Ditulis oleh Tim Konten Medis
Gangguan tidur apnea menyebabkan pernapasan berhenti sementara untuk beberapa kali saat sedang tidur. Kondisi ini menyebabkan tubuh kekurangan oksigen. Gangguan tidur apnea dapat menyerang siapa saja. Apa saja faktor risiko gangguan tidur apnea? Simak ulasannya di sini.
Salah satu gejala sleep apnea yang penderita rasakan ialah mengalami sakit kepala.
Gangguan Tidur Apnea
Gangguan tidur apnea adalah gangguan yang menyebabkan pernapasan berhenti sementara saat kondisi tidur. Pernapasan yang berhenti dapat terjadi berulang kali. Akibatnya, oksigen ke otak menjadi berkurang. Jika hal ini tidak segera ditangani, nantinya dapat menimbulkan komplikasi serius.
Gejala Sleep Apnea
Seseorang dengan sleep apnea tidak akan menyadari bahwa dirinya memiliki gangguan tersebut karena gejala utama ditandai dengan mengorok yang dilanjutkan dengan henti nafas saat sedang tidur. Meski demikian, terdapat gejala lain yang dapat diamati, yaitu:
- Hampir selalu merasa kelelahan saat bangun tidur
- Seringkali merasa kantuk di siang hari
- Mulut selalu kering saat baru bangun tidur
- Sakit tenggorokan saat bangun tidur
- Mengalami gangguan depresi atau kecemasan akibat rasa Lelah yang berkepanjangan
- Keringat malam
- Susah tidur atau mengalami insomnia
- Kesulitan berkonsentrasi
- Bangun beberapa kali saat tidur malam sekalipun tidak ingin buang air kecil
- Mengalami sakit kepala
- Penurunan libido dan disfungsi ereksi pada laki-laki
Penyebab Apnea Tidur
Penyebab apnea tidur setiap orang berbeda-beda. Salah satunya adalah kelahiran prematur. Selain itu, penyebab apnea tidur antara lain:
1. Apnea Tidur Obstruktif
Jika otot-otot di bagian belakang tenggorokan mengendur, apnea tidur obstruktif dapat terjadi. Saat otot mengendur, saluran pernapasan akan menyempit dan menutup saat menarik napas. Hal ini akan menghalangi udara yang masuk dan menurunkan kadar oksigen dalam otak. Kondisi tersebut membuat otak tidak mampu bekerja secara optimal. Akibatnya, Anda akan terbangun beberapa kali untuk membuka kembali saluran pernapasan yang terhambat. Jika terjadi berulang kali, hal itu akan mengganggu Anda untuk bisa tidur nyenyak.
2. Apnea Tidur Sentral
Apnea tidur sentral terjadi karena otak pusat gagal mengirimkan sinyal ke otot yang mengontrol pernapasan. Orang dengan kondisi ini akan mengalami kesusahan bernapas dalam waktu singkat. Selain itu, kondisi ini akan membangunkan penderitanya dan menjadi sulit tidur.
Faktor Risiko Apnea Tidur
Gangguan apnea tidur dapat menyerang siapa saja, termasuk anak-anak dan lansia. Namun, terdapat faktor risiko yang lebih rentan terkena apnea tidur, antara lain:
- Memiliki riwayat mengorok sebelumnya
- Mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
- Memiliki penyakit yang membuat saluran tenggorokan menjadi sempit. Penyakit tersebut misalnya saja amandel atau gondongan.
- Laki-laki lebih rentan terkena gangguan apnea tidur dibandingkan perempuan.
- Memiliki usia yang lebih tua juga menjadi faktor risiko rentan terkena apnea tidur.
- Memiliki riwayat keluarga yang mengidap apnea tidur juga meningkatkan faktor risiko apnea tidur.
- Konsumsi alkohol atau obat penenang dapat mengendurkan otot-otot di tenggorokan. Akibatnya, Anda dapat mengalami apnea tidur kapanpun.
- Seorang perokok aktif lebih mungkin mengalami apnea tidur dibandingkan orang yang tidak merokok.
- Memiliki kondisi medis seperti memiliki tekanan darah tinggi, stroke, diabetes, parkinson atau penyakit paru-paru seperti asma serta penyakit yang menyebabkan penyumbatan hidung.
Gangguan tidur apnea yang diabaikan akan membuat kualitas tidur menjadi buruk.
Cara Mengatasi Apnea Tidur
Cara mengatasi apnea tidur ringan dapat dilakukan dengan mengubah gaya hidup. Bagaimana cara mengatasi apnea tidur ringan, berikut:
1. Menurunkan Berat Badan
Sebagian besar penderita apnea tidur adalah mereka yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas. Dengan menurunkan berat badan beberapa kilogram akan membantu memperbaiki gejala apnea tidur.
2. Hindari Mengonsumsi Alkohol atau Obat Tidur
Alkohol dan obat tidur akan menurunkan tegangan otot di bagian belakang tenggorokan. Hal tersebut akan mengganggu aliran udara yang masuk ke otak.
3. Mengubah Posisi Tidur
Posisikan tidur Anda dengan posisi yang membuat Anda lebih mudah untuk bernapas.
4. Berhenti Merokok
Konsumsi rokok akan meningkatkan pembengkakan di saluran napas bagian atas. Berhenti merokok membantu menghentikan pembengkakan dan membuat saluran pernapasan menjadi lebih lega.
Perawatan Apnea Tidur
Perawatan apnea tidur dilakukan bagi mereka yang memiliki kondisi apnea tidur parah. Perawatan ini dilakukan secara medis, setelah berkonsultasi dengan dokter spesialis Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT). Perawatan apnea tidur yang dapat dilakukan, antara lain:
1. CPAP (Continuous positive airway pressure)
CPAP dilakukan dengan menggunakan alat yang berbentuk seperti masker. Alat ini akan membantu menghantarkan udara ke saluran pernapasan. Selain itu, terapi CPAP juga membantu untuk meredakan gejala-gejala apnea tidur yang muncul.
2. BPAP (Bilevel positive airway pressure)
BPAP menggunakan alat yang berfungsi untuk menaikkan tekanan udara saat menarik napas. Selain itu, alat ini juga membantu menurunkan tekanan udara saat menghembuskan napas. Kondisi tersebut akan memudahkan penderita apnea tidur untuk lebih mudah bernapas.
3. MAD (Mandibular advancement device)
MAD adalah alat yang digunakan untuk menjaga agar tenggorokan tetap terbuka. Alat ini lebih mudah digunakan, namun tidak cocok untuk mereka yang menderita apnea tidur parah.
4. ASV (Adaptive servo-ventilation)
ASV adalah alat ventilasi non-invasif yang digunakan untuk penderita apnea sentral. Alat ini membantu agar saluran pernapasan tetap terbuka.
5. Operasi
Operasi menjadi pilihan terakhir jika upaya pengobatan lainnya tidak manjur. Operasi yang dapat dilakukan untuk mengatasi apnea tidur beragam. Misalnya, operasi pengangkatan jaringan (uvulopalatopharyngoplasty), operasi hidung, trakeostomi, operasi reposisi rahang atau operasi ablasi radiofrekuensi. Perlu diingat, operasi disesuaikan dengan kondisi apnea tidur yang dialami dan kondisi kesehatannya.
Komplikasi Apnea Tidur
Komplikasi apnea tidur dapat terjadi jika tidak segera ditangani. Apa saja komplikasi apnea, antara lain:
- Meningkatkan risiko terkena hipertensi
- Mengalami masalah jantung
- Risiko terkena diabetes tipe 2
- Sindrom metabolik
- Mengalami gangguan fungsi hati
- Penyakit ginjal kronis
- Mengidap demensia
- Penurunan fungsi kognitif
- komplikasi kehamilan
Gangguan tidur apnea yang diabaikan akan membuat kualitas tidur menjadi buruk. Oleh karena itu, pemeriksaan medis perlu dilakukan jika sudah parah. Jadi, jika muncul gejala yang mencurigakan dalam diri Anda. Segera lakukan konsultasi medis untuk mencegah komplikasi serius. Sekian ulasan mengenai gangguan tidur apnea. Semoga bermanfaat.
Telah direview oleh dr. Edwin halim
Source: