Ditulis oleh Tim Konten Medis
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem imun tubuh. HIV sendiri tidak membahayakan, tetapi mampu menjadi pemicu munculnya AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). Jika tidak segera ditangani infeksi HIV dapat berkembang menjadi AIDS. Pengobatan yang tepat untuk HIV/AIDS sampai saat ini belum ditemukan. HIV/AIDS merupakan penyakit seksual yang dikenal cukup mematikan dalam dunia medis.
Yuk, kenali lebih lengkap pada penjelasan berikut!
Hingga kini belum ditemukan pengobatan yang bisa menyembuhkan dan mematikan virus HIV secara total.
Penyebab Utama Penularan HIV atau AIDS Adalah
Penularan utama HIV atau AIDS melalui cairan tubuh seperi darah dan produknya, cairan kelamin, air susu ibu yang terinfeksi HIV/AIDS. Kontak seksual atau hubungan seksual, termasuk anal sex dan oral sex dilakukan tanpa adanya proteksi / perilaku sex beresiko menjadi penyebab salah satu utama terjadinya penularan virus HIV/AIDS. Siapa pun dari segala usia, ras, maupun jenis kelamin bisa terinfeksi HIV, termasuk bayi yang lahir dari ibu dengan HIV.
Selain hubungan seksual, virus HIV/AIDS dapat menular dari ibu ke bayi yang dikandungnya. Penularan ini dapat terjadi semenjak janin tersebut tumbuh dalam rahim sang ibu hingga pemberian ASI. Oleh karena itu, perlu disarankan untuk melakukan cek HIV/AIDS pada ibu sebelum hamil. Seseorang yang berbagi jarum suntik dengan orang lain yang memilik virus HIV/AIDS juga memiliki resiko yang tinggi untuk tertular. Pasalnya virus HIV/AIDS mudah menyebar melalui darah dan cairan tubuh.
Ciri-Ciri Orang Terkena HIV/AIDS
Ciri-ciri orang yang terkena penyakit ini akan muncul kurang lebih 2-4 minggu setelah adanya kontak dengan virus. Ada beberapa tanda yang muncul di antaranya:
- Demam atau suhu badan meningkat
- Adanya ruam-ruam pada tubuh
- Nyeri pada otot-otot
- Tenggorokan yang terasa sakit
- Pembengkakan kelenjar
Gejala di atas, biasanya akan bertahan selama 2 minggu atau bahkan lebih. Tetapi, jangan langsung berasumsi Anda positif terserang virus HIV/AIDS. Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Setelah fase awal tersebut biasanya gejala mereda dengan sendirinya tetapi proses perjalanan penyakit menuju AIDS tetap berjalan dan pasien tersebut sudah dapat menularkan kepada orang lain. Sampai di suatu titik virus HIV telah cukup melumpuhkan system imunitas penderita maka baru timbul gejala sesuai infeksi oportunistiknya dan perderita tersebut jatuh ke dalam stadium AIDS.
Baca juga: Bagaimana Cara Tes HIV di Rumah Sakit?
Cara Penularan HIV/AIDS
Umumnya, penularan penyakit HIV karena adanya kontak seksual. Penularan akan terjadi saat penis dan vagina bertemu dan mereka saling bertukar cairan satu sama lain. Cairan yang dikeluarkan oleh vagina dan juga penis dapat menjadi penyebab utama terjadinya transmisi virus HIV/AIDS. Oral dan anal sex juga sama beresikonya dan dapat menjadi sumber transmisi HIV/AIDS. Cara penularan lainnya dapat melalui air susu ibu (ASI) yang diminum oleh bayi dan penggunaan jarum suntik secara bergantian.
Perawatan medis, seperti donor darah yang dilakukan aman dan bersih tidak bisa menularkan HIV / AIDS.
Cairan Tubuh yang Tidak Bisa Menularkan HIV/AIDS Adalah
Ada beberapa kegiatan yang melibatkan pertukaran cairan pada tubuh yang tidak menjadi penyebab adanya penularan meliputi:
- Oral sex, yaitu aktivitas seksual yang melibatkan organ mulut. Penulatan melalui jalur Oral sex adalah mungkin. Risikonya bukan nol. Risiko penularan HIV melalui seks oral memang jauh lebih rendah dibandingkan jenis hubungan seks lain. Namun, dapat menularkan penyakit seksual lainnya, seperti Shigella, Salmonella, E.Coli, dan lainnya.
- Perawatan medis, seperti donor darah, transfusi darah, dan lainnya, meskipun jarang terjadi penularan HIV/AIDS karena prosedur yang dilakukan aman dan bersih.
- Makanan yang telah dikunyah sebelumnya. Misalnya, saat seorang ibu yang membantu mengunyahkan makanan untuk anaknya maka itu tidak menjadi salah satu penyebab menularnya virus HIV/AIDS.
- Berciuman, saliva yang saling bertukar tidak atau jarang menjadi salah satu penyebab penularan HIV/AIDS.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, saliva atau air liur tidak menjadi fator risiko penyebab penularan virus HIV/AIDS selamat tidak ada luka pada rongga mulit, tetapi memastikan untuk tidak ada luka bukanlah hal yg mudah karena bisa saja luka itu sangat kecil sehingga tidak kasat mata. Apabila menggunaan jarum suntik sesuai dengan prosedur yang aman dan bersih juga tidak menyebabkan adanya kontaminasi virus HIV/AIDS.
Baca juga: Cara Menghindari Penyakit HIVS/AIDS
Pengobatan HIV AIDS
Hingga kini memang belum ditemukan pengobatan yang bisa menyembuhkan dan mematikan virus HIV secara total. Namun, ada pengobatan yang bisa membantu penderita HIV.
Salah satu cara mengobati HIV/AIDS adalah menggunakan ART (Antiretroviral Therapy) atau obat-obatan antiretroviral. Obat-obatan antiretroviral ini terbagi menjadi enam jenis dan setiap jenis memiliki cara dan kadar yang berbeda untuk dapat melawan virus HIV dan AIDS dalam tubuh manusia. Obat-obatan ini mampu mengendalikan dan menurunkan kemampuan virus berkembang biak. Biasanya obat-obatan diberikan kepada pasien sesuai resep dokter dengan melihat kondisi tubuh pasien.
Itulah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai virus HIV/AIDS. Dapat disimpulkan bahwa virus HIV adalah penyebab awal munculnya AIDS. Jika tidak segera ditangani infeksi HIV dapat berkembang menjadi AIDS. Namun, banyak orang langsung menggabungkannya menjadi virus HIV/AIDS. Virus HIV/AIDS ini dapat menyebar dengan mudah melalui hubungan seksual dan darah, serta jarum suntik dan transmisi ibu-anak.
Akan tetapi, tidak menyebar melalui saliva atau air liur. Pengobatan yang sejauh ini dapat dilakukan oleh tenaga medis adalah pengobatan ART (Antiretroviral Therapy) karena hingga saat ini belum ada pengobatan yang bisa menyembuhkan HIV. Kontrol rutin dan meminum obat secara teratur adalah kunci agar ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) dapat menjalani hidupnya secara normal dan sehat.
Telah direview oleh dr. Surya Seftiawan Pratama
Source: