Ditulis oleh Tim Konten Medis
Perbedaan arteriosklerosis dan aterosklerosis penting untuk diketahui. Dengan mengetahui apa saja perbedaannya, Anda akan lebih mudah menentukan bagaimana cara pencegahan dan pengobatannya. Penasaran bagaimana dokter mendiagnosis penyakit arteriosklerosis atau aterosklerosis? Simak lengkapnya di bawah ini.

Aliran darah yang tersumbat dapat menyebabkan berbagai penyakit yang berhubungan dengan jantung.
Baca Juga: Pemicu Serangan Jantung yang Tidak Terduga
Aterosklerosis dan Arteriosklerosis
Aterosklerosis dan arteriosklerosis kadang-kadang sering disamaratakan sebagai penyakit yang sama. Padahal, keduanya memiliki kondisi yang berbeda. Aterosklerosis adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang penumpukan plak di dalam atau dinding pembuluh arteri. Arterosklerosis merupakan jenis tertentu dari arteriosklerosis. Sedangkan, arteriosklerosis merupakan istilah yang lebih luas untuk menjelaskan tentang penyempitan arteri dan pengerasan pembuluh arteri.
Perbedaan Arteriosklerosis dan Aterosklerosis
Arteriosklerosis adalah penyakit yang terbentuk akibat adanya kegagalan pembuluh darah dalam mengalirkan darah dan oksigen ke organ tubuh. Kondisi tersebut terjadi karena elastisitas arteri yang rusak. Pada usia yang masih muda, arteri biasanya bersifat fleksibel. Namun, seiring bertambahnya usia, arteri menjadi lebih keras dan tebal. Alasan utama untuk kondisi arteri yang mengeras dan menebal adalah dinding arteri membengkak. Hal ini umum terjadi kepada mereka yang termasuk kelompok usia tua.
Arteri pada mereka yang berusia masih muda dapat menahan turbulensi sirkulasi darah karena sifatnya yang masih elastis. Ketika tekanan darah naik, arteri yang sehat tersebut dapat mengatur aliran darah ke seluruh tubuh dengan baik. Sebaliknya, saat arteri mengeras dan menebal, maka pembuluh darah akan melemah dan tidak tahan terhadap tekanan darah yang sedang naik. Akibatnya, aliran darah akan tersumbat dan dapat menyebabkan berbagai penyakit yang berhubungan dengan jantung.
Aterosklerosis merupakan salah satu jenis dari arteriosklerosis. Aterosklerosis adalah penyakit yang ditandai dengan adanya penumpukan lemak, kolesterol, dan zat lainnya pada dinding pembuluh arteri. Penumpukan zat tersebut akan menyebabkan plak pada dinding pembuluh darah yang akhirnya menyumbat aliran darah. Aliran darah yang menyempit dan tersumbat tidak dapat mengedarkan darah ke organ tubuh lainnya. Akibatnya, dapat menyebabkan penyakit jantung. Aterosklerosis dapat terjadi karena beberapa faktor seperti, obesitas, konsumsi rokok yang ekstensif, genetika, dan hipertensi. Meski memiliki perbedaan secara definisinya, dokter dapat menggunakan kedua istilah ini untuk penyakit yang ada hubungannya dengan pembuluh darah dan penyempitan pembuluh darah.
Baca Juga: Punya Penyakit Jantung? Ikuti Saran Gaya Hidup Sehat Ini
Gejala Arteriosklerosis
Gejala arteriosklerosis secara spesifik tidak ada. Bahkan, jika penyakitnya memburuk dan berkembang menjadi aterosklerosis, gejala yang muncul terkadang ringan atau tidak terlihat. Arteriosklerosis adalah penyakit yang berkaitan dengan bertambahnya usia, sehingga tidak menunjukkan tanda-tanda. Beberapa orang yang mengalami arteriosklerosis mengaku mengalami pusing yang tidak biasa, tekanan darah yang berfluktuasi, dan indera penglihatan yang melemah.
Kondisi tersebut terjadi karena arteri tersumbat, sehingga menyebabkan kekurangan oksigen. Selain itu, arteri yang tersumbat juga dapat menyebabkan jantung tidak berfungsi dengan baik hingga mengakibatkan stroke. Perlu diketahui, jika Anda termasuk dalam kelompok usia tua dan menunjukkan beberapa gejala yang mencurigakan seperti nyeri dada yang tidak biasa, mati rasa pada lengan dan kaki, penglihatan kabur, sakit ginjal, hipertensi. Ada baiknya jika Anda segera pergi ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh.
Diagnosis Arteriosklerosis dan Aterosklerosis
Arteriosklerosis dan aterosklerosis merupakan penyakit yang sama-sama menyerang pembuluh darah. Oleh karena itu, untuk mendiagnosisnya dokter akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Setelah memeriksa gejala dari penyakitnya, misalnya kondisi arteri, tekanan darah, denyut nadi. Selanjutnya, dokter akan menyarankan melakukan tes diagnostik untuk mendapatkan hasil pastinya. Tes diagnostik yang direkomendasikan dokter antara lain:
- USG doppler
USG doppler akan menggunakan perangkat ultrasound khusus untuk mengukur aliran darah di beberapa bagian tubuh. Hasil dari USG akan membantu dokter untuk menganalisis daerah yang terindikasi mengalami penyumbatan. - Tes darah
Tes darah disarankan oleh dokter untuk menentukan apakah ada penyakit di dalam darah. Selain itu, tes darah juga digunakan untuk mengukur kadar kolesterol dan gula dalam darah. Prosedur sebelum melakukan tes darah dokter akan menyuruh pasien untuk berpuasa selama 8 hingga 12 jam. - Elektrokardiogram
Elektrokardiogram atau EKG adalah sebuah alat medis yang digunakan untuk merekam sinyal listrik di dalam jantung Anda. Penggunaan alat EKG juga dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit stroke. Ketika didapatkan gambaran gangguan irama jantung Aritmia,dapat menyebabkan pembentukan gumpalan darah di dalam bilik jantung. Gumpalan darah ini bisa sewaktu-waktu berpindah ke otak dan menyebabkan stroke. - Analisis stres
Analisis stres dilakukan untuk mengukur kondisi jantung Anda. Tes ini akan mengungkapkan seberapa baik jantung Anda saat melakukan beberapa aktivitas seperti berolahraga. - Indeks pergelangan kaki-brakialis (ABI)
Tes ini dilakukan untuk mengetahui apakah Anda memiliki penyakit arteriosklerosis atau aterosklerosis di arteri tangan dan kaki Anda. Selama tes ini dilakukan, dokter akan membandingkan tekanan darah di pergelangan kaki dan tangan Anda. Ketika ditemukan perbedaan abnormal bisa menjadi tanda adanya penyakit pembuluh darah perifer. - Kateterisasi jantung dan angiogram
Tes diagnostik kateterisasi jantung dan angiogram akan menunjukkan bagaimana kondisi arteri koroner Anda, apakah menyempit atau tersumbat. Prosedur ini dilakukan dengan cara memasukkan tabung tipis dan fleksibel di dalam pembuluh darah yang mengarah ke jantung Anda.
Baca Juga: Puasa Dapat Mengurangi Risiko Penyakit Jantung
Dampak dari Arteriosklerosis dan Aterosklerosis
Jika arteriosklerosis dan aterosklerosis tidak didiagnosis dan diobati dengan segera. Dapat berkembang dan menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius. Komplikasi dari arteriosklerosis dan aterosklerosis antara lain:
- Penyakit arteri koroner
- Penyakit arteri perifer
- Penyakit arteri karotis
- Penyakit aneurisma
- Penyakit ginjal kronis
Baca Juga: 12 Tanda Kemungkinan Penyakit Jantung
Pencegahan Arteriosklerosis
Meskipun beberapa faktor arteriosklerosis tidak dapat dicegah, seperti faktor usia dan genetik. Masih terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu mencegah arteriosklerosis, yaitu:
- Memiliki pola hidup sehat
Dengan hidup sehat seperti mengatur pola makan, rutin berolahraga, dan tidak merokok akan membantu Anda terhindar dari penyakit arteriosklerosis. - Mengonsumsi obat
Jika Anda sudah didiagnosis mengalami penyakit seperti darah tinggi, stroke, kolesterol atau diabetes. Pastikan untuk mengonsumsi obat yang telah diresepkan oleh dokter.
Perbedaan arteriosklerosis dan aterosklerosis terletak pada bagaimana kondisi arteri. Jika elastisitas arteri menurun, kondisi tersebut disebut arteriosklerosis. Sedangkan, jika penumpukan plak terjadi di pembuluh darah, itu adalah aterosklerosis. Jika Anda masih mengalami kebingungan, ada baiknya jika Anda melakukan pemeriksaan secara menyeluruh ke dokter untuk dilakukan diagnosis. Sekian ulasan mengenai perbedaan arteriosklerosis dan aterosklerosis. Semoga bermanfaat.
Telah direview oleh dr. Febriani Kezia H
Source: