Ditulis oleh Tim Konten Medis
Mengkonsumsi minuman beralkohol memang akan memberikan efek rasa rileks dan rasa hangat pada tubuh. Akan tetapi tapi jika diminum secara berlebihan dan terlalu sering dapat beresiko menimbulkan penyakit, diantaranya pada liver (hati), apa harus cek fungsi hati?.
Ada beberapa gejala kerusakan hati seperti: lelah, lesu dan kehilangan energi, menurunnya berat badan, ikterus (kulit dan mata kuning), kehabisan cairan tubuh (urin berwarna gelap dan feses berwarna keabuan terang), gejala sindrom nefritis (bengkak di sekitar mata, perut dan kaki), rasa mual, muntah, diare dan sakit perut.
Bagi Anda penikmat minuman beralkohol, mungkin sudah saatnya untuk melakukan tes fungsi hati (liver) untuk mengetahui kondisi kesehatan organ hati anda.
Berikut adalah beberapa tes yang dapat Anda lakukan untuk mengecek fungsi hati:
1. Tes kadar alanine aminotransferase (ALT)
Alanine transaminase (ALT) merupakan enzim yang terdapat pada sel – sel hati untuk memetabolisme protein. Ketika organ hati mengalami kerusakan atau matinya sel – sel hati, maka ALT akan bocor dan dilepaskan ke dalam darah dalam jumlah yang banyak. Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) yang merupakan enzim hati akan bertambah jumlahnya ketika liver dalam keadaan rusak.
Pada umumnya, ALT terdapat dalam aliran darah akan tetapi dalam kadar yang rendah antara 5 sampai 60 IU/L (International Units per Liter). Semua jenis hepatitis (virus, alkoholik, dipicu obat) memicu peningkatan kadar ALT dalam darah. Hasil ALT yang tinggi pada tes ini dapat menjadi tanda kerusakan pada hati.
2.Tes kadar aspartate aminotransferase (AST)
Aspartate aminotransferase (AST) adalah enzim mitokondria yang terdapat pada beberapa bagian tubuh seperti jantung, hati, dan otot. Kebanyakan kasus kerusakan pada hati, kadar ALT dan AST sama – sama meningkat dengan perbandingan 1:1.
Dokter akan menggunakan rasip ALT/AST dalam mendiagnosa fungsi hati. Rentang normal kadar aspartate aminotransferase dalam darah adalah 5 sampai 43 IU/L. Serum Glutamic Pyruvate Transaminase (SGPT) merupaka enzim hati yang keluar saat liver dalam keadaan rusak.
3. Tes kadar Alkaline phosphatase (ALP)
Alkaline phosphatase (ALP) merupakan enzim yang dapat ditemukan di tulang, usus, ginjal, plasenta, saluran empedu dan hati. Kondisi sirosis, kanker hati, sclerosing cholangitis dan tersumbatnya saluran empedu menjadi penyebab meningkatnya kadar ALP.
Akan tetapi, pada anak – anak dan remaja, kadar ALP yang tinggi dapat dikarenakan kondisi tulang mereka yang sedang mengalami masa pertumbuhan. Ditambah lagi, kondisi kehamilan akan mingkatkan kadar ALP yang tinggi. Kadar normal alkaline phosphatase (ALP) dalam darah adalah 30 sampai 115 IU/L
4. Tes kadar Bilirubin
Sel – sel darah merah yang mati karena usia akan menghasilkan cairan berwarna kuning yang disebut dengan bilirubin. Kemudian, hati menyaring sel – sel darah merah tersebut yang disebut dengan konjugasi (proses modifikasi kimiawi) dan setelah itu dilepaskan ke empedu. Bilirubin akan melewati hati sebelum dieskresikan melalui tinja, oleh karena itulah tinja memiliki warna kuning.
Fungsi hati yang rusak tidak dapat memproses bilirubin dengan baik yang menyebabkan kadar bilirubin dalam darah juga ikut meningkat. Bocornya bilirubin ke dalam darah akan memicu penyakit kuning (jaundice) yang dapat dikenali dengan menguningnya warna mata dan kulit serta warna urin yang gelap dan tinja yang berwarna terang.
Kadar bilirubin yang normal adalah 0,20 sampai 1,50 mg/dl (miligram per deciliter).
5. Tes kadar Albumin
Albumin diproduksi oleh hati dan merupakan protein yang paling banyak terdapat dalam aliran darah. Ada beberapa dungsi dari albumin seperti memberikan nutrisi pada jaringan tubuh, mengangkut hormon, vitamin dan zat lainnya ke seluruh tubuh, dan menghentikan kebocoran cairan dari pembuluh darah.
Tes albumin merupakan tes kesehatan fungsi hati / cek fungsi hati yang dapat diandalkan dan termasuk kategori terjangkau. Sama seperti tes yang sebelumnya, jika kadar albumin yang di dapat termasuk dalam kategori rendah, maka hati dalam kondisi yang tidak sehat.
Reviewed by dr. Ditta
Source: