Ditulis oleh Tim Konten Medis
Apakah Anda pernah merasakan detak jantung berdebar lebih cepat dari biasanya tanpa alasan yang jelas? Sensasi jantung berdebar seringkali menjadi suatu pengalaman yang membingungkan dan mengkhawatirkan. Jika pernah atau sedang menghadapi situasi ini, Anda tidak sendirian. Jantung berdebar adalah fenomena yang umum terjadi dan bisa terjadi pada siapa saja, tanpa memandang usia atau latar belakang. Yuk, ketahui penyebab jantung berdebar di bawah ini!’

Serangan jantung dapat memengaruhi irama jantung sehingga menyebabkan jantung berdebar.
Apa Itu Jantung Berdebar?
Jantung berdebar adalah kondisi di mana detak jantung seseorang menjadi lebih cepat dari tingkat detak jantung yang normal. Detak jantung normal pada orang dewasa biasanya berkisar antara 60 hingga 100 denyut per menit saat sedang beristirahat.
Namun, dalam situasi tertentu, detak jantung bisa meningkat di atas batas tersebut, dan itulah yang disebut dengan jantung berdebar.
Saat jantung berdebar, Anda mungkin merasakan denyutan yang kuat dan cepat di dada, seperti jantung “melompat” atau “berdebar”. Sensasi ini seringkali dapat dirasakan oleh individu dan dapat disertai dengan gejala tambahan seperti perasaan gelisah, sesak napas, keringat berlebihan, atau bahkan pusing.
Baca Juga: Transplantasi Jantung: Syarat, Prosedur, dan Risiko
Penyebab Jantung Berdebar
Jantung berdebar bisa terjadi dalam berbagai situasi, termasuk dalam situasi yang normal seperti saat Anda berolahraga atau merasa cemas. Namun, jantung berdebar juga bisa menjadi gejala dari masalah kesehatan.
Berikut penyebab jantung berdebar yang perlu diwaspadai.
1. Gaya Hidup
Gaya hidup tidak sehat dapat memengaruhi detak jantung seseorang. Beberapa faktor gaya hidup yang dapat menyebabkan jantung berdebar meliputi:
- Konsumsi Kafein Berlebihan: Kafein yang terdapat dalam minuman, seperti kopi, teh, dan minuman energi adalah stimulan yang dapat meningkatkan detak jantung secara sementara.
- Merokok: Zat-zat kimia dalam rokok dapat memicu pelepasan hormon adrenalin dan menyebabkan jantung berdetak lebih cepat.
- Konsumsi Alkohol Berlebihan: Minum alkohol dalam jumlah besar dapat memengaruhi irama jantung dan menyebabkan penyakit ini.
- Insomnia: Insomnia yang menyebabkan kurang tidur dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh, salah satunya hormon yang mengatur detak jantung.
2. Masalah Psikologis
Kondisi emosional dan psikologis seperti kecemasan, stres, dan panik dapat memicu respon dalam tubuh, yang melibatkan pelepasan hormon adrenalin. Hormon ini dapat membuat jantung berdebar dan meningkatkan denyut jantung.
Ketika seseorang mengalami kecemasan yang berlebihan atau stres kronis, respon ini dapat berlangsung lebih lama dan berkontribusi pada penyakit ini secara berulang.
3. Konsumsi Obat-obatan Tertentu
Beberapa obat-obatan dapat memengaruhi irama dan detak jantung. Contohnya meliputi:
- Stimulan: Obat-obatan stimulan, seperti amfetamin atau kokain dapat merangsang sistem saraf pusat dan meningkatkan detak jantung.
- Dekongestan: Beberapa dekongestan yang digunakan untuk mengatasi hidung tersumbat juga memiliki efek stimulan pada jantung dan dapat meningkatkan detak jantung.
- Obat-obatan Resep Tertentu: Beberapa obat-obatan resep, seperti beberapa jenis obat antidepresan atau obat-obatan untuk masalah pernapasan, dapat memengaruhi irama jantung.
Kondisi emosional dapat melepaskan hormon adrenalin sehingga meningkatkan denyut jantung.
4. Olahraga Berat
Ketika Anda melakukan olahraga intens atau berat, tubuh memerlukan lebih banyak oksigen dan nutrisi. Sebagai respon terhadap aktivitas tersebut, jantung akan berusaha memompa lebih cepat untuk memastikan suplai oksigen dan nutrisi terpenuhi oleh seluruh tubuh, termasuk otot yang sedang bekerja. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan detak jantung sementara selama dan setelah olahraga.
Baca Juga: Penyebab Napas Pendek, Tanda Serangan Jantung?
5. Perubahan Hormon
Perubahan hormon dalam tubuh dapat memengaruhi sistem kardiovaskular, termasuk detak jantung. Contohnya, selama masa pubertas, perubahan hormonal dapat memicu peningkatan detak jantung. Selain itu, wanita juga dapat mengalami perubahan detak jantung selama kehamilan, menstruasi, atau menopause akibat fluktuasi hormon dalam tubuh.
6. Anemia
Anemia adalah kondisi dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin dalam darah menjadi rendah. Hemoglobin sendiri merupakan protein yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Jika kadar oksigen dalam darah rendah karena anemia, jantung akan berusaha untuk memompa lebih cepat agar lebih banyak oksigen yang dapat dikirim ke jaringan tubuh. Ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang lebih tinggi karena kurangnya sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen.
7. Demam
Ketika tubuh mengalami demam, suhu tubuh biasanya naik di atas suhu normal. Ini merupakan respon alami tubuh terhadap infeksi atau penyakit. Saat tubuh mencoba untuk melawan infeksi, metabolisme menjadi meningkat sehingga dapat memengaruhi detak jantung. Detak jantung yang lebih cepat adalah cara tubuh untuk meningkatkan aliran darah dan mengangkut lebih banyak oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh dalam upaya melawan infeksi.
8. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme adalah kondisi di mana kelenjar tiroid menjadi terlalu aktif dan menghasilkan hormon tiroid dalam jumlah yang berlebihan. Hormon tiroid yang berlebihan dalam darah dapat memengaruhi banyak fungsi tubuh, termasuk detak jantung. Salah satu gejala hipertiroidisme adalah detak jantung yang lebih cepat dari biasanya, yang bisa berkontribusi pada sensasi jantung berdebar atau dengan irama jantung yang tidak teratur.
9. Penyakit Jantung
Berbagai jenis penyakit jantung dapat menyebabkan penyakit ini atau irama jantung yang tidak normal. Contohnya adalah:
- Aritmia: Aritmia adalah gangguan irama jantung, dimana jantung berdetak terlalu cepat (takikardia), terlalu lambat (bradikardia), atau dalam pola yang tidak teratur. Aritmia bisa menjadi salah satu gejala dari masalah jantung yang lebih serius.
- Gagal Jantung: Gagal jantung terjadi ketika jantung tidak mampu memompa darah dengan efisien seperti jantung yang normal. Kondisi ini dapat menyebabkan penyakit ini, terutama saat tubuh mencoba untuk melakukan kompensasi terhadap penurunan fungsi pompa jantung.
- Penyakit Katup Jantung: Kerusakan atau kelainan pada katup jantung, seperti mpenyempitan (stenosis) atau kebocoran (regurgitasi), dapat memengaruhi aliran darah dan menyebabkan penyakit ini.
- Serangan Jantung: Serangan jantung terjadi ketika alirann darah ke bagian jantung terhambat. Ini bisa memengaruhi irama jantung dan menyebabkan penyakit ini atau aritmia.
Baca Juga: Berbagai Jenis Penyakit Jantung dan Dampaknya
Penting untuk diingat bahwa jika Anda mengalami jantung berdebar secara teratur, berlebihan, atau disertai gejala lain yang mengkhawatirkan seperti pusing, sesak napas, nyeri dada, atau pingsan, sebaiknya mencari bantuan medis. Hanya tenaga medis yang dapat memberikan diagnosis akurat dan menyarankan langkah-langkah yang tepat untuk mengelola kondisi tersebut.
Telah direview oleh Dr. Gerry Dermawan
Source:
- Palpitasi Jantung – Mayo Clinic
- Papiltasi Jantung – MedlinePlus
- Kapan Mengevaluasi Jantung Palpitasi
- Gagal Jantung Kongestif