Pengobatan penyakit sifilis dilakukan dengan memberikan antibiotik yang dapat melawan bakteri penyebab sifilis. Umumnya, antibiotik yang digunakan adalah penisilin. Namun, tidak semua orang dapat mengunakannya karena memiliki alergi terhadap penisilin. Simak ulasan lengkap mengenai pengobatan penyakit sifilis raja singa di bawah ini.
Penyakit sifilis dapat diobati dengan menggunakan obat antibiotik.
Baca Juga: Apakah Sifilis Bisa Sembuh?
Penyakit Sifilis atau Raja Singa
Sifilis atau raja singa adalah penyakit menular seksual yang terjadi akibat infeksi bakteri T. pallidum. Tanda dan gejala awal penyakit sifilis adalah munculnya luka di area alat kelamin, dubur, atau mulut. Luka yang muncul tidak menimbulkan rasa sakit atau nyeri.
Tanpa ada pengobatan yang tepat dan segera. Penyakit sifilis bisa menyerang dan merusak organ tubuh yang lain seperti jantung atau organ dalam lainnya. Pada ibu hamil, penyakit sifilis dapat menular ke bayi serta menyebabkan komplikasi pada kehamilannya. Oleh karena itu, melakukan pengobatan penyakit sifilis sejak dini penting untuk dilakukan. Hal tersebut mencegah agar kondisinya tidak semakin parah dan menyebar ke organ tubuh lainnya.
Baca Juga: Akibat Penyakit Sifilis yang Harus Anda Ketahui
Pengobatan Penyakit Sifilis Raja Singa
Penyakit sifilis dapat diobati dengan menggunakan obat antibiotik. Meski demikian, pengobatan penyakit sifilis tidak dapat memperbaiki kerusakan organ yang disebabkan oleh infeksi bakteri sifilis. Pengobatan akan lebih mudah dilakukan jika infeksi yang terjadi masih berada pada tahap awal dan belum menyebabkan kerusakan organ. Untuk jangka waktunya sendiri, efektivitas pengobatan penyakit sifilis ditentukan berdasarkan tahapan penyakit serta tanda dan gejala yang dialami. Berikut adalah bagaimana cara pengobatan penyakit sifilis menggunakan antibiotik yang direkomendasikan dokter.
1. Antibiotik Penisilin
Antibiotik penisilin digunakan sebagai obat sifilis jika diagnosis dokter menunjukkan bahwa sifilis terjadi selama kurang dari setahun. Dokter akan merekomendasikan pengobatan penyakit sifilis menggunakan penisilin dengan suntikan dosis tunggal. Namun, jika penyakit sifilis sudah bertahan di tubuh Anda lebih dari satu tahun. Dokter pasti akan memberikan dosis tambahan. Proses pemberian suntikan dilakukan dengan menyuntikan antibiotik jenis penisilin ke bokong.
Selain itu, obat antibiotik jenis penisilin juga dapat digunakan untuk mengatasi penyakit sifilis pada ibu hamil. Sebab, antibiotik jenis ini dianggap aman jika diberikan pada ibu yang sedang hamil. Sedangkan, jika Anda menderita neurosifilis, Anda akan mendapatkan penisilin dengan dosis harian secara intravena. Sayangnya, penggunaan antibiotik penisislin tidak dapat memperbaiki kerusakan yang diakibatkan penyakit sifilis. Penisilin akan bermanfaat untuk membunuh bakteri dan fokus untuk mengurangi rasa sakit dan efek tidak nyaman yang dirasakan.
Penggunaan penisilin hanya bisa berdasarkan resep dari dokter. Sebab, penisilin dianggap sebagai obat keras dan bisa berdampak buruk jika dikonsumsi melebihi dosis yang diberikan. Antibiotik penisilin dapat memberikan efek samping ringan setelah Anda mengkonsumsinya. Efek samping tersebut antara lain demam, sakit kepala, nyeri otot dan sendi.
Antibiotik jenis penisilin juga dapat digunakan untuk mengatasi penyakit sifilis pada ibu hamil.
Baca Juga: Bakteri yang Menyebabkan Sifilis
2. Antibiotik Lainnya
Antibiotik penisilin dapat menyebabkan alergi pada beberapa orang. Bagi mereka yang alergi terhadap penisilin, dokter biasanya akan memberikan antibiotik jenis lainnya. Dilansir dari Healthline, mereka yang alergi terhadap penisilin dan mengidap penyakit sifilis tahap awal dapat mengonsumsi obat antibiotik jenis berikut:
1. Doxycycline
Penggunaan antibiotik doxycycline dapat Anda konsumsi sebanyak 100 mg secara oral dua kali sehari selama 14 hari untuk sifilis tahap awal. Sedangkan, mereka yang berada di tahap sifilis laten harus mengonsumsi obat antibiotik jenis doxycycline selama 28 hari.
Baca Juga: Bagaimana Cara Penularan Sifilis?
2. Tetracycline
Untuk antibiotik jenis tetracycline, pada penderita sifilis tahap awal dapat mengonsumsi sebanyak 50 mg secara oral setiap 6 jam sekali atau empat kali sehari selama 2 minggu. Sedangkan, sifilis yang sudah berada pada tahap laten dan seterusnya harus mengonsumsi antibiotik jenis ini hingga 30 hari atau 1 bulan penuh.
3. Ceftriaxone
Antibiotik ceftriaxone diberikan sebanyak 1 gram dan diberikan secara intravena, yaitu pemberian obat melalui injeksi atau infus ke otot atau pembuluh darah. Pemberian antibiotik jenis ini diberikan sekali sehari dengan rentang waktu 10 sampai 14 hari.
Selama pengobatan penyakit sifilis, pastikan untuk menghindari kontak seksual sampai semua luka di tubuh sembuh dan dokter telah mengijinkan Anda untuk melakukan hubungan seksual. Sebab, jika Anda tetap melakukan hubungan seksual selama perawatan, terdapat kemungkinan luka akan semakin lama sembuh atau pasangan Anda akan tertular penyakit sifilis. Oleh karena itu, ada baiknya jika Anda menyelesaikan terlebih dahulu proses pengobatan penyakit sifilis hingga tuntas. Sekian ulasan tentang pengobatan penyakit sifilis. Semoga bermanfaat.
Telah direview oleh Pusparina Oeniasih
Source:
- Sifilis-Lembar Fakta CDC
- Sifilis: Gejala, Diagnosis, Pengobatan, dan Pencegahan
- Perawatan dan Pengobatan Sifilis