Buat janji Ciputra HospitalWhatsapp Ciputra Hospital

Rumah Sakit Terbaik Berstandarisasi Internasional | Ciputra Hospital

  • Home
  • Rumah Sakit
    • CitraRaya Tangerang
    • CitraGarden City Jakarta
    • Ciputra Mitra Hospital Banjarmasin
    • Ciputra Hospital Surabaya
  • Fasilitas & Layanan
  • Center of Excellence
  • Cari Dokter
  • Artikel
  • Home
  • Artikel Kesehatan
  • Fakta Medis Hipertensi: Kenali Penyebab dan Gejalanya
Defara
Senin, 01 April 2024 / Published in Artikel Kesehatan

Fakta Medis Hipertensi: Kenali Penyebab dan Gejalanya

Ditulis oleh Tim Konten Medis

Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit yang ditandai dengan tekanan darah lebih dari batas normal. Seseorang dapat dikatakan hipertensi bila tekanan darahnya di atas 140/90 mmHg. Penyakit ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari genetik hingga pola hidup tidak sehat.

Fakta Medis Hipertensi: Kenali Penyebab dan Gejalanya

Gejala hipertensi berupa sakit kepala.

Hipertensi sudah menjadi masalah kesehatan yang umum di Indonesia, di mana penyakit ini menduduki peringkat ke 3 penyebab kematian tertinggi. Sebagian besar masyarakat masih enggan untuk melakukan pemeriksaan dikarenakan merasa tidak ada masalah pada tubuh mereka.

Padahal, tanpa disadari penyakit ini sering kali tidak menunjukkan gejala sehingga penangannya terlambat. Untuk itu, yuk ketahui apa itu hipertensi! Apakah menyebabkan kematian? Simak penjelasannya di bawah ini. 

Daftar Isi

Toggle
  • Apa Itu Hipertensi?
  • Penyebab Hipertensi
    • 1. Hipertensi Primer (Essensial)
    • 2. Hipertensi Sekunder
  • Faktor-faktor Risiko Hipertensi
    • 1. Keturunan
    • 2. Usia
    • 3. Kurangnya Aktivitas Fisik
    • 4. Jenis Kelamin
    • 5. Pola Makan
    • 6. Stres
    • 7. Kelebihan Berat Badan
  • Gejala Hipertensi
  • Diagnosis Hipertensi
  • Komplikasi Hipertensi 
  • Cara Mengatasi Hipertensi
    • 1. Olahraga Teratur
    • 2. Kurangi Asupan Natrium
    • 3. Mengatur Pola Makan
    • 4. Kurangi Stres
    • 5. Obat-Obatan
  • Cara Mencegah Hipertensi 
  • Pengobatan Hipertensi ke Dokter 

Apa Itu Hipertensi?

Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah berada di atas normal. Tekanan darah seseorang normalnya setara atau kurang dari 120/80 mmHg. Jika tekanan darah di atas 140/90 mmHg maka dapat mengalami hipertensi.

Penyebab utama tekanan darah tinggi seringkali tidak jelas, tetapi faktor risiko yang berkontribusi termasuk gaya hidup tidak sehat.

Gejala hipertensi juga jarang terlihat sehingga dapat mengundang penyakit lain yang berbahaya untuk menyerang tubuh kita seperti jantung, ginjal, diabetes, dan stroke. Masalah yang timbul tersebut terjadi bila tekanan darah tidak terkontrol dalam skala berkepanjangan.

Penanganan tekanan darah tinggi melibatkan perubahan gaya hidup yang sehat serta dalam beberapa kasus, penggunaan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter. 

Baca Juga: Penyebab Hipertensi Usia Muda yang Wajib Diwaspadai

Penyebab Hipertensi

Penyebab hipertensi tergantung pada jenis penyakitnya. Ada 2 jenis hipertensi, di antaranya:

1. Hipertensi Primer (Essensial)

Hipertensi primer adalah jenis penyakit yang paling umum terjadi di antara populasi. Meskipun telah banyak penelitian, para ahli belum mengetahui penyebab pasti tekanan darah tinggi primer.

Namun, beberapa faktor risiko yang dapat berkontribusi, yaitu riwayat keluarga hipertensi, gaya hidup yang tidak sehat seperti pola makan tidak seimbang, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi alkohol berlebihan, serta kebiasaan merokok.

Selain itu, faktor-faktor seperti usia dan genetika juga memainkan peran penting dalam perkembangan tekanan darah tinggi primer.

2. Hipertensi Sekunder

Di sisi lain, tekanan darah tinggi sekunder lebih jarang terjadi dan biasanya memiliki penyebab yang dapat diidentifikasi.

Dalam kasus hipertensi sekunder, peningkatan tekanan darah terjadi karena kondisi medis atau situasi spesifik tertentu. Contohnya, gangguan pada organ tubuh seperti ginjal dapat menyebabkan hipertensi sekunder.

Penyakit ginjal kronis atau adanya masalah struktural pada ginjal, seperti penyumbatan arteri renal dapat menjadi penyebabnya. Selain itu, gangguan hormonal seperti hipertiroidisme atau hipotiroidisme, serta gangguan kelenjar adrenal seperti pembesaran kelenjar adrenal atau tumor adrenal, juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi sekunder.

Selain faktor-faktor tersebut, gangguan tidur, seperti sleep apnea dan penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat menjadi penyebab hipertensi sekunder yang perlu Anda perhatikan secara khusus.

Faktor-faktor Risiko Hipertensi

Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena hipertensi, yaitu:

1. Keturunan

Pada berbagai penyakit, faktor keturunan sangatlah kuat dampaknya. Jika orang tua memiliki riwayat tekanan darah tinggi, anaknya pun berisiko terkena penyakit tersebut. 

2. Usia

Usia yang terus bertambah akan mengalami penurunan fungsi organ-organ tubuh. Salah satunya terjadi penurunan elastisitas pembuluh darah yang cenderung menyempit sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan darah.

3. Kurangnya Aktivitas Fisik

Terlalu lama duduk, sering begadang, dan jarang berolahraga akan mengakibatkan pembuluh-pembuluh darah maupun otot pada tubuh menjadi kaku sehingga cenderung meningkatkan risiko penyumbatan di arteri.

4. Jenis Kelamin

Perbedaan jenis kelamin juga memengaruhi risiko terjadinya hipertensi. Namun, risiko akan meningkat lebih tinggi pada pria di atas 45 tahun, lebih berisiko, dan wanita lebih berisiko pada dengan usia diatas 64 tahun.

5. Pola Makan

Dalam hal penyakit ini pola makan turut berperan penting. Konsumsi junk food yang mengandung tinggi lemak, gula, garam, serta rendah akan serat dapat mengganggu kesehatan bila Anda mengonsumsinya terus-menerus. Diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah dan meningkatkan efektivitas obat tekanan darah tinggi.

Baca Juga: Puasa Bagi penderita Hipertensi Begini Cara Amannya

6. Stres

Stres dapat memicu peningkatan hormon adrenalin yang sebenarnya memiliki manfaat untuk tubuh. Namun, stress berkepanjangan akan meningkatkan produksi hormon adrenal dalam jumlah berlebih sehingga menyebabkan tekanan darah meningkat.

7. Kelebihan Berat Badan

Kelebihan berat badan terjadi karena adanya lemak berlebih dalam tubuh akan meningkatkan timbulnya plak yang akan menghambat laju aliran darah. Akibatnya, jantung akan bekerja lebih keras untuk memompa darah hingga mengakibatkan peningkatan tekanan darah.

Gejala Hipertensi

Tekanan darah tinggi umumnya tidak menimbulkan gejala yang berarti. Namun, jika tekanan darah naik melebihi batas normal, umumnya Anda akan merasakan gejala seperti: 

  • Sering sakit kepala dan pusing
  • Pendarahan di hidung
  • Mual dengan gejala muntah-muntah
  • Kelelahan
  • Mudah marah
  • Pandangan kabur

Pada tekanan darah tinggi berat atau menahun gejala yang timbul lebih parah meliputi kerusakan penglihatan, kerusakan organ-organ tubuh, kejang-kejang dan yang paling parah terjadinya koma.

Diagnosis Hipertensi

Dokter akan mengajukan pertanyaan tentang gejala hingga riwayat kesehatan pasien maupun keluarga. Dokter juga akan menanyakan gaya hidup pasien, seperti kebiasaan konsumsi alkohol atau merokok.

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, seperti pernapasan, detak jantung, dan tekanan darah. 

Dilansir dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC), hasil pengukuran tekanan darah kemudian terbagi ke dalam tingkat sebagai berikut:

  • Normal, jika tekanan darah berada di bawah 120/80 mmHg.
  • Prahipertensi, untuk tekanan darah sistolik antara 120-129 mmHg tetapi tekanan darah diastolik kurang dari 80 mmHg.
  • Hipertensi Tingkat 1, untuk tekanan darah sistolik antara 130-139 mmHg dan/atau diastolik antara 80-89 mmHg.
  • Hipertensi Tingkat 2, jika tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan/atau diastolik lebih dari 90 mmHg.

Bila pasien terkonfirmasi mengalami hipertensi, dokter akan mencari tahu penyebab tekanan darah tinggi dengan melakukan beberapa tes, seperti:

  • Pemeriksaan fungsi ginjal.
  • USG ginjal untuk melihat kondisi ginjal.
  • Pemeriksaan kadar kolesterol dan gula darah untuk mengidentifikasi faktor risiko hipertensi.
  • Uji urin untuk menilai fungsi ginjal dan kadar hormon kortisol.
  • CT scan ginjal untuk mendapatkan gambaran lebih rinci tentang kondisi ginjal dan kelenjar adrenal.
  • Elektrokardiogram untuk mengevaluasi aktivitas listrik jantung.
  • Ekokardiogram untuk memeriksa katup jantung dan fungsi pompa jantung.

Komplikasi Hipertensi 

Jika tekanan darah tinggi tidak mendapatkan penanganan cepat dan tepat, akan menimbulkan beberapa masalah kesehatan yang lebih parah. Di antaranya: 

  • Serangan jantung.
  • Stroke.
  • Gagal jantung.
  • Kerusakan ginjal.
  • Gangguan penglihatan atau kebutaan.
  • Aneurisma aorta.
  • Penyakit arteri perifer.
  • Demensia.

Cara Mengatasi Hipertensi

Cara mengatasi tekanan darah tinggi tergantung pada penyebab yang mendasarinya, kondisi pasien, dan tingkat keparahan. Apabila penyakit ini terdeteksi pada tahap awal dan sejak dini sehingga memiliki potensi lebih besar untuk sembuh. 

Secara umum, berikut beberapa cara mengatasi hipertensi adalah:

1. Olahraga Teratur

Olahraga secara rutin merupakan cara ampuh untuk mencegah hipertensi. Dengan berolahraga, kinerja jantung dalam memompa darah lebih optimal sehingga metabolisme meningkat dan aliran darah pun lancar.

Pada penderita tekanan darah tinggi baiknya melakukan olahraga ringan seperti jalan cepat, jogging, atau bersepeda selama 30-60menit/hari sebanyak 3kali dalam seminggu. Cara ini akan membantu penurunan tekanan darah. 

2. Kurangi Asupan Natrium

Kandungan natrium pada garam dapat menyebabkan tubuh menahan cairan sehingga berdampak pada tekanan darah yang meningkat. Direkomendasikan untuk asupan natrium tidak lebih dari 1.500 mg/hari.

Baca Juga: 10 Cara Mengobati Hipertensi yang Aman dan Ampuh

3. Mengatur Pola Makan

Pada penderita tekanan darah tinggi, pola makan haruslah di atur karena ada beberapa makanan yang dapat memicu peningkatan tekanan darah. Sebaiknya, konsumsi makanan yang banyak mengandung kalium, magnesium dan kalsium.

Ditambah lagi dengan sayur dan buah-buah yang kaya akan serat seperti, pisang, tomat,sayuran hijau, kacang-kacangan, wortel, melon dan masih banyak lagi. Menu makan tersebut sangat membantu mengontrol tekanan darah.

4. Kurangi Stres

Stres yang berkepanjang dapat meningkatkan hormon adrenalin. Hormon ini bisa meningkatkan tekanan darah yang merupakan faktor risiko tekanan darah tinggi.

Anda bisa mengelola stres dengan berbagai aktivitasi, seperti yoga, meditasi, rekreasi, atau melakukan hal-hal yang Anda sukai.

5. Obat-Obatan

Selain mengubah gaya hidup, obat-obatan untuk membantu proses pemulihan. Dokter umumnya akan meresepkan beberapa obat yang bekerja mengendalikan tekanan darah dan mengurangi gejala yang timbul.

Baca juga: Olahraga untuk Penderita Tekanan Darah Tinggi

Cara Mencegah Hipertensi 

Untuk mencegah penyakit tekanan darah tinggi, ada beberapa tindakan yang perlu Anda lakukan, seperti:

  • Terapkan pola makan sehat
  • Berolahraga secara teratur
  • Menjaga berat badan ideal
  • Mengurangi konsumsi garam dan sodium
  • Meminimalkan konsumsi alkohol
  • Mengelola stres dengan baik
  • Berhenti merokok
  • Rutin memeriksakan tekanan darah dan kesehatan secara berkala

Pengobatan Hipertensi ke Dokter 

Hipertensi merupakan kondisi medis yang sering kali tidak menimbulkan gejala yang jelas. Namun, dalam beberapa kasus, seseorang mungkin mengalami sakit kepala yang parah, pusing, sesak napas, atau gangguan penglihatan.

Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut atau memiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi, segera kunjungi Ciputra Hospital terdekat untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Di Ciputra Hospital, Anda dapat memeriksa berbagai layanan kesehatan mulai dari konsultasi dokter umum hingga Medical Check Up (MCU). Anda juga dapat mengecek jadwal dokter dan membuat janji konsultasi dengan lebih mudah dan cepat melalui layanan WhatsApp. Mari jaga dan periksa kondisi kesehatan seluruh keluarga di Ciputra Hospital!

Telah direview oleh dr Jovita

Source:

  • MayoClinic. High Blood Pressure (Hypertension). April 2024.

Diperbarui pada 1 April 2024

Artikel Terkait

  • Brokoli akanan Penambah Darah yang Aman untuk Lambung
    7 Makanan Penambah Darah yang Aman untuk Lambung, Bantu Menetralkan
  • Penyebab Penyakit Kelainan Darah
    Apa itu Penyakit Kelainan Darah?
  • Makanan Penyebab BAB Berdarah yang Perlu Dibatasi
    Hati-hati! Ini 8 Makanan Penyebab BAB Berdarah yang Sebaik Dihindari
  • Perbedaan Darah Rendah dan Darah Tinggi, Mana yang Lebih Bahaya?
    Jangan Keliru! Ini Perbedaan Darah Rendah dan Darah Tinggi
  • Demam Berdarah: Gejala, Pengobatan Hingga Pencegahan
    Penyakit Demam Berdarah (DBD): Penyebab, Gejala & Pengobatan
Tagged under: Gangguan Penyakit

Artikel Terkait

  • Brokoli akanan Penambah Darah yang Aman untuk Lambung
    7 Makanan Penambah Darah yang Aman untuk Lambung, Bantu Menetralkan
  • Penyebab Penyakit Kelainan Darah
    Apa itu Penyakit Kelainan Darah?
  • Makanan Penyebab BAB Berdarah yang Perlu Dibatasi
    Hati-hati! Ini 8 Makanan Penyebab BAB Berdarah yang Sebaik Dihindari
  • Perbedaan Darah Rendah dan Darah Tinggi, Mana yang Lebih Bahaya?
    Jangan Keliru! Ini Perbedaan Darah Rendah dan Darah Tinggi
  • Demam Berdarah: Gejala, Pengobatan Hingga Pencegahan
    Penyakit Demam Berdarah (DBD): Penyebab, Gejala & Pengobatan

Ciputra Hospital

Ciputra Hospital menyediakan layanan kesehatan berkualitas tinggi dengan fasilitas teknologi canggih.

Unit Rumah Sakit:

Ciputra Hospital – CitraRaya Tangerang
Ciputra Hospital – CitraGarden City Jakarta
Ciputra Mitra Hospital Banjarmasin
Ciputra Hospital Surabaya

Unit Klinik:

Ciputra Medical Center
Ciputra SMG Eye Clinic
C Derma
Ciputra IVF

Lokasi Kami:

CitraRaya – Tangerang
CitraGarden – Jakarta
Banjarmasin
Surabaya

  • GET SOCIAL

© 2024 All rights reserved. Ciputra Hospital

TOP