Ditulis oleh Tim Konten Medis
Anemia adalah penyakit kekurangan sel darah merah atau hemoglobin sehat dalam tubuh, sehingga mengurangi kemampuan darah untuk mengangkut oksigen. Gejala anemia umumnya ditandai dengan pusing, lemah, dan lelah karena otak serta organ lain tidak mendapatkan cukup oksigen yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik.
Salah satu gejala yang dirasakan penderita anemia, seperti rasa pusing dan ingin pingsan.
Anemia dapat menyerang wanita, anak-anak, orang tua serta orang yang memiliki penyakit jangka panjang. Penyakit ini dapat diturunkan melalui gen, wanita yang sedang haid, penderita ginjal atau kondisi kronis lainnya. Penjelasan lebih lengkap mengenai cara mengatasinya akan kita bahas pada bagian ini!
Pengertian Anemia
Anemia adalah kondisi medis di mana tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin yang berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Kurang darah terjadi saat kadar hemoglobin turun di bawah 13,5 gram/dL pada pria atau di bawah 12 gram/dL pada wanita.
Penyebab kehilangan banyak darah bisa beragam, mulai dari kekurangan zat besi, vitamin B12, hingga penyakit kronis. Gejala umum yang dirasakan penderita penyakit ini meliputi pusing, lemah, lelah, serta kulit yang pucat karena organ-organ tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen untuk berfungsi dengan baik.
Kondisi ini perlu diwaspadai dan ditangani dengan tepat agar tidak mengganggu aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup penderita.
Baca Juga: Makanan Penambah Darah yang Aman untuk Lambung
Jenis Anemia
Berikut jenis-jenis kurang darah berdasarkan penyebabnya:
1. Berdasarkan Kerusakan Genetik
- Anemia Sel Sabit: Disebabkan oleh mutasi pada gen yang mengatur produksi hemoglobin, menyebabkan sel darah merah menjadi kaku dan berbentuk sabit.
- Anemia Diamond-Blackfan: Jenis yang disebabkan oleh gangguan pada produksi sel darah merah dalam sumsum tulang.
- Anemia Fanconi: Merupakan jenis yang disebabkan oleh kelainan genetik yang mengganggu fungsi sumsum tulang dan organ tubuh lainnya.
2. Berdasarkan Permasalahan Asupan Nutrisi
- Anemia Pernisiosa: Terjadi karena defisiensi vitamin B12 yang penting untuk produksi sel darah merah yang sehat.
- Anemia Megaloblastik: Disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 atau asam folat yang menyebabkan sel darah merah menjadi besar dan tidak matang.
- Anemia Defisiensi Besi: Terjadi akibat kekurangan zat besi dalam tubuh yang diperlukan untuk produksi hemoglobin.
3. Berdasarkan Kelainan Sel Darah Merah
- Anemia Aplastik: Jenis yang disebabkan oleh gangguan pada sumsum tulang, mengakibatkan produksi sel darah merah yang sangat rendah.
- Anemia Hemolitik: Terjadi ketika sel darah merah dihancurkan lebih cepat dari yang bisa diproduksi oleh tubuh.
- Anemia Makrositik: Dicirikan oleh sel darah merah yang lebih besar dari biasanya.
- Anemi Mikrositik: Dicirikan oleh sel darah merah yang lebih kecil dari biasanya.
- Anemia Sideroblastik: Merupakan jenis yang disebabkan oleh kelainan dalam sintesis hemoglobin.
- Anemia Normositik: Dicirikan oleh sel darah merah yang memiliki ukuran dan bentuk normal, tetapi jumlahnya lebih sedikit dari yang seharusnya.
Penyebab Anemia
Adapun kemungkinan penyebab anemia, di antaranya:
1. Kehilangan Banyak Darah
Kehilangan banyak darah dapat disebabkan oleh pendarahan dalam jangka waktu yang lama. Pendarahan dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti penyakit kanker, donor darah, penggunaan obat-obatan (aspirin atau ibuprofen), menstruasi yang berat, trauma seperti kecelakaan dan setelah menjalani operasi.
2. Berkurangnya atau Kecacatan Hasil Produksi Sel Darah Merah
Tubuh manusia tidak dapat memproduksi sel darah merah yang cukup sehingga tidak dapat bekerja dengan baik. Hal ini dikarenakan kurangnya konsumsi mineral dan vitamin B12 atau folat sehari-hari.
3. Hancurnya Sel Darah Merah
Pada kasus ini, sel darah merah cenderung rapuh dan tidak bisa bertahan lama ketika harus mengaliri tubuh. Hal ini disebabkan karena sistem imun yang kurang baik, adanya racun dalam tubuh dan penyakit lainnya.
4. Diet Ketat yang Mengurangi Asupan Zat Besi
Diet yang rendah akan zat besi, baik karena pembatasan makanan tertentu atau gaya makan yang tidak seimbang, dapat menyebabkan defisiensi zat besi yang berkontribusi pada terjadinya kurang darah. Zat besi merupakan komponen penting dalam produksi hemoglobin, yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.
5. Kehamilan
Selama kehamilan, tubuh memerlukan lebih banyak zat besi untuk mendukung pertumbuhan janin dan produksi darah tambahan. Jika asupan zat besi tidak mencukupi melalui diet atau suplemen, bisa terjadi anemia pada ibu hamil.
6. Konsumsi Kafein
Kafein dapat mengganggu penyerapan zat besi dalam tubuh. Jika seseorang mengonsumsi kafein dalam jumlah besar secara teratur, ini dapat menyebabkan penurunan kadar zat besi dalam tubuh dan akhirnya menyebabkan anemia.
Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan asupan kafein dan memastikan bahwa diet mengandung cukup zat besi untuk mencegah terjadinya anemia.
Baca juga: Penyebab Trombosit Turun yang Penting Diwaspadai
Gejala Kurang Darah
Seseorang yang mengalami kurang darah bisanya akan mengalami gejala, seperti:
- Adanya rasa pusing, kepala terasa ringan hingga rasa ingin pingsan
- Ketidakteraturan detak jantung, bisa menjadi lebih cepat atau lebih lambat
- Kepala terasa sakit
- Adanya rasa sakit pada bagian tulang, dada, perut dan persendian
- Tarikan napas yang lebih pendek
- Warna kulit menjadi pucat atau kuning
- Tangan dan kaki terasa dingin
- Mudah lelah dan lemah
Cara Mengatasi Anemia (Kurang Darah)
Ada beberapa cara mengatasi atau mengobati anemia di antaranya:
- Meningkatkan asupan zat besi melalui makanan atau suplemen.
- Konsumsi makanan yang kaya akan vitamin C untuk meningkatkan penyerapan zat besi.
- Mengonsumsi makanan yang mengandung asam folat, seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
- Menambahkan makanan yang mengandung vitamin B12 dalam diet, seperti daging, ikan, dan produk susu.
- Menghindari konsumsi kafein yang berlebihan.
- Memperbanyak makanan yang mengandung zat besi hewani, seperti daging merah dan unggas.
- Berhenti atau mengurangi konsumsi alkohol.
- Meningkatkan asupan protein melalui makanan seperti daging, telur, dan produk susu.
- Istirahat yang cukup untuk memperbaiki produksi sel darah merah.
- Berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan apakah perlu mendapatkan terapi penggantian darah atau pengobatan lainnya.
Demikianlah ulasan singkat seputar anemia. Mulai dari gejala, penyebab, dan cara mengatasinya dapat Anda ketahui. Semoga artikel mengenai ini dapat membantu menambah ilmu dan wawasan mengenai penyakit kurang darah.
Tetaplah menjaga kesehatan diri masing-masing, jangan melakukan diet yang tidak benar atau tanpa arahan dari ahli karena akan membahayakan bagi kesehatan tubuh.
Baca Juga: 9 Tips Mengatasi Badan Lemas dan Mudah Mengatuk agar Segar Kembali
Apabila Anda mengalami gejala kurang darah, seperti pusing, lemas, hingga pingsan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU). Cek jadwal dokter Ciputra Hospital dan buat janji dokter lebih mudah dan cepat lewat WhatsApp.
Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr. Stephanie Esperansa
Source: