Ditulis oleh Tim Konten Medis
Jenis anoreksia yang paling umum adalah anoreksia nervosa, anoreksia nervosa atipikal, dan anoreksia atletik. Penyebab kondisi ini beragam, mulai dari gangguan psikologis, biologi, hingga lingkungan. Penderita memerlukan penanganan medis untuk mengatasi anoreksia.
Orang yang mengalami anoreksia kerap makan terlalu sedikit atau terlalu banyak akibat khawatir terhadap berat badan.
Penyakit anoreksia merupakan gangguan makan yang cukup berbahaya karena dapat mengancam nyawa. Gangguan ini lebih berisiko bagi remaja pada masa pubertas.
Gejala awal yang muncul mulai dari berat badan turun drastis, sering menahan lapar, hingga tekanan darah. Penderita kerap menjalani diet ketat dan memuntahkan kembali makanan setelah mengonsuminya.
Jenis Anoreksia
Anoreksia terjadi akibat gangguan psikologis, biologis, dan lingkungan. Seringkali, penderita membiarkan dirinya kelaparan akibat rasa takut mengalami kenaikan berat badan.
Bahkan, penderita juga melakukan berbagai cara ekstrem untuk menguruskan badannya, seperti menggunakan obat pencahar dan pil pelangsing.
Anoreksia bisa berkembang menjadi bulimia apabila tidak segera mendapatkan pengobatan. Kondisi ini bisa menyebabkan gejala fisik berupa dehidrasi, insomnia, dan denyut jantung tidak teratur.
Terdapat macam-macam anoreksia yang perlu diketahui, antara lain:
1. Anoreksia Nervosa
Anoreksia nervosa adalah salah satu jenis anoreksia yang umum dialami oleh remaja atau dewasa muda. Kondisi ini ditandai dengan gejala rasa takut berlebihan terhadap kenaikan berat badan.
Penderita juga memiliki berat badan rendah di bawah normal sehingga menimbulkan berbagai masalah kesehatan bagi tubuh. Hal ini disebabkan oleh pola pikir menyimpang terhadap bentuk tubuh dan penampilan yang dimiliki.
Penderita memiliki anggapan bahwa tubuh kurus bisa meningkatkan kecantikannya. Hal ini bisa memicu komplikasi serius, seperti kerusakan organ tubuh hingga kematian mendadak.
Adapun beberapa gejala lain yang dialami oleh penderita anoreksia nervosa, antara lain:
- Berat badan tidak ideal: Seringkali, penderita memiliki berat badan di bawah rata-rata untuk tinggi badan dan usianya.
- Memiliki rasa takut berat badan naik: Penderita juga merasa bahwa dirinya memiliki tubuh gemuk. Padahal, orang yang mengalami anoreksia nervosa cenderung bertubuh kurus.
- Memiliki Masalah penampilan: Penderita memiliki anggapan negatif terhadap bentuk tubuhnya. Hal ini terjadi karena adanya ketidakpuasan diri, stres, dan diet ketat.
- Menghindari makanan: Kurangi porsi makanan, memotong makanan menjadi potongan kecil, dan memuntahkan kembali makanan.
- Sering Konsumsi obat: Untuk mencegah berat badan naik, penderita biasanya mengonsumsi obat penurun nafsu makan yang bersifat diuretik.
- Gangguan siklus menstruasi pada wanita: Kondisi ini terjadi karena rendahnya kadar lemak di dalam tubuh.
- Perubahan mood dan perilaku: Penderita akan cenderung mudah marah, cemas, tersinggung, dan depresi.
Baca Juga: Cara Menaikkan Berat Badan Secara Cepat dan Sehat
2. Anoreksia Nervosa Atipikal
Anoreksia nervosa atipikal memiliki gejala yang hampir sama dengan anoreksia nervosa. Namun, terdapat perbedaan signifikan yang terlihat dari berat badan penderita.
Anoreksia nervosa atipikal tidak mengalami penurunan berat badan. Hal ini karena penderita memiliki pola makan yang teratur. Namun, penderita gangguan ini cenderung menjalani diet ketat yang disertai dengan pola makan sehat. Penderita juga mengatur jumlah kalori yang masuk dan keluar dari tubuh secara ekstrem.
Kondisi ini bisa membahayakan kesehatan, seperti memicu kerusakan tulang dan otot, gangguan sistem kardiovaskular, dan mengalami gejala depresi, dan kerusakan organ vital.
Ciri-ciri anoreksia nervosa atipikal adalah:
- Membatasi konsumsi makanan: Penderita sering membatasi asupan untuk terlihat lebih sehat.
- Pola makan dengan sistem terkontrol: Penderita cenderung makan sedikit atau berlebihan dan kemudian buang air besar untuk mengontrol berat badan.
- Olahraga secara berlebihan: Penderita kerap menjalani aktivitas fisik secara berlebihan dan menimbulkan gejala gangguan makan.
- Berat badan turun dengan cepat: Orang yang mengalami kondisi ini dapat mengerahkan tenaganya untuk menurunkan berat badan secara cepat.
- Malnutrisi: Penderita anoreksia nervosa atipikal cenderung mengalami kekurangan vitamin, mineral, dan makronutrien.
Baca juga: Cara Mudah Diet Sehat untuk Wanita
3. Anoreksia Atletik
Penyakit anoreksia atletik merupakan jenis gangguan makan yang memiliki gejala membatasi jumlah kalori makanan dan kebiasaan olahraga secara ekstrem. Kondisi ini dikenal dengan istilah hipergimnasia.
Anoreksia atletik lebih berisiko pada seorang atlet atau olahragawan. Penyebabnya beragam, seperti tekanan untuk mempertahankan berat dan bentuk tubuh ideal.
Tekanan para atlet seringkali berasal dari keluarga, teman, pelatih, dan media sosial. Terdapat faktor risiko yang bisa menyebabkan orang mengalami anoreksia atletik, seperti trauma di masa lalu, perundungan, penggunaan obat-obatan terlarang, dan gangguan kepribadian.
Anoreksia dapat dialami oleh siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada atlet wanita. Beberapa contoh profesi atlet bisa berupa petinju, balerina, pelari, pemandu sorak, dan pegulat. Adapun beberapa gejala anoreksia atletik terdiri atas:
- Sering membatasi asupan kalori yang berdampak buruk bagi kesehatan, seperti mudah marah, pusing, sulit berkonsentrasi, dan mengalami cedera
- Olahraga terlalu berlebihan tanpa adanya asupan makan yang seimbang
- Perfeksionis untuk tetap mempertahankan tubuh ideal
- Siklus haid tidak teratur pada wanita
Cara Mengatasi Gangguan Makan Anoreksia
Jika Anda mengalami berbagai gejala anoreksia, segera kunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Anda juga perlu melakukan beberapa cara untuk mencegah terjadinya komplikasi dan meningkatkan kesehatan tubuh.
Berikut cara mengatasi gangguan makan anoreksia:
1. Tindakan Medis
Tindakan medis perlu dilakukan apabila penderita telah mengalami gangguan fisik, mulai dari denyut jantung tidak teratur, dehidrasi berat, suhu tubuh rendah, hingga badan terasa lemas. Pada kondisi ini, penderita dapat menjalani rawat inap sampai kondisi kesehatannya berangsur membaik.
Tindakan medis bertujuan untuk mengatasi gangguan mental serius, malnutrisi (kekurangan nutrisi), dan menghindari makanan dalam jangka waktu panjang. Hal ini bertujuan untuk mengawasi dan memperhatikan organ vital, seperti jantung dan otak dalam keadaan baik-baik saja.
Jika kondisinya semakin parah, dokter dapat memasang alat berupa selang yang digunakan melalui hidung penderita. Alat ini bernama nasogastric tube yang bermanfaat untuk menyalurkan makanan ke lambung.
Baca Juga: Tips Puasa untuk Menurunkan Berat Badan
2. Melakukan Psikoterapi
Anda dapat menjalani pengobatan psikoterapi untuk mengembalikan pola makan dan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. Salah satu psikoterapi untuk mengobati anoreksia adalah terapi perilaku kognitif.
Terapi ini membantu penderita untuk mengubah pola pikir negatif terhadap gaya hidup ekstrem dan membangun kembali rasa percaya diri mengenai berat dan bentuk tubuh. Selain itu, dokter juga dapat meresepkan obat-obatan dan suplemen untuk mencukupi kebutuhan nutrisi di dalam tubuh.
Apabila Anda mengalami gejala anoreksia, seperti siklus menstruasi tidak teratur, kekurangan nutrisi, perubahan mood dan tidak kunjung membaik setelah perawatan rumahan dan bahkan semakin parah, sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU).
Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr. Maissie
Source:
- Healthdirect. Anorexia Nervosa. Agustus 2024.
- Healthline. 6 Common Types of Eating Disorders (and Their Symptoms). Agustus 2024.
- WebMD. Signs of an Eating Disorder. Agustus 2024.