Ditulis oleh Tim Konten Medis
Anemia aplastik adalah penyakit kelainan darah yang menyebabkan tubuh tidak bisa memproduksi sel darah merah dengan baik. Salah satu faktor penyebab penyakit anemia aplastik, yaitu memiliki kelainan pada sistem kekebalan tubuh. Kondisi ini dapat diatasi dengan perawatan medis, mulai dari konsumsi obat-obatan hingga transplantasi sumsum tulang.
Anemia aplastik ditandai dengan beberapa gejala, salah satunya adalah kepala pusing.
Penyakit anemia aplastik lebih rentan dialami oleh orang yang terkena infeksi kekurangan sel darah putih. Penyakit ini mengakibatkan salah satu atau semua jenis sel darah mengalami penurunan sehingga menimbulkan gangguan kesehatan.
Anemia aplastik sering terjadi pada usia dewasa muda dan lansia. Gejala yang ditimbulkan dapat berupa mudah lelah, kesulitan bernapas, pusing, dan wajah pucat.
Apa Itu Anemia Aplastik?
Anemia aplastik adalah penyakit kelainan darah yang disebabkan oleh kegagalan sumsum tulang dalam memproduksi sel-sel darah merah. Penyakit ini mengakibatkan sumsum tulang tidak bisa menghasilkan sel darah, sel darah putih, dan trombosit
Anemia aplastik menyebabkan tubuh lebih rentan terkena infeksi penyakit dan pendarahan yang terjadi secara terus-menerus. Selain itu, penderita juga mengalami badan yang cenderung lemas setiap saat.
Perlu diketahui bahwa penyakit ini merupakan kondisi langka dan memerlukan penanganan yang serius. Anemia aplastik dapat menyerang siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Anemia aplastik bisa muncul secara tiba-tiba, perlahan, dan semakin parah seiring berjalannya waktu. Gejala yang timbul bisa ringan ataupun berat.
Penderita dapat melakukan pengobatan mulai dari konsumsi obat-obatan medis, melakukan transfusi darah, hingga transplantasi sumsum tulang.
Jenis Anemia Aplastik
Anemia aplastik terbagi atas dua jenis, yaitu:
1. Acquired Aplastic Anemia
Acquired Aplastic adalah jenis anemia aplastik yang sudah dialami setelah lahir dan bukan diturunkan dari orang tua. Jenis ini sering dialami oleh orang dewasa.
Penyebab penyakit anemia aplastik tidak diketahui secara jelas. Namun, sebagian besar penyakit ini termasuk autoimun. Kondisi ini menyerang sistem imun tubuh, khususnya pada bagian sumsum tulang.
2. Inherited Aplastic Anemia
Jenis anemia aplastik ini dapat disebabkan oleh penyakit keturunan yang diwariskan oleh orang tua. Umumnya, penyakit ini bawaan sering dialami oleh anak-anak hingga remaja.
Penderita anemia jenis ini dapat meningkatkan risiko penyakit kanker tertentu, seperti leukemia. Oleh sebab itu, Anda memerlukan penanganan khusus untuk mengobati jenis anemia ini.
Baca Juga: Kenali 3 Jenis Kanker Darah dan Gejalanya
Penyebab Anemia Aplastik
Berdasarkan jenisnya, anemia aplastik dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu faktor keturunan atau gangguan kesehatan, seperti penyakit autoimun. Adapun beberapa penyebab penyakit ini dapat diakibatkan oleh:
- Penyakit autoimun yang menyerang sel-sel sehat pada sumsum tulang
- Pernah menjalani perawatan kemoterapi atau radioterapi. Perawatan ini mampu menyebabkan kerusakan sel di dalam tubuh
- Menggunakan obat-obatan tertentu, seperti jenis antibiotik dan obat rheumatoid arthritis
- Terserang infeksi virus, seperti HIV, hepatitis, dan Epstein-Barr
- Terkena paparan zat-zat kimia dalam jangka waktu lama, seperti benzene dan pestisida
- Masa kehamilan yang dapat menyebabkan sistem imun tubuh menyerang sel pada bagian sumsum tulang.
Faktor Risiko Penyebab Anemia Aplastik
Faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ini, sebagai berikut:
- Memiliki ras asia
- Ibu hamil
- Orang yang berusia sekitar 20 hingga 25 tahun
- Memiliki kelainan pada sistem kekebalan tubuh
- Mengidap penyakit kanker tertentu
- Pernah menjalani kemoterapi atau terapi radiasi
- Terkena paparan bahan kimia berbahaya.
Baca Juga: Apa Itu Anemia Mikrositik? Penyebab, Gejala, dan Pengobatan
Gejala Anemia Aplastik
Manusia memiliki jenis sel darah yang berbeda, mulai dari sel darah merah, sel darah putih, hingga trombosit. Ketiga jenis ini berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh.
Jika salah satu sel darah mengalami gangguan, dapat memengaruhi fungsi sel darah lainnya di dalam tubuh. Penyakit anemia aplastik merupakan salah satu contoh penyakit akibat kelainan darah.
Adapun beberapa gejala umum yang dapat dialami oleh penderita anemia aplastik, antara lain:
- Tubuh lemas
- Mudah lelah
- Kesulitan bernapas
- Wajah pucat
- Kepala pusing
- Demam suhu tinggi
- Kulit mudah memar atau terjadi pendarahan
- Infeksi yang sulit sembuh
- Mimisan.
Diagnosis Penyakit Anemia Aplastik
Anemia aplastik dapat didiagnosis dengan melakukan pemeriksaaan tertentu. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik dan wawancara medis untuk mengetahui kondisi kesehatan penderita.
Jenis pemeriksaan yang dianjurkan dapat meliputi:
1. Pemeriksaan di laboratorium
Dokter bisa mengecek kadar sel darah merah, sel darah putih, trombosit, hemoglobin, dan hematokrit pada tubuh penderita. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar sel darah dalam jumlah rendah, berlebihan, atau normal.
Baca Juga: Bagaimana Cara Menyembuhkan Penyakit Anemia?
2. Pemeriksaan Bagian Sumsum Tulang
Prosedur ini dilakukan untuk mencari tahu apakah sumsum tulang memproduksi sel darah yang cukup atau tidak. Pemeriksaan sumsum tulang dapat berupa metode aspirasi dan biopsi. Metode ini dilakukan dengan cara mengambil sampel cairan pada sumsum tulang.
Kemudian, diperiksa di bawah mikroskop untuk mendapatkan diagnosis secara tepat. Biopsi juga mengambil sedikit sampel dari jaringan sumsum tulang menggunakan jarum khusus.
Komplikasi Anemia Aplastik
Penyakit komplikasi paling umum dari anemia aplastik termasuk perdarahan, infeksi, atau kelainan limfoproliferatif. Komplikasi juga bisa berasal dari pengobatan.
Pengobatan transfusi darah bisa mengakibatkan tubuh mengalami perkembangan antibodi di dalam darah. Kondisi ini dapat menyebabkan pengobatan menjadi tidak efektif.
Beberapa efek samping yang juga perlu diwaspadai adalah:
- Penyakit graft-versus-host, komplikasi dari transplantasi sel induk alogenik
- Peningkatan risiko infeksi yang disebabkan oleh obat imunosupresan
- Kelebihan zat besi akibat transfusi darah
Cara Mengatasi Anemia Aplastik
Pengobatan anemia aplastik dapat dilakukan dengan beberapa cara. Kesembuhan anemia aplastik tergantung dari kondisi kesehatan penderita, mulai dari gejala ringan hingga berat. Secara umum, anak-anak dan orang berusia 40 tahun ke bawah lebih mungkin berhasil dalam pengobatan dibandingkan orang yang lebih tua.
Berikut jenis pengobatan yang diperlukan, antara lain:
1. Konsumsi Obat-Obatan Medis
Dokter biasanya memberikan terapi untuk mengatasi infeksi pada sumsum tulang. Kondisi ini juga menekankan sistem kekebalan tubuh untuk mencegah terjadinya gejala semakin parah.
Dokter juga mengobati infeksi dengan menggunakan obat antibiotik kepada penderita. Obat ini diberikan sesuai dengan jenis penyakit yang dialami untuk mencegah turunnya sistem imun tubuh.
Baca Juga: Apa Itu Kanker Darah? Kenali Penyebab hingga Gejalanya
2. Melakukan Transfusi Darah
Transfusi darah memiliki tujuan untuk melindungi kadar sel darah yang cukup di dalam tubuh. Pengobatan ini dilakukan agar tubuh tetap sehat dan bugar sehingga terhindar dari penyakit infeksi.
Selain itu, transfusi darah juga mampu mengurangi gejala semakin parah dan mengontrol pendarahan yang mungkin terjadi pada tubuh penderita.
Cara kerja pengobatan ini dilakukan dengan cara melalui selang intravena menuju ke pembuluh darah. Namun, transfusi darah memiliki efek samping, seperti membentuk antibodi terhadap sel darah seiring berjalannya waktu.
3. Melakukan Transplantasi Sumsum Tulang
Transplantasi sumsum tulang dapat dilakukan untuk mengobati penyakit kelainan darah ini. Pengobatan ini biasanya terjadi pada penderita yang masih berusia mudah dan memiliki pendonor yang sesuai, seperti saudara kandung.
Jika pendonor sumsum tulang sudah ada, dokter akan melakukan terapi radiasi atau kemoterapi untuk mengatasi sumsum tulang yang abnormal.
Setelah itu, pendonor memberikan sel punca sehat kepada penderita dengan cara penyuntikkan. Kondisi ini menyebabkan penderita membentuk sel-sel darah baru di dalam tubuh.
Cara Mencegah Anemia Aplastik
Terdapat berbagai cara untuk menurunkan risiko terkena penyakit ini, seperti:
- Menjaga kebersihan diri, mulai dari mencuci tangan
- Konsumsi obat-obatan sesuai dengan anjuran dokter dan aturan pakai
- Konsumsi makanan gizi seimbang
- Tidur yang cukup
- Mengelola stres
- Olahraga secara rutin.
Pengobatan Anemia Aplastik ke Dokter
Apabila gejala penyakit ini, seperti kulit memar, terjadi pendarahan, dan tubuh lemas yang dirasakan tidak kunjung membaik setelah dilakukan perawatan rumahan dan bahkan semakin parah, sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU).
Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr. Maisie Thalia
Source:
- Cleveland Clinic. Aplastic Anemia. Juni 2024.
- Mayo Clinic. Aplastic Anemia. Juni 2024.