Ditulis oleh Tim Konten Medis
Siklus menstruasi wanita (women cycle) terbagi menjadi beberapa fase, yaitu fase menstruasi, fase folikuler, fase ovulasi, dan fase luteal. Siklus menstruasi wanita (women cycle) dipengaruhi oleh beberapa hormon penting dalam tubuh. Yuk, simak ulasan lengkapnya dibawah ini.
Ketika menstruasi tak jarang wanita mengalami kram di perut bagian bawah dan punggung.
Siklus Menstruasi Wanita
Menstruasi adalah hal umum yang dialami oleh semua wanita. Menstruasi merupakan siklus normal bulanan pada wanita yang ditandai dengan keluarnya darah dari vagina. Selama siklus menstruasi wanita (women cycle), tubuh sedang mempersiapkan kehamilan saat terjadi pembuahan. Jika selama siklus ini tidak terjadi pembuahan, maka lapisan dinding rahim akan mengalami peluruhan dan keluar bersama dengan darah dari vagina.
Umumnya, siklus menstruasi normal pada wanita rata-rata terjadi setiap 28 hari. Namun, setiap wanita dapat memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda. Kebanyakan, wanita akan mengalami menstruasi pertama mereka antara usia 12-14 tahun. Tetapi, beberapa orang bisa mengalami menstruasi lebih awal atau lebih lambat dari itu. Tidak dapat diketahui pasti kapan menstruasi terjadi, namun Anda akan merasakan gejala menstruasi beberapa hari sebelum terjadi.
Wanita akan berhenti mengalami menstruasi saat memasuki masa menopause. Masa menopause wanita biasanya antara usia 45-55 tahun. Jika hingga usia 16 tahun Anda tidak mengalami menstruasi. Ada baiknya mengunjungi dokter untuk berkonsultasi tentang kondisi Anda untuk mencari tahu apakah terdapat masalah pada sistem reproduksi Anda.
Baca Juga: 5 Cara agar Menstruasi Teratur
Fase-Fase Menstruasi
Meski dialami secara rutin,namun masih banyak wanita yang belum mengetahui fase-fase menstruasinya. Fase-fase menstruasi dibagi menjadi empat, antara lain:
a. Fase Menstruasi
Fase menstruasi adalah fase pertama dalam siklus menstruasi. Fase ini biasanya berlangsung dari hari pertama hingga hari kelima. Fase menstruasi ditandai dengan peluruhan lapisan rahim dari vagina ketika tidak terjadi pembuahan pada sel telur. Umumnya, pendarahan pada fase ini terjadi selama tiga hingga lima hari. Namun, jika terjadi hanya dua hingga tujuh hari, kondisi tersebut masih tergolong normal. Pada fase ini, wanita biasanya akan merasakan nyeri akibat kontraksi pada rahim saat terjadi peluruhan.
b. Fase Folikuler
Fase folikuler terjadi dari hari ke-6 hingga ke-14. Pada fase ini, hormon estrogen akan meningkat dan membuat lapisan rahim berkembang dan menebal. Pada fase folikuler, hari ke-10 hingga ke-14 salah satu folikel akan menghasilkan sel telur yang matang.
c. Fase Ovulasi
Fase ovulasi akan terjadi kira-kira pada hari ke-14. Pada fase ovulasi, sel telur siap untuk dibuahi oleh sperma. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan hormon pelutein. Sel telur yang telah dilepaskan akan berpindah ke tuba falopi dan menempel pada dinding rahim. Jika sel telur tidak dibuahi, maka akan melebur dalam kurun waktu 24 jam setelah terjadinya fase ovulasi. Pada fase ovulasi, vagina akan mengeluarkan cairan semacam lendir dari leher rahim.
d. Fase Luteal
Fase luteal berlangsung dari hari ke-15 hingga ke-28. Pada fase ini, sel telur yang telah dilepaskan dari ovarium akan bergerak dari tuba falopi ke rahim. Tingkat hormon progesteron akan meningkat untuk mempersiapkan lapisan rahim untuk kehamilan. Jika sel telur dibuahi oleh sperma dan menempel pada dinding rahim, maka akan terjadi kehamilan. Sebaliknya, jika kehamilan tidak terjadi, kadar estrogen dan progesteron akan menurun dan menyebabkan peluruhan dan memasuki periode menstruasi.
Baca Juga: Cara Mencegah dan Mengobati Keputihan
Proses Terjadinya Menstruasi dan Hormon yang Berperan
Selama siklus menstruasi, proses terjadinya menstruasi akan diatur oleh beberapa hormon. Hormon yang berperan selama menstruasi antara lain:
a. Progesteron
Hormon progesteron berperan untuk menjaga siklus menstruasi dan kehamilan. Selain itu, hormon ini juga berperan dalam penebalan lapisan dinding rahim sebelum kehamilan terjadi. Hormon progesteron diproduksi oleh ovarium.
b. Estrogen
Hormon estrogen berperan untuk memulihkan kembali lapisan dinding rahim saat sel telur tidak dibuahi Selain itu, hormon estrogen juga berperan dalam pembentukan tubuh remaja wanita selama masa pubertas. Hormon estrogen diproduksi di ovarium.
c. Gonadotropin
Hormon gonadotropim berperan untuk merangsang tubuh agar menghasilkan hormon yang merangsang folikel dan pelutein. Hormon gonadotropin di produksi oleh otak.
d. Luteinizing (Pelutein)
Hormon luteinizing berperan merangsang ovarium untuk menghasilkan sel telur dan proses ovulasi. Jika terjadi pembuahan, maka Hormon luteinizing akan merangsang corpus luteum untuk menghasilkan progesteron.
e. Hormon folikel
Hormon folikel berperan untuk membantu sel telur matang dan siap untuk dilepaskan. Hormon ini diproduksi oleh otak, tepatnya di kelenjar pituitari.
Timbulnya jerawat menjadi salah satu gejala menstruasi.
Apa Saja Gejala Terjadinya Menstruasi?
Selama siklus menstruasi, akan terjadi perubahan kadar hormon pada tubuh wanita. Adanya perubahan kadar hormon ini akan mempengaruhi banyak hal dalam diri wanita, termasuk emosi dan fisik. Selain itu, gejala menstruasi yang normal terjadi meliputi:
- Mengalami pendarahan
- Kesulitan tidur saat malam hari
- Mengalami kram di perut bagian bawah dan punggung
- Tumbuhnya jerawat
- Perubahan suasana hati dan lebih sensitif
- Perut terasa kembung
- Mengalami sakit kepala dan kelelahan
- Mengidam makanan
- Mengalami sembelit
- Bertambahnya berat badan
- Nyeri pada payudara
- Keputihan
Bagi beberapa wanita, gejala menstruasi akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Akibatnya, banyak dari mereka yang harus melakukan istirahat penuh dari segala aktivitasnya. Namun, Anda tidak perlu khawatir, umumnya gejala menstruasi akan hilang setelah 4-5 hari.
Haid yang Sehat Seperti Apa?
Haid yang sehat adalah saat menstruasi datang setiap 25 sampai 35 hari, atau kapan saja namun tetap di antara rentang waktu tersebut. Jika kurang dari itu, maka ada kemungkinan Anda memiliki permasalahan dalam siklus menstruasi Anda. Selanjutnya, haid yang normal ditandai dengan waktu ovulasi yang selalu datang di hari ke-14, tepatnya di pertengahan siklus menstruasi. Selain itu, masih terdapat beberapa hal yang menjadi tanda bahwa haid Anda sehat, yaitu:
a. Warna Darah Selama Haid
Haid yang sehat ditandai dengan keluarnya darah yang berwarna merah cerah. Darah yang berwarna cerah menandakan bahwa aliran darah Anda normal. Sebaliknya, jika darah yang keluar berwarna merah gelap, coklat, atau berbentuk gumpalan. Maka ini bisa menjadi tanda adanya masalah pada sirkulasi rahim Anda. Selain itu, kondisi ini juga bisa terjadi saat hormon dalam tubuh tidak seimbang.
b. Mengalami Keputihan
Keputihan normalnya akan dialami oleh wanita beberapa hari menjelang siklus menstruasi datang. Keputihan yang normal ditandai dengan cairan berwarna putih, bening, kental dan lengket serta tidak memunculkan bau.
c. Munculnya Gejala
Haid yang normal selalu dimulai dengan munculnya gejala menjelang haid dan akan berhenti saat hari pertama haid. Namun, saat gejala yang muncul menunjukkan kondisi tidak normal dari haid sebelumnya. Maka Anda perlu khawatir dengan hal tersebut. Sebab, bisa saja itu adalah pertanda adanya masalah pada siklus haid Anda.
Berapa Hari Menstruasi yang Normal?
Menstruasi normalnya akan terjadi selama 3-7 hari. Namun, setiap orang akan berbeda-beda mengenai hal ini. Ada wanita yang mengalami haid hanya selama 2 hari saja. Selain itu, berapa hari wanita mengalami menstruasi juga tergantung pada jumlah darah yang dikeluarkan. Jika menstruasi terjadi hanya 2 hari, itu menandakan bahwa jumlah darah yang dikeluarkan banyak. Jika menstruasi masih terus terjadi dalam kurun waktu lama dan tidak usai. Kondisi tersebut bisa saja akibat efek penggunaan pil KB, atau penyakit tiroid, dan obesitas.
Siklus menstruasi wanita akan berbeda-beda setiap orang. Gejala menstruasi atau haid yang dirasakan juga berbeda setiap orangnya. Jika mencurigai adanya hal yang tidak normal pada siklus menstruasi Anda. Segera pergi ke dokter untuk mendapatkan penanganan medis. Sekian ulasan mengenai siklus menstruasi wanita. Semoga bermanfaat.
Telah direview oleh dr. Stanislaus Hatta
Source: