Ditulis oleh Tim Konten Medis
Masalah tekanan darah merupakan penyakit yang paling umum dan sering terjadi. Entah itu tekanan darah rendah yang disebut hipotensi maupun tekanan darah tinggi atau hipertensi. Ternyata, kedua masalah ini merupakan penyakit berbeda. Yuk, ketahui perbedaan darah rendah dan darah tinggi di bawah ini!
Hipertensi maupuan hipotensi membuat penderitanya mengalami sakit kepala.
Perbedaan Darah Rendah dan Darah Tinggi
Hipertensi merupakan kondisi tekanan darah dalam tubuh seseorang yang berada di atas 130/90 mmHg. Kebalikan dari hipertensi, hipotensi adalah kondisi yang terjadi ketika tekanan darahnya di bawah 90/60 mmHg. Sedangkan, tekanan yang normal yaitu berada di antara 90/60 mmHg sampai dengan 120/80 mmHg. Berikut penjelasan lengkap mengenai perbedaan darah rendah dan darah tinggi yang perlu Anda ketahui:
1. Gejala atau Ciri-ciri
Meskipun keduanya menyebabkan kepala pusing, tetapi berikut gejala untuk mengenai perbedaan hipertensi dan hipotensi:
Gejala atau Ciri-ciri Hipotensi:
● Pusing atau Merasa Lemah: Seseorang dengan hipotensi sering merasa pusing atau lemas, terutama ketika berdiri terlalu cepat dari posisi duduk atau berbaring.
● Pingsan atau Hampir Pingsan: Pingsan atau merasa hampir pingsan (sinkop) adalah gejala umum hipotensi. Ini bisa terjadi saat perubahan posisi atau bahkan saat berada dalam posisi tertentu untuk waktu yang lama.
● Kelelahan yang Berlebihan: Hipotensi bisa menyebabkan perasaan lelah yang sangat ekstrem, bahkan setelah aktivitas fisik yang ringan.
● Detak Jantung Cepat (Takikardia): Beberapa orang dengan hipotensi dapat mengalami detak jantung yang cepat sebagai respons tubuh untuk mempertahankan aliran yang cukup.
● Pandangan Kabur atau Gelap: Gejala ini terjadi karena aliran yang tidak cukup ke otak, menyebabkan gangguan pada penglihatan.
● Pernapasan Cepat: Nafas cepat atau perasaan kesulitan bernapas juga bisa terjadi pada kasus hipotensi yang parah.
Baca Juga: Penyebab Hipertensi Usia Muda yang Wajib Diwaspadai
Gejala atau Ciri-ciri Hipertensi:
● Sering Tidak Menunjukkan Gejala: Salah satu hal yang menarik tentang hipertensi adalah seringkali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, yang mengakibatkan julukan “pembunuh diam-diam.” Banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa memiliki hipertensi sampai mengalami komplikasi serius.
● Sakit Kepala: Hipertensi dapat menyebabkan sakit kepala yang berulang, terutama di bagian belakang kepala.
● Pusing atau Pingsan: Beberapa orang dengan hipertensi juga dapat merasa pusing atau pingsan, meskipun ini lebih jarang daripada pada hipotensi.
● Detak Jantung Cepat atau Terasa Berdebar: Hipertensi bisa memengaruhi denyut jantung dan menyebabkan perasaan detak jantung yang cepat atau berdebar-debar.
● Nyeri Dada: Nyeri dada atau tekanan di dada dapat terjadi pada beberapa kasus hipertensi yang parah, terutama jika ada masalah yang lebih serius seperti penyakit jantung.
● Gangguan Penglihatan: Kadang-kadang, hipertensi dapat memengaruhi penglihatan, seperti penglihatan kabur atau bintik-bintik dalam pandangan.
2. Penyebab
Perbedaan hipertensi dan hipotensi selanjutnya adalah di lihat dari penyebabnya. Hipotensi disebabkan:
- Kekurangan vitamin B12 dan folat. Nutrisi tersebut sebenarnya bisa didapatkan dari kacang-kacangan, daging merah, dan sayuran berwarna hijau tua.
- Diabetes
- Cedera yang mengakibatkan kehilangan banyak darah
- Reaksi alergi
- Gangguan jantung
- Dehidrasi
- Kehamilan
Seseorang dengan hipotensi mungkin mengalami sakit parah di kepala. Misalnya sering merasa pusing atau pingsan karena aliran darah ke otak tidak mencukupi.
Sedangkan hipertensi disebabkan oleh:
- Gaya hidup yang tidak sehat
- Obesitas
- Jarang berolahraga
- Sering mengonsumsi alkohol
- Genetik
- Stres
Bahaya dari hipertensi adalah terjadi komplikasi dari penyakit tubuh lainnya, seperti stroke, gangguan jantung, dan masih banyak lagi.
Jenis komplikasi hipertensi yang paling umum adalah serangan jantung hingga gangguan ginjal.
3. Cara Mengatasinya
Selain mengonsumsi obat, dokter juga akan merekomendasikan perubahan gaya hidup untuk mengobati hipotensi dan hipertensi.
Beberapa perubahan gaya hidup untuk mengatasi hipotensi.
● Perhatikan posisi tubuh, seperti berdiri dari posisi jongkok atau berbaring telentang secara perlahan dan tidak duduk bersila
● Minum air putih yang cukup dan kurangi asupan alkohol
● Konsumsi makanan dengan jumlah sedikit, tetapi sering dan kurangi makan kaya karbohidrat, seperti nasi, pasta, kentang, dan roti
● Lakukan setidaknya 30 menit olahraga intensitas sedang setiap hari dan hindari berolahraga di cuaca panas serta lembap.
Baca Juga: Puasa Bagi penderita Hipertensi Begini Cara Amannya
Sementara itu, perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipertensi meliputi:
● Berhenti merokok
● Batasi asupan alkohol
● Kurangi asupan garam
● Olahraga teratur, misalnya jogging, jalan kaki, dan bersepeda.
● Konsumsi makanan penurun hipertensi, seperti tomat, alpukat, kiwi, dan jamur
● Kelola stres dengan baik
● Cukup tidur
Darah Rendah dan Darah Tinggi, Mana yang Lebih Berbahaya?
Hipertensi dan hipotensi berpotensi sama-sama kondisi berbahaya. Jadi kita tidak bisa membandingkan mana yang paling berbahaya. Pasalnya, kedua gangguan tersebut dapat menyebabkan sejumlah penyakit mematikan.
Baik hipertensi maupun hipotensi membawa risiko komplikasi jangka panjang untuk penyakit ini. Sebab, memiliki efek buruk pada organ tubuh. Pada orang dengan hipertensi, jenis komplikasi yang paling umum adalah kerusakan pembuluh darah.
Kerusakan dan gangguan yang terjadi di sekitar pembuluh darah dapat menyebabkan serangan jantung, gagal jantung, gangguan ginjal, dan penyakit lainnya. Salah satu penyebab hipertensi adalah stres atau terlalu banyak berpikir, kebiasaan makan yang tidak sehat, misalnya makan terlalu banyak garam, banyak mengandung garam.
Sedangkan pada hipotensi, komplikasi yang sering terjadi adalah tubuh terlalu lemah dan cenderung impoten. Hipotensi juga dapat menyebabkan syok yang menyebabkan kehilangan banyak darah atau cairan. Hal ini tentu sangat berbahaya dan dapat mengancam jiwa.
Baca Juga: Olahraga untuk Penderita Tekanan Darah Tinggi
Itu dia penjelasan mengenai perbedaan hipertensi dan hipotensi yang perlu Anda ketahui. Untuk pertanyaan lebih lanjut, Anda bisa konsultasikan dengan dokter terlebih jika mengalami gejala di atas.
Telah direview oleh dr Anastasia
Source: