Ditulis oleh Tim Konten Medis
Anoreksia nervosa dan bulimia merupakan gangguan kesehatan yang sama-sama berhubungan dengan perilaku makan. Penyebab kedua gangguan ini adalah rasa takut berlebihan akan kegemukan dan perasaan bersalah setelah makan. Perbedaan anoreksia dan bulimia bisa terdeteksi dari gejala hingga cara mengatasinya.
Anoreksia dan bulimia merupakan gangguan makan yang ditandai dengan berusaha menjaga berat badan serendah mungkin.
Anda pasti pernah mendengar istilah anoreksia nervosa dan bulimia. Keduanya adalah jenis gangguan makan yang memiliki karakteristik berbeda-beda. Meskipun begitu, anoreksia nervosa dan bulimia sama-sama menyebabkan berat badan turun drastis akibat rasa takut penderita akan kenaikan berat badan.
Pada umumnya, penderita gangguan makan ini terpaku pada berat berat badan dan penampilan dengan cara yang tidak sehat. Sebab itu, penderita anoreksia dan bulimia dapat mengalami kekurangan gizi hingga kematian.
Perbedaan Anoreksia dengan Bulimia
Gangguan makan merupakan kondisi psikologis dengan gejala pola makan tidak normal dan disertai dengan perilaku emosional. Terdapat tiga jenis gangguan makan, yaitu bulimia, anoreksia nervosa, dan binge eating disorder (BED).
Seringkali anoreksia dan bulimia dianggap sama oleh banyak orang karena menyebabkan tubuh kurus hingga kekurangan gizi. Meskipun begitu, kedua gangguan ini cenderung berbeda dari segi gejala, penyebab, dan cara mengatasinya.
Berikut adalah perbedaan anoreksia nervosa dan bulimia:
Pengertian Gangguan Makan Anoreksia Nervosa dan Bulimia
Anoreksia nervosa adalah salah satu jenis gangguan perilaku makan yang memiliki gejala, seperti rasa takut gemuk, ketidakpuasan terhadap bentuk badan, dan membatasi makanan secara ketat. Kondisi ini sering terjadi pada anak remaja atau usia dewasa muda.
Penderita kerap membiarkan tubuh kelaparan karena rasa takut akan mengalami kenaikan berat badan. Terkadang, penderita anoreksia juga melakukan berbagai cara ekstrem untuk menguruskan badannya, seperti memuntahkan kembali makanan yang sudah dimakan dengan minum obat pencahar atau pil pelangsing..
Semakin lama, gangguan anoreksia bisa berkembang menjadi bulimia. Bulimia adalah penyimpangan perilaku makan yang ditandai dengan memuntahkan kembali makanan yang telah dikonsumsi. Kondisi ini cukup berbahaya karena bisa mengancam nyawa penderita.
Pada umumnya, bulimia sering terjadi pada remaja dan wanita dewasa yang tidak puas dengan bentuk tubuh dan berat badan mereka. Jika penderita anoreksia membatasi asupan makanan yang masuk, penderita bulimia cenderung mengeluarkan makanan secara paksa untuk mengurangi berat badan.
Perilaku ini tidak lazim dan mampu mengganggu kesehatan tubuh. Padahal, menurunkan berat badan bisa dengan pola hidup sehat, seperti konsumsi makanan gizi seimbang dan makan dalam porsi kecil, tetapi sering.
Baca juga: Anak Sakit Tidak Mau Makan, Harus Bagaimana?
Adakah Perbedaan Penyebab Anoreksia dan Bulimia?
Penyebab utama anoreksia nervosa belum diketahui secara pasti. Namun, terdapat beberapa risiko yang dapat meningkatkan gejala gangguan ini, seperti:
- Trauma: Gangguan makan seringkali muncul sebagia pelarian akibat emosi negatif saat trauma, seperti pelecehan.
- Genetik: Penderita yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan dapat berisiko tinggi untuk mengalami hal yang sama.
- Lingkungan: Pandangan terhadap bentuk tubuh dan penampilan bisa memberikan tekanan pada seseorang.
- Memiliki kesehatan emosional: Penyebab anoreksia bisa terjadi akibat kurangnya mencintai diri sendiri dan perilaku impulsif.
Sama halnya dengan anoreksia, penyebab utama gangguan bulimia belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan gangguan ini, seperti:
- Keturunan: Anda berisiko tinggi mengalami gangguan makan apabila terdapat anggota keluarga yang memiliki gangguan yang sama.
- Psikologis: Bulimia bisa disebabkan oleh beberapa faktor emosional dan psikologis, seperti depresi, gangguan kecemasan, gangguan obsesif kompulsif (OCD), dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).
- Lingkungan: Penderita kerap mengalami tekanan dari orang-orang sekitarnya tentang bentuk tubuh, berat badan, dan kebiasaan makan.
- Pekerjaan: Terdapat beberapa pekerjaan yang membutuhkan bentuk tubuh ideal, seperti model dan atlet. Hal ini memicu tekanan tinggi sehingga dapat mengalami depresi dan bulimia.
Gejala Anoreksia
Anoreksia juga menimbulkan amenore atau tidak mengalami siklus menstruasi pada wanita. Ciri-ciri anoreksia lainnya adalah:
- Hiperaktif dan olahraga secara berlebihan
- Mengalami rambut rontok
- Denyut nadi terasa rendah
- Sensitif terhadap suhu dingin
- Gelisah ketika makan
- Memotong makanan menjadi potongan kecil
- Sering menghindari diri dari teman-teman dan keluarga
- Perfeksionis dan terlalu kritis terhadap diri sendiri
- Terkadang makan secara berlebihan (binge eating) dan memuntahkannya kembali secara paksa
Pengobatan anoreksia bisa dengan beberapa cara seperti konsumsi obat antidepresan sesuai anjuran dokter, psikoterapi, dan edukasi mengenai kesehatan gizi. Pengobatan kondisi ini biasanya berlangsung dalam waktu lama dan memerlukan kerja sama antara keluarga, penderita, dan psikiater.
Selain itu, dokter juga meminta penderita untuk melakukan perawatan rumahan dengan cara mengelola stres, membatasi penggunaan media sosial yang memberikan dampak buruk, dan mengenakan pakaian sesuai dengan bentuk tubuh. Agar pengobatan berjalan semakin efektif, penderita harus memiliki keinginan kuat untuk sembuh.
Baca Juga: Jenis Anoreksia, Kenali Penyebab hingga Gejalanya
Gejala Bulimia
Tanda awal bulimia adalah muncul kebiasaan diet ketat atau hanya mengonsumsi makanan dalam jumlah sedikit yang bisa berlangsung dalam waktu lama hingga penderita kehilangan kontrol diri.
Pada kasus yang semakin parah, penderita bulimia dapat mengonsumsi makanan dalam jumlah berlebihan meskipun tidak merasa lapar. Hal ini disebabkan oleh gangguan emosional dan depresi.
Akibatnya, penderita merasa bersalah dan mencoba memuntahkan kembali makanannya dengan cara menggunakan obat pencahar. Dalam hal ini, penderita dapat mengalami gejala fisik berupa:
- Badan lemas
- Mengalami sakit tenggorokan
- Perut kembung atau nyeri pada bagian perut
- Terjadi pembengkakan di bagian rahang dan pipi
- Muncul bau mulut dan gigi rusak
Cara mengatasi bulimia dapat dengan cara memperbaiki pola makan dan mengatasi gangguan mental penderita. Pilihan pengobatan lain adalah psikoterapi, konsumsi obat antidepresan, dan konseling gizi.
Bulimia bisa menyebabkan komplikasi serius apabila tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat. Kondisi ini bisa menimbulkan kerusakan sistem organ tubuh dan malnutrisi.
Selain itu, penderita juga kerap mengalami dehidrasi hingga penyakit jantung. Anda dapat mencegah gangguan bulimia dengan meningkatkan rasa percaya diri dan menghindari pembicaraan yang memengaruhi kondisi psikologis.
Baca juga: Apa Itu Sindrom Dispepsia?
Nah, itulah perbedaan anoreksia dan bulimia yang perlu Anda ketahui. Tubuh ideal memang menjadi idaman banyak orang. Namun, Anda juga perlu memperhatikan asupan nutrisi agar terhindar dari berbagai masalah penyakit.
Apabila Anda mengalami gejala anoreksia dan bulimia, seperti sering muntah, bengkak pada wajah, dan menstruasi tidak teratur yang tidak kunjung membaik setelah perawatan rumahan dan bahkan semakin parah, sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU).
Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr. Maissie
Source:
- Healthline. Anorexia vs. Bulimia: What’s the Difference?. Juli 2024.
- Medical News Today. What is The Difference Between Anorexia and Bulimia?. Juli 2024.