Ditulis oleh Tim Konten Medis
Raja singa (sifilis) adalah salah satu jenis penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Penyakit ini ditandai dengan gejala muncul bercak putih di mulut hingga ruam merah di seluruh tubuh.
Salah satu tanda seseorang mengalami raja singa (sifilis) adalah munculnya ruam di seluruh tubuh.
Luka pada organ intim menjadi salah satu gejala yang sering dialami oleh penderita sifilis. Luka ini tidak menimbulkan rasa sakit sehingga tidak disadari oleh penderita.
Meskipun begitu, sifilis mampu menular ke orang lain melalui hubungan intim yang tidak aman, seperti tanpa kondom dan sering berganti pasangan seksual.
Tanpa adanya pengobatan yang cepat dan tepat, sifilis bisa menyebabkan kerusakan pada organ otak dan jantung. Selain itu, penyakit ini juga berbahaya bagi ibu hamil karena dapat menyebabkan disfungsi organ pada janin. Oleh karena itu, sifilis perlu diobati segera mungkin untuk mencegah penyakit komplikasi serius.
Apa Itu Raja Singa (Sifilis)?
Raja singa atau dikenal dengan istilah sifilis adalah penyakit menular seksual yang terjadi akibat infeksi bakteri. Pada gejala awal, penyakit ini menimbulkan luka pada organ intim, rektum, atau mulut.
Luka akibat sifilis biasanya tidak terasa sakit atau perih. Oleh karena itu, penderita kerap tidak menyadari bahwa dirinya mengalami penyakit sifilis.
Penyakit raja singa dapat menyebar melalui aktivitas seksual, seperti kontak kulit dan selaput lendir dari luka yang dialami. Penyakit ini bisa menimbulkan komplikasi serius apabila tidak segera diatasi, seperti tumor ganas, kerusakan jantung, dan gangguan kehamilan.
Baca Juga: Ini Akibat Penyakit Sifilis yang Perlu Diketahui
Jenis Raja Singa (Sifilis)
Berdasarkan tahap perkembangannya, sifilis terbagi atas beberapa jenis, sebagai berikut:
1. Sifilis Primer
Sifilis primer ditandai dengan luka pada bagian alat kelamin dan pembengkakan kelenjar getah bening di area selangkangan. Kondisi ini disebabkan oleh reaksi sistem imun tubuh dalam melawan infeksi bakteri.
Gejala sifilis primer berlangsung selama 10 sampai 90 hari setelah penularan bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Gejala ini bisa pulih dalam waktu kurang lebih sekitar tiga sampai enam minggu setelah melakukan perawatan ke dokter.
2. Sifilis Sekunder
Sifilis sekunder merupakan tahapan selanjutnya yang bisa dialami setelah luka di area organ intim, dubur, bibir, atau mulut menghilang. Kondisi ini ditandai dengan muncul ruam di telapak tangan dan kaki.
Perlu disadari bahwa luka sifilis tidak bisa sembuh dengan sendirinya. Oleh sebab itu, Anda perlu menjalani pengobatan medis untuk mencegah infeksi semakin parah.
3. Sifilis Laten
Penderita sifilis laten kerap tidak mengalami gejala klinis tertentu. Namum, kondisi ini tetap bisa menular dalam waktu 12 bulan pertama. Setelah dua tahun, infeksi bakteri tidak bisa ditularkan lagi dan mengendap di dalam tubuh penderita.
Kondisi ini bisa berlanjut ke tahap berikutnya, yaitu sifilis tersier apabila tidak segera mendapatkan penanganan lebih lanjut. Hindari aktivitas seksual untuk mencegah penular sifilis pada orang lain.
4. Sifilis Tersier
Sifilis tersier merupakan tahapan penyakit yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Tahap ini muncul setelah penderita mengalami 10-30 tahun infeksi bakteri.
Sifilis tersier ditandai dengan gumma atau tumor kecil pada bagian tubuh tertentu. Penyakit ini bisa memicu dampak buruk pada organ lain, seperti jantung, mata dan pembuluh darah. Penderita juga berisiko tinggi mengalami penyakit jantung dan stroke.
Penyebab Raja Singa (Sifilis)
Penyebab raja singa terjadi karena adanya infeksi bakteri Treponema pallidum yang menular melalui aktivitas seksual, seperti seks oral, seks anal, dan penetrasi antara penis dan vagina.
Penyakit ini bisa dicegah dengan cara menggunakan alat pengaman saat berhubungan intim, salah satunya adalah kondom. Selain itu, sifilis bisa ditularkan dari ibu ke janin di dalam kandungan. Raja singa bawan pada bayi baru lahir dikenal dengan sebutan sifilis kongenital.
Infeksi bakteri penyebab sifilis bisa mengancam nyawa janin karena mampu menyerang berbagai sistem organ tubuh, mulai dari otak hingga tulang. Bahkan, infeksi ini juga meningkatkan risiko keguguran pada ibu hamil, berat badan bayi rendah, bayi prematur, dan bayi lahir mati.
Ciri sifilis pada ibu hamil ditandai dengan gangguan penglihatan, penurunan berat badan, dan luka kecil yang tidak terasa sakit. Sementara itu, janin yang terinfeksi sifilis memiliki ciri-ciri berupa gelembung berisi air pada kulit, organ hati membesar, kekurangan sel-sel darah merah, dan radang selaput otak.
Baca Juga: Bagaimana Cara Penularan Penyakit Sifilis?
Faktor Risiko Penyebab Raja Singa (Sifilis)
Penyakit sifilis bisa dialami oleh siapa saja, baik pria maupun wanita, terutama orang yang aktif secara seksual. Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena infeksi ini, antara lain:
- Melakukan hubungan intim dengan sesama jenis
- Berhubungan seksual tanpa menggunakan kondom
- Sering berganti lebih dari satu pasangan seksual
- Penderita HIV/AIDS
- Berhubungan seksual dengan penderita sifilis
- Mengidap penyakit infeksi menular lainnya, seperti klamidia, herpes genital, dan gonore.
Gejala Raja Singa (Sifilis)
Tanda awal sifilis dimulai dari luka yang tidak terasa nyeri dan cenderung bertahap. Gejala ini hampir mirip dengan penyakit lain sehingga tidak disadari oleh penderita.
Adapun beberapa gejala sifilis yang perlu diwaspadai, seperti:
- Muncul bercak putih dan lesi besar atau menonjol di mulut
- Mengalami rambut rontok di kepala, janggut, atau alis
- Muncul luka kecil
- Terdapat ruam yang menyebar ke seluruh anggota tubuh
- Memiliki gejala mirip flu, seperti nyeri otot, demam, tubuh mudah lelah, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan pembengkakan kelenjar.
Diagnosis Penyakit Raja Singa (Sifilis)
Untuk mendiagnosis penyakit sifilis, biasanya dokter melakukan wawancara medis dan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui gejala yang muncul pada bagian tubuh tertentu.
Selain itu, dokter dapat memeriksa dan mengambil sampel darah untuk mengetahui ciri-ciri infeksi bakteri penyebab sifilis. Bahkan, dokter juga bisa mengeluarkan cairan atau kulit dari luka dan mengujinya di laboratorium.
Komplikasi Raja Singa (Sifilis)
Jika tidak segera ditangani, sifilis menyebabkan komplikasi yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, antara lain:
- Muncul benjolan atau tumor berukuran kecil. Benjolan ini dikenal dengan sebutan gumma yang dapat tumbuh pada kulit, tulang, dan hati.
- Mengalami gangguan neurologis. Mulai dari meningitis, masalah pada pendengaran, gangguan penglihatan, demensia, dan disfungsi ereksi pada pria.
- Masalah pada kardiovaskular. Penderita dapat mengalami pembengkakan aorta atau arteri di dalam pembuluh darah.
- Mengalami gangguan kehamilan dan persalinan. Sifilis kongenital mampu meningkatkan risiko bayi lahir mati dan keguguran.
Cara Mengatasi Raja Singa (Sifilis)
Anda tidak perlu khawatir karena gejala sifilis dapat disembuhkan dengan pengobatan medis. Semakin awal infeksi terdeteksi dan ditangani, semakin besar peluang untuk sembuh dari penyakit ini.
Terdapat beberapa cara untuk mengatasi penyakit sifilis, antara lain:
1. Penggunaan Antibiotik Penisilin
Penyakit sifilis bisa diatasi dengan penggunaan obat antibiotik sesuai dengan anjuran dokter. Namun, pengobatan ini tidak bisa memperbaiki kerusakan organ yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Salah satu obat antibiotik yang diperlukan adalah antibiotik penisilin. Obat ini bisa mengatasi penyakit raja singa (sifilis) yang terjadi selama kurang dari satu tahun. Jika infeksi semakin parah, dokter dapat memberikan dosis tambahan berupa cairan suntikan ke bagian bokong
2. Antibiotik Jenis Lainnya
Jika penderita memiliki alergi penisilin, dokter dapat memberikan jenis antibiotik lain yang tepat. jenis obat ini membutuhkan resep dokter untuk mendapatkan dosis yang sesuai dengan kondisi kesehatan setiap penderita.
Perlu diketahui bahwa penggunaan obat antibiotik cukup efektif untuk mengatasi gejala sifilis, seperti muncul benjolan kecil di mulut, rambut rontok, dan gejala mirip flu. Jika kondisi tidak segera baik, segera lakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Baca Juga: Apakah Sifilis Bisa Sembuh?
Cara Mencegah Raja Singa (Sifilis)
Ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk mencegah sifilis, antara lain:
- Hindari konsumsi minuman alkohol dan penggunaan obat-obatan terlarang, seperti narkoba
- Setiap pada satu pasangan seksual
- Menghentikan aktivitas seksual apabila terinfeksi penyakit sifilis
- Berdiskusi dengan pasangan mengenai riwayat penyakit kelamin
- Menggunakan kondom saat berhubungan intim.
Pengobatan Raja Singa (Sifilis) ke Dokter
Apabila gejala sifilis, seperti muncul bercak putih, luka yang tidak sakit, dan ruam kemerahan yang dirasakan tidak kunjung membaik setelah dilakukan perawatan rumahan dan bahkan semakin parah, sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter.
Kamu bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU). Cek jadwal dokter Ciputra Hospital dan buat janji dokter lebih mudah dan cepat lewat WhatsApp.
Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan kamu sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr. Surya S Pratama
Source: