Ditulis oleh Tim Konten Medis
Penyebab kanker payudara pada wanita belum dapat diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terkena penyakit ini, termasuk memiliki keluarga dengan riwayat kanker payudara, berusia di atas 50 tahun, merokok, konsumsi alkohol, sampai mengalami gangguan hormon.

Kanker jenis ini dapat terjadi pada siapapun dan kapanpun dengan gejala awal nyeri pada area payudara.
Kanker payudara merupakan penyakit berbahaya yang menyebabkan kematian pada perempuan. Beberapa negara mengklaim bahwa kanker payudara adalah kanker nomor dua pada wanita yang banyak menyebabkan kematian setelah kanker paru-paru. Oleh karena itu, kenali ciri-ciri, penyebab, terapi hingga cara mencegah kanker payudara dalam artikel ini.
Penyebab Kanker Payudara
Penyebab kanker payudara tidak dapat diketahui dengan pasti, tetapi ada beberapa faktor risiko yang dapat berpeluang mengakibatkan penyakit ini. Di antaranya:
1. Berusia di Atas 50 Tahun
Risiko terkena kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Melansir NHS, penyakit ini paling sering terjadi pada wanita berusia di atas 50 tahun atau yang sudah mengalami menopause. Dalam beberapa kasus 8 dari 10 kanker payudara terjadi pada wanita di atas usia 50 tahun.
Baca Juga: Kenali 5 Stadium Kanker Payudara dan Gejalanya
2. Mempunyai Riwayat Keluarga dengan Kanker Payudara
Ketika ada anggota keluarga dekat yang pernah mengalami kanker payudara atau ovarium, kemungkinan terkena penyakit ini juga tinggi. Namun, mengingat kanker payudara adalah jenis kanker paling umum pada wanita, ada kemungkinan bahwa lebih dari satu anggota keluarga dapat terkena secara kebetulan.
Sebagian besar kasus kanker payudara tidak bersifat turun-temurun, tetapi terdapat gen seperti BRCA1 dan BRCA2 yang dapat meningkatkan risiko kanker jenis ini. Kemungkinan gen-gen tersebut diwariskan dari orang tua ke anak. Selain itu, gen-gen seperti TP53 dan CHEK2 juga memiliki kaitan dengan peningkatan risiko terkena kanker payudara.
3. Pernah Terkena Kanker Payudara atau Benjolan Sebelumnya
Jika Anda sebelumnya telah mengalami kanker payudara atau perubahan sel kanker awal yang bersifat non-invasif di saluran susu payudara, risiko terkena kanker ini pun tinggi. Meskipun tidak semua benjolan di payudara tanda kanker, beberapa jenis benjolan tersebut dapat sedikit meningkatkan risiko terkena kanker.
Beberapa perubahan jinak dalam jaringan payudara Anda, seperti sel-sel yang tumbuh secara abnormal dalam saluran (hiperplasia duktal atipikal), atau sel-sel abnormal di dalam lobus payudara (karsinoma lobular in situ) dapat membuat kemungkinan terkena kanker payudara lebih tinggi.
4. Jaringan Payudara Padat
Payudara Anda terdiri dari ribuan kelenjar kecil yang menghasilkan susu. Jaringan kelenjar ini memiliki konsentrasi sel payudara yang lebih tinggi daripada jaringan payudara lainnya sehingga payudara menjadi lebih padat. Wanita dengan jaringan payudara padat mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara karena adanya lebih banyak sel yang berpotensi menjadi kanker.
Jaringan payudara padat juga dapat menyulitkan pembacaan hasil mamogram karena benjolan atau area jaringan abnormal lebih sulit terdeteksi. Pada umumnya, payudara wanita muda cenderung lebih padat. Namun, seiring bertambahnya usia, jumlah kelenjar dalam payudara berkurang dan digantikan oleh lemak, sehingga payudara menjadi kurang padat.

Obesitas dapat menghasilkan estrogen tambahan yang dapat merangsang pertumbuhan sel-sel kanker dalam payudara.
5. Paparan Hormon Estrogen Tinggi
Hormon estrogen pada wanita terkadang dapat merangsang dan menyebabkan pertumbuhan sel kanker payudara. Hal ini karena ovarium yang merupakan tempat sel telur Anda disimpan, mulai memproduksi estrogen ketika memasuki masa pubertas untuk mengatur siklus menstruasi. Risiko Anda terkena kanker payudara mungkin sedikit meningkat dengan jumlah estrogen yang tubuh alami.
Misalnya, jika Anda mulai haid pada usia muda dan menopause terjadi lebih lambat dari biasanya, tubuh akan lebih banyak terpapar estrogen selama waktu yang lebih lama. Begitu juga, ketika tidak memiliki anak atau melahirkan anak pada usia lebih tua sedikit meningkatkan risiko Anda terkena kanker payudara. Hal ini karena kadar estrogen dalam tubuh tidak terganggu oleh kehamilan.
Baca Juga: 10 Ciri-Ciri Kanker Payudara Stadium Awal hingga Ganas
6. Terapi Penggantian Hormon (HRT)
Terapi penggantian hormon (HRT) dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara. Semua jenis HRT, kecuali estrogen vagina dapat meningkatkan risiko ini. Tetapi, jika Anda menggunakan HRT kurang dari 1 tahun, tidak ada peningkatan risiko kanker payudara yang terdeteksi.
Namun, bila penggunaan HRT berlangsung lebih dari 1 tahun, risiko Anda terkena kanker payudara akan meningkat dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan HRT sama sekali. Meskipun risiko ini akan berkurang setelah Anda berhenti menggunakan HRT, namun risiko tersebut masih ada selama lebih dari 10 tahun setelah penghentian, jika dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah menggunakan HRT.
7. Memakai Pil Kontrasepsi
Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang menggunakan pil kontrasepsi memiliki sedikit peningkatan risiko terkena kanker payudara. Namun, risiko tersebut mulai menurun setelah Anda berhenti mengonsumsi pil, dan risiko kanker payudara Anda kembali normal 10 tahun setelah berhenti.
8. Obesitas
Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara, terutama setelah mengalami menopause. Hal ini karena jaringan lemak yang berlebihan dapat menghasilkan estrogen tambahan yang dapat merangsang pertumbuhan sel-sel kanker dalam payudara.
9. Konsumsi Alkohol
Minum alkohol secara teratur juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara. Semakin banyak alkohol yang dikonsumsi, semakin tinggi risikonya. Alkohol dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh, termasuk meningkatkan kadar estrogen, yang kemudian dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
10. Terpapar Radiasi
Radiasi adalah energi dalam bentuk gelombang atau partikel yang dapat menyebabkan perubahan pada sel-sel tubuh manusia. Paparan radiasi tertentu, seperti sinar-X dan CT scan, dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara.
Ketika tubuh terpapar radiasi, sel-sel dalam jaringan payudara dapat mengalami kerusakan DNA. Jika kerusakan ini tidak diperbaiki dengan benar oleh sistem tubuh, hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak terkendali, yang pada akhirnya dapat berkembang menjadi kanker.
Baca juga: Kemoterapi Kanker Payudara, Seperti Apa Prosedurnya?
Konsultasi Penyakit Kanker ke Dokter
Konsultasi dengan dokter sangat penting bagi siapa pun yang memiliki kekhawatiran atau gejala yang terkait dengan kanker payudara. Ini termasuk perubahan pada payudara seperti benjolan yang tidak normal, perubahan bentuk atau ukuran payudara, rasa nyeri yang tidak wajar, atau perubahan pada kulit payudara seperti kemerahan atau pembengkakan.
Anda bisa mengunjungi Ciputra Hospital terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Ciputra Hospital menyediakan beragam layanan kesehatan mulai dari konsultasi dengan dokter umum hingga Medical Check Up (MCU). Anda dapat memeriksa jadwal dokter di Ciputra Hospital dan membuat janji lebih mudah dan cepat melalui layanan WhatsApp. Mari percayakan kesehatan Anda dan keluarga Anda di Ciputra Hospital!
Telah direview oleh Dr Sony Prabowo, MARS
Source
- American Cancer Society. Can I Lower My Risk of Breast Cancer?. Diakses 2024.
- City of Hope. What Are The Signs and Symptoms of Breast Cancer?. Diakses 2024.
- National Health Services. Causes Breast Cancer in Women. Diakses 2024.