berat badan dapat memengaruhi siklus hormon dan kesehatan ovarium. Menurunkan berat badan sering kali membantu memperbaiki kesuburan dan meningkatkan peluang untuk hamil.
11. Asma
Obesitas dapat memperburuk asma dengan menambah tekanan pada paru-paru dan saluran pernapasan, serta menyebabkan peradangan sistemik. Kelebihan berat badan membuat pernapasan lebih sulit dan dapat meningkatkan frekuensi serta intensitas serangan asma.
12. Osteoarthritis
Obesitas meningkatkan risiko osteoarthritis karena tambahan berat badan memberi beban lebih pada sendi, seperti lutut dan pinggul. Ini dapat merusak kartilago sendi, menyebabkan rasa sakit, kekakuan, dan penurunan fungsi sendi. Menjaga berat badan yang sehat dapat membantu mengurangi gejala dan kerusakan sendi.
Cara Mencegah Obesitas
Mencegah obesitas sejak dini adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan jangka panjang. Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan:
- Pilih Makanan Sehat: Konsumsi makanan bergizi dan hindari gula, garam, serta lemak berlebihan. Fokus pada buah dan sayur, minimal 5 porsi atau 450 gram per hari.
- Rutin Berolahraga: Lakukan aktivitas fisik selama minimal 30 menit sehari untuk membantu menurunkan atau mempertahankan berat badan.
- Hindari Rokok dan Alkohol: Berhenti merokok dan menghindari alkohol untuk mendukung pengelolaan berat badan yang sehat.
- Konsultasi ke Dokter: Jika IMT Anda melebihi 27, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan panduan dan mendeteksi potensi masalah kesehatan.
Baca Juga: Makanan untuk Penderita Diabetes yang Boleh dan Dilarang
Bila Anda atau orang sekitar Anda memiliki gejala obesitas, segera konsultasikan dengan dokter. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Surya Seftiawan Pratama
Source:
- Healthline. Obesity: What You Need to Know. Diakses 2024.
- American Cancer Society. Find Your Body Mass Index (BMI). Diakses 2024.