Ditulis oleh Tim Konten Medis
Keringat dingin (dhiaporesis) adalah respon alami yang dapat menjadi tanda tubuh kekurangan oksigen, tekanan darah rendah, stres, hingga penyakit jantung. Kondisi ini bisa muncul pada bagian tubuh mana saja, mulai dari telapak tangan, kaki, hingga seluruh badan.

Penyakit jantung bisa memicu keringat dingin.
Keringat dingin bukanlah sekadar masalah sepele. Selain karena efek cuaca atau aktivitas fisik, kondisi ini dapat menjadi tanda dari gangguan kesehatan yang perlu diwaspadai. Untuk itu, mari kita ketahui lebih dalam apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya? Cari tahu jawaban selengkapnya pada artikel ini.
Apa Itu Keringat Dingin?
Keringat dingin adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sensasi kulit yang basah atau lembap meskipun tidak merasa panas atau berkeringat. Biasanya, kondisi ini terjadi sebagai respons terhadap situasi yang memicu stres, kecemasan, ketakutan, atau kondisi medis tertentu.
Disebut keringat dingin karena saat berkeringat, alih-alih terasa panas, tubuh malah terasa dingin seperti menggigil. Sensasi ini seringkali disertai dengan perasaan gelisah atau ketegangan.
Keringat dingin bisa menjadi gejala dari berbagai kondisi medis, seperti serangan panik, gagal jantung, hipoglikemia (kadar gula darah rendah), infeksi, atau syok.
Baca Juga: Penyebab Telapak Tangan Mudah Berkeringat dan Cara Mengatasinya
Penyebab Keringat Dingin
Keringat dingin dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa penyebab umumnya melibatkan respons tubuh terhadap situasi tertentu atau gangguan sistem tubuh.
Berikut adalah beberapa hal yang bisa menjadi penyebab munculnya keringat dingin yang perlu Anda waspadai:
1. Kurang Oksigen
Oksigen sangat penting untuk proses metabolisme tubuh. Saat kekurangan oksigen, tubuh akan secara alami meningkatkan produksi keringat sebagai upaya untuk mengatur suhu tubuh. Inilah mengapa, ketika Anda sedang berada pada ketinggian atau mengalami gangguan pernapasan, seringkali disertai dengan keringat berlebih.
2. Rasa Cemas, Stres, dan Takut
Kondisi emosional seperti merasa cemas, stres, atau ketakutan dapat merangsang sistem saraf otonom dan memicu pelepasan hormon adrenalin. Hal ini dapat menyebabkan perubahan pada suhu tubuh dan mengaktifkan kelenjar keringat. Akibatnya, tubuh bisa mengalami keringat dingin.
3. Tekanan Darah Rendah
Tekanan darah rendah atau hipotensi dapat menyebabkan Munculnya keringat berlebih karena tubuh berusaha untuk mempertahankan aliran darah dan oksigen yang cukup ke organ-organ vital.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk dehidrasi, kehilangan darah, atau gangguan sistem kardiovaskular. Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan aktivitas kelenjar keringat sebagai mekanisme pengaturan suhu tubuh.
4. Rasa Sakit dan Nyeri
Ketika Anda mengalami rasa sakit atau nyeri hebat, sistem saraf otonom akan merespons dengan melepaskan berbagai zat kimia, termasuk hormon stres seperti adrenalin. Respon ini dapat memicu keringat dingin sebagai upaya agar tubuh merasa lebih nyaman.
5. Gula Darah Rendah
Gula darah rendah atau hipoglikemia terjadi ketika kadar glukosa dalam darah menurun di bawah batas normal. Otak sangat bergantung pada glukosa sebagai sumber energi.
Ketika gula darah rendah, tubuh merespons dengan melepaskan hormon stres, termasuk adrenalin yang dapat menyebabkan munculnya keringat pada seluruh tubuh. Gejala lainnya mungkin termasuk kelemahan, pusing, dan perasaan lapar.
6. Syok
Syok adalah kondisi darurat yang dapat disebabkan oleh kehilangan darah yang signifikan (syok hipovolemik), infeksi berat (syok septik), atau reaksi alergi yang parah (anafilaksis). Akibatnya, tekanan darah akan turun dan distribusi oksigen ke organ vital berkurang.
Sebagai respons terhadap kondisi ini, tubuh akan mengaktifkan produksi kelenjar keringat untuk mempertahankan fungsi organ vital.
Baca Juga: Penyebab Berkeringat di Malam Hari dan Cara Mengatasinya
7. Penyakit Jantung
Penyakit jantung dapat memengaruhi kemampuan jantung untuk memompa darah secara efisien, mengakibatkan penurunan aliran darah ke seluruh tubuh. Kondisi ini dapat memicu keringat dingin karena tubuh berusaha menjaga keseimbangan suhu dan mengatasi ketidakcukupan pasokan darah.
Gejala penyakit jantung lainnya selain mudah berkeringat adalah nyeri dada, sesak napas, atau kelelahan yang tidak wajar.

Olahraga teratur bisa mengontrol suhu tubuh.
8. Infeksi
Infeksi bakteri, virus, atau jamur yang melibatkan organ-organ internal atau sistem sirkulasi dapat memicu respons tubuh yang melibatkan keringat dingin. Saat tubuh berjuang melawan infeksi, sistem kekebalan dapat merespons dengan merangsang pelepasan zat kimia dan hormon yang memengaruhi suhu tubuh dan aktivitas kelenjar keringat.
9. Sepsis
Sepsis adalah kondisi serius yang terjadi ketika tubuh merespons infeksi dengan cara yang berlebihan, mengakibatkan peradangan sistemik yang dapat memengaruhi fungsi organ. Kondisi ini dapat terjadi sebagai salah satu gejala sepsis, bersama dengan gejala lain seperti demam tinggi, detak jantung cepat, pernapasan cepat, tekanan darah rendah, dan perubahan tingkat kesadaran.
Sepsis memerlukan perhatian medis segera, karena dapat menjadi kondisi yang mengancam jiwa.
10. Menopause
Selama masa menopause, perempuan mengalami penurunan produksi hormon estrogen dan progesteron. Perubahan hormon ini dapat memengaruhi pusat pengaturan suhu tubuh di otak, yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu yang cepat.
Wanita yang mengalami menopause sering melaporkan sensasi panas yang tiba-tiba (hot flashes). Sementara pada saat hot flashes, tubuh dapat merespons dengan kondisi ini setelah sensasi panas tersebut mereda.
11. Hiperhidrosis
Hiperhidrosis merupakan kondisi medis yang menyebabkan keringat berlebihan tanpa alasan yang jelas. Meskipun hiperhidrosis umumnya terkait dengan keringat berlebih pada area tertentu seperti tangan, kaki, atau ketiak, kondisi ini juga dapat mencakup keringat dingin pada seluruh tubuh. Hiperhidrosis mungkin disebabkan oleh gangguan sistem saraf simpatis yang mengendalikan keringat.
12. Vertigo
Vertigo adalah kondisi yang membuat seseorang merasa pusing atau perasaan berputar, sering kali disertai dengan ketidakseimbangan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai masalah, termasuk gangguan telinga dalam yang mengendalikan keseimbangan.
Kondisi ini dapat memicu keringat dingin sebagai reaksi terhadap perubahan keseimbangan yang mendadak. Gejala vertigo dapat muncul secara tiba-tiba dan berlangsung sebentar atau lebih lama tergantung pada penyebabnya.
Baca juga: Ciri-Ciri Gangguan pada Kelenjar Tiroid

Gejala keringat dingin bervariasi.
Gejala Keringat Dingin
Keringat dingin dapat menimbulkan sejumlah gejala yang bervariasi tergantung pada penyebabnya. Beberapa gejala umum yang berkaitan dengan kondisi ini melibatkan sensasi fisik dan perubahan perilaku. Berikut adalah beberapa gejala yang mungkin terjadi:
- Peningkatan kelembapan kulit tanpa adanya aktivitas fisik yang berlebihan
- Rasa dingin yang tiba-tiba atau menggigil meskipun tidak berada dalam lingkungan dingin
- Detak jantung yang tidak teratur atau lebih cepat dari biasanya
- Pusing atau rasa lemas tanpa penyebab jelas
- Kulit yang terasa dingin dan lembab saat sentuhan
- Kepala terasa berat atau melayang
- Mual atau bahkan muntah
- Pucat pada kulit wajah
- Kehilangan konsentrasi atau ketidakmampuan untuk fokus
- Perubahan suasana hati yang cepat, seperti kecemasan atau ketakutan yang tidak wajar
Diagnosis Keringat Dingin
Untuk mengetahui penyebabnya secara pasti, biasanya dokter akan melakukan beberapa tes. Di antaranya:
1. Tes Darah atau Urin
Tes darah atau urin dapat membantu dokter untuk mengevaluasi kondisi medis yang mungkin menjadi penyebab kondisi ini. Misalnya, tes darah untuk memeriksa kadar gula darah, elektrolit, atau hormon tertentu yang abnormal.
2. Tes Starch Yodium
Tes ini bisa untuk memeriksa apakah keringat mengandung gula, yang dapat menunjukkan adanya hipoglikemia (kadar gula darah rendah). Starch iodine test dilakukan dengan mengoleskan campuran pati dan larutan yodium ke kulit untuk melihat perubahan warna saat keringat bereaksi dengan larutan.
3. Tes Kertas
Tes kertas digunakan untuk mengukur jumlah keringat yang dihasilkan oleh tubuh. Kertas khusus ditempelkan ke kulit untuk menyerap keringat, dan kemudian berat atau volume keringat yang dihasilkan diukur. Ini dapat memberikan petunjuk tentang seberapa banyak keringat yang diproduksi oleh tubuh.
4. Pemindaian
Pemindaian seperti foto rontgen, CT scan, atau MRI dapat memeriksa organ-organ dalam tubuh dan mengetahui apakah ada kelainan atau kondisi medis yang mendasari yang mungkin menyebabkan kondisi ini. Misalnya, CT scan dada dapat membantu memeriksa kondisi jantung atau paru-paru yang berhubungan dengan keringat dingin.
Baca Juga: 8 Cara Mengatasi Keringat Dingin karena Asam Lambung, Mudah Diterapkan!
Komplikasi Keringat Dingin
Berikut adalah beberapa komplikasi yang bisa terkait dengan keringat dingin:
- Gangguan Mental
- Hipoglikemia Berulang
- Serangan Panik Berulang
- Gagal Jantung
- Infeksi dan Penyakit Menular
- Kecelakaan Akibat Slippery Skin
- Efek Samping Obat
Cara Mengatasi Keringat Dingin
Mengatasi keringat dingin melibatkan penanganan penyebabnya dan pembiasaan gaya hidup yang sehat. Berikut adalah cara umum untuk mengatasi kondisi ini:
1. Ketahui Penyebabnya
Berkonsultasilah dengan dokter untuk diagnosis yang tepat. Jika kondisi ini terjadi karena kondisi medis seperti penyakit jantung, diabetes, atau gangguan hormonal, pengelolaan penyakit tersebut dapat membantu mengatasi gejalanya.
2. Pertahankan Suhu Tubuh yang Seimbang
Pastikan suhu tubuh tetap seimbang dengan menghindari perubahan suhu yang ekstrem. Gunakan pakaian yang sesuai dan sesuaikan lingkungan di sekitar Anda. Hindari paparan berlebihan terhadap suhu yang dapat memicu keringat dingin, seperti berada di tempat yang sangat dingin atau panas.
3. Olahraga dan Gaya Hidup Sehat
Rutin berolahraga dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi stres, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Ini dapat membantu mengontrol suhu tubuh dan meredakan gejala keringat dingin.
Pertahankan pola makan yang seimbang dengan mengonsumsi makanan bergizi dan cukup cairan. Hindari makanan atau minuman yang dapat memicu fluktuasi gula darah.
4. Teknik Relaksasi dan Manajemen Stres
Latihan teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga dapat membantu mengurangi tingkat stres dan kecemasan, yang seringkali menjadi penyebab keluarnya keringat dingin. Atur waktu untuk istirahat dan tidur yang cukup, karena kekurangan tidur dapat memperburuk gejala stres dan kelelahan.
Cara Mencegah Keringat Dingin
Ada berbagai cara untuk mencegah munculnya keringat berlebihan, di antaranya:
1. Pengelolaan Stres
Stres adalah pemicu umum bagi keringat dingin. Teknik pengelolaan stres seperti meditasi, yoga, pernapasan dalam, atau terapi perilaku kognitif dapat membantu mengurangi tingkat stres dan menghindari keringat dingin akibat situasi stres.
2. Pola Makan Sehat
Mengonsumsi makanan sehat dan seimbang serta menjaga kadar gula darah tetap stabil dapat membantu mencegah keringat dingin yang terjadi karena hipoglikemia. Hindari makanan tinggi gula dan karbohidrat sederhana yang dapat menyebabkan fluktuasi gula darah.
3. Hindari Pemicu Lingkungan
Hindari pemicu lingkungan yang dapat memicu keringat dingin, seperti suhu yang sangat dingin atau panas, kelembaban tinggi, atau lingkungan yang berdebu. Mengatur suhu ruangan dan memakai pakaian yang sesuai dapat membantu mencegah reaksi tubuh yang berlebihan terhadap lingkungan.
4. Pengelolaan Kondisi Medis
Jika keringat dingin terjadi karena kondisi medis tertentu seperti hipoglikemia atau gangguan jantung, penting untuk mengelola kondisi medis tersebut dengan pengobatan dan perawatan yang tepat. Berkonsultasilah dengan dokter untuk pengobatan yang sesuai.
Pengobatan Keringat Dingin ke Dokter
Konsultasi ke dokter jika keringat dingin terjadi bersamaan dengan gejala lain yang mengkhawatirkan, seperti nyeri dada, sesak napas, detak jantung yang tidak teratur, pusing berat, kehilangan kesadaran, atau gangguan neurologis lainnya.
Demikian informasi mengenai keringat dingin. Jika Anda mengalami kondisi ini dan tak kunjung sembuh, segera kunjungi Ciputra Hospital terdekat untuk diagnosa lanjutan yang lebih optimal.
Di Ciputra Hospital, Anda dapat memeriksa berbagai layanan kesehatan mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU). Anda juga dapat mengecek jadwal dokter dan membuat janji konsultasi dengan lebih mudah dan cepat melalui layanan WhatsApp. Mari jaga dan periksa kondisi kesehatan seluruh keluarga di Ciputra Hospital!
Telah direview oleh Dr Sony Prabowo, MARS
Source:
- Verywellhealth. What Causes Cold Sweats?. Maret 2024.
- Healthline. What Causes Cold Sweats and What Can You Do About It?. Maret 2024.