Ditulis oleh Tim Konten Medis
Sindrom dispepsia adalah kumpulan gejala yang menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut. Faktor penyebab penyakit dispepsia bisa dikarenakan berbagai kondisi, salah satunya adalah makan secara berlebihan.
Penderita dispepsi umumnya akan merasakan perih pada lambung disertai kembung.
Banyak orang menyebut dispepsia dengan sebutan sakit maag. Hal ini karena adanya gejala yang menimbulkan nyeri di bagian perut atas. Penderita dispepsia kerap mengalami rasa sakit atau nyeri perut saat setelah makan.
Dispepsia menjadi salah satu gangguan yang perlu diwaspadai. Jika diabaikan begitu saja, kondisi ini bisa menyebabkan gejala penyakit yang serius. Lantas, apa itu dispepsia dan bagaimana cara mengobatinya? Simak penjelasannya di sini!
Pengertian Sindrom Dispepsia
Sindrom dispepsia adalah kumpulan gejala yang menimbulkan rasa tidak nyaman pada bagian perut, seperti terasa penuh, kembung, sakit pada bagian ulu hati, dan sakit perut. Perlu disadari bahwa dispepsia bukanlah sebuah penyakit tetapi gejala dari penyakit tertentu atau masalah pada sistem pencernaan.
Kondisi kerap memicu rasa sakit atau nyeri akibat penyakit maag dan naiknya asam lambung. Jumlah kasus sindrom dispepsia cenderung tinggi dan seringkali mengganggu aktivitas sehari-hari. Sindrom ini bisa menyebabkan penurunan berat badan, demam, dan pendarahan pada saluran pencernaan.
Sebab itu, penyakit dispepsia memerlukan penangan yang tepat dengan bantuan dari tenaga medis. Hal ini dapat mengurangi risiko terjadinya komplikasi serius.
Baca Juga: Sakit Perut Bagian Bawah Pusar? Waspadai 6 Penyebabnya
Penyebab Dispepsia dan Faktor Risikonya
Penyebab penyakit dispepsia bisa terjadi karena beberapa hal. Kondisi ini sering kali dikaitkan dengan gaya hidup tidak sehat. Berikut beberapa penyebab yang dapat meningkatkan risiko terkena gejala ini:
- Makan secara berlebihan
- Makan dengan terburu-buru
- Sering konsumsi makanan yang mengandung lemak, minyak, dan rasa pedas
- Sering konsumsi minuman alkohol, minuman bersoda, cokelat, dan kafein
- Memiliki kebiasaan merokok
- Memiliki rasa cemas secara berlebihan
- Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti pereda rasa nyeri dan antibiotik.
Selain itu, faktor penyebab terjadinya dispepsia juga menjadi tanda dan gejala dari penyakit tertentu, seperti:
- Batu empedu
- Penyakit lambung kronis
- Gastritis atau peradangan pada dinding lambung
- Penyakit seliak atau autoimun
- Radang pada bagian pankreas
Gejala Sindrom Dispepsia
Pada kondisi awal, sindrom dispepsia tidak memiliki tanda dan gejala yang berbahaya tetapi dapat menyebabkan rasa nyaman hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Bahkan, sindrom ini mampu menimbulkan penyakit yang serius apabila tidak segera ditangani.
Jika Anda mengalami gejala dispepsia, segera lakukan pemeriksaan ke dokter untuk mengurangi rasa sakit atau nyeri yang terjadi. Adapun beberapa gejala lain yang sering terjadi, seperti:
- Mudah merasa kenyang saat makan
- Perut terasa kembung dan begah sehabis makan
- Muncul rasa tidak nyaman pada bagian ulu hati
- Terdapat rasa sakit dan perih pada lambung
- Terdapat sensasi terbakar atau panas pada bagian ulu hati hingga ke tenggorokan
- Terkadang menimbulkan rasa mual yang disertai dengan muntah.
Meski sama-sama menimbulkan masalah pada organ pencernaan, dispepsia berbeda dengan naiknya asam lambung (GERD). Perbedan dispepsia dan GERD ada pada faktor penyebabnya.
Penyebab dispepsia adalah pola hidup tidak sehat, adanya infeksi bakteri, gangguan pada sistem pencernaan, atau asam lambung secara berlebihan. Sedangkan penyakit GERD bisa terjadi akibat tidak berfungsinya lingkaran otot pada bagian bawah esofagus. Kondisi ini menyebabkan asam dan makanan di lambung dapat naik ke tenggorokan.
Cara Mengobati Dispepsia
Penyakit dispepsia bisa disembuhkan dengan konsumsi obat hingga penerapan gaya hidup sehat. Pengobatan sindrom dispepsia bisa disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan dari gejala yang dialami. Oleh sebab itu, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami rasa nyeri dan sakit yang tidak kunjung sembuh.
Dokter dapat mendiagnosis dan mengetahui penyebab yang dialami oleh penderita. Selanjutnya, tenaga medis dapat menentukan penanganan yang tepat untuk berbagai gejala penyakit.
Adapun beberapa cara mengobati dispepsia, antara lain:
1. Menerapkan Gaya Hidup Sehat
Dokter bisa saja menyarankan untuk menerapkan gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan gizi seimbang. Terdapat beberapa makanan yang cocok untuk penderita dispepsia, seperti bubur, nasi tim, kentang rebus, dan ikan.
Dispepsia bisa disembuhkan dengan cara menghindari kebiasaan yang memicu rasa sakit atau nyeri pada bagian perut, seperti berbaring setelah makan dan mengunyah secara terburu-buru.
Selain itu, Anda juga perlu mengurangi konsumsi makanan tinggi lemak, pedas, minuman bersoda, kafein, dan alkohol. Hal ini dapat membantu Anda mencegah terjadinya dispepsia dan berbagai masalah kesehatan di kemudian hari.
2. Menjaga Berat Badan Ideal
Obesitas atau berat badan berlebih menjadi salah satu faktor yang bisa meningkatkan risiko terkena sindrom dispepsia. Sebab itu, Anda perlu mengurangi atau menjaga berat badan tetap ideal dengan olahraga secara teratur.
Anda juga dapat beristirahat yang cukup untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan. Penelitian membuktikkan bahwa kurang tidur bisa memicu penyakit kronis, seperti diabetes, obesitas, dan tekanan darah tinggi.
Baca Juga: 12 Cara Cepat Mengatasi Asam Lambung Naik
3. Tidak Berbaring Setelah Makan
Perlu diketahui bahwa lambung membutuhkan waktu selama beberapa jam untuk memproses dan mengosongkan makanan. Jika Anda berbaring setelah makan, dapat memicu terjadinya gejala sindrom dispepsia yang terjadi.
Anda bisa menunggu selama dua sampai tiga jam setelah makan sebelum tidur atau berbaring. Kondisi ini juga bisa meningkatkan risiko terkena obesitas.
4. Konsumsi Obat-Obatan
Biasanya, dokter dapat memberikan jenis obat-obatan dispepsia untuk mengurangi gejala yang dialami. Salah satu jenis obat yang digunakan adalah obat golongan antasida. Jenis obat ini terjual bebas di apotek dan bisa diperoleh tanpa perlu resep dari dokter.
Sebelum konsumsi obat-obatan, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan dosis yang sesuai dengan tingkat keparahan gejala. Dokter juga bisa meresepkan jenis obat antibiotik untuk meredakan gejala akibat infeksi bakteri.
5. Menghindari Stres
Stres yang berlebihan bisa memicu terjadinya peningkatan kadar asam lambung. Kondisi ini bisa menyebabkan gejala sindrom dispepsia, seperti rasa sakit dan sensasi terbakar di dada.
Anda dapat mengatasi stres dengan melakukan kegiatan positif, seperti meditasi, jalan santai, dan latihan pernapasan. Kegiatan ini mampu mengelola stres dengan baik sehingga tubuh menjadi lebih rileks.
6. Rutin Berolahraga
Selain menjaga berat badan tetap ideal, rutin berolahraga juga mampu meningkatkan metabolisme di dalam tubuh. Aktivitas fisik ini juga mampu menjaga fungsi organ pencernaan bekerja secara optimal.
Lakukan olahraga minimal 30 menit setiap hari atau 3-5 hari dalam satu minggu. Olahraga yang dilakukan bisa berupa bersepeda, berenang, jogging, dan lompat tali.
Cara Mencegah Terkena Sindrom Dispepsia
Anda dapat mencegah sindrom dispepsia dengan cara melakukan pola hidup sehat, seperti:
- Mengunyah makanan secara perlahan-lahan sebelum ditelan
- Makan dalam jumlah porsi kecil tetapi sering
- Hindari minuman alkohol, bersoda, dan kafein
- Batasi asupan makanan yang mengandung tinggi lemak, pedas, dan asam
- Menghentikan kebiasaan merokok
- Olahraga secara teratur
- Menjaga berat badan tetap ideal
- Mengontrol stres dan rasa cemas berlebih
- Gunakan obat-obatan sesuai dengan saran atau anjuran dokter.
Baca Juga: Sakit Perut Sebelah Kiri Bisa Jadi Gejala 7 Penyakit Ini
Apabila sindrom dispepsia yang dirasakan tidak kunjung membaik setelah dilakukan perawatan rumahan dan bahkan semakin parah, sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU).
Cek jadwal dokter Ciputra Hospital dan buat janji dokter lebih mudah. Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan kamu sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh Dr Sony Prabowo, MARS
Source:
- Cleveland Clinic. Functional Dyspepsia. Juli 2024.
- Medical News Today. What to Know About Indigestion or Dyspepsia. Juli 2024.