Ditulis oleh Tim Konten Medis
Kanker lambung adalah penyakit yang berkembang di dinding lambung dan sering kali tidak menunjukkan gejala awal yang jelas. Penyebabnya bisa beragam, bisa terjadi karena pola makan tidak sehat, hingga pengembangan dari penyakit GERD. Pengobatan kanker lambung dapat Anda lakukan dengan operasi, kemoterapi, atau terapi lanjutan tergantung tingkat keparahan penyakit.

Kanker lambung merupakan salah satu jenis kanker yang tumbuh di jaringan lambung dan sering kali sulit terdeteksi pada tahap awal. Gejala kanker lambung umumnya meliputi gangguan pencernaan atau rasa tidak nyaman setelah makan, sehingga banyak kasus baru Anda ketahui ketika sudah memasuki stadium lanjut.
Penanganan kanker lambung melibatkan berbagai metode seperti operasi, kemoterapi, hingga imunoterapi, yang disesuaikan dengan kondisi dan stadium penyakit. Pemeriksaan rutin, pola makan sehat, serta gaya hidup yang seimbang sangat berperan dalam mencegah dan mendeteksi kanker ini lebih awal.
Apa Itu Kanker Lambung?
Kanker lambung, atau kanker perut, terjadi ketika sel-sel di lapisan dalam lambung tumbuh tidak terkendali hingga membentuk tumor. Lambung sendiri adalah organ di perut bagian kiri atas yang membantu mencerna makanan menjadi sari nutrisi.
Makanan masuk lewat kerongkongan, lalu diolah oleh otot dan asam lambung sebelum dialirkan ke usus. Kanker dapat mengganggu fungsi ini dan menyebar jika tidak ditangani.
Baca Juga: Kenali 10 Ciri-Ciri Lambung Luka yang Perlu Diwaspadai
Jenis Kanker Lambung
Jenis-jenis kanker lambung dapat Anda bedakan berdasarkan lokasi awal pertumbuhan dan jenis sel yang terlibat. Sebagian besar kasus adalah adenokarsinoma, tetapi ada juga jenis lain yang lebih jarang namun penting untuk dikenali.
Mengetahui perbedaan ini membantu dokter memilih pengobatan yang paling sesuai.
1. Adenokarsinoma Lambung
Merupakan tipe paling sering, berasal dari sel di lapisan terdalam lambung yang menghasilkan lendir pelindung. Ada dua lokasi utama: kanker cardia (dekat pertemuan lambung dan kerongkongan) dan non-cardia (bagian lambung lainnya).
Berdasarkan bentuk selnya, terbagi menjadi tipe intestinal (lebih mirip sel normal) dan tipe difus (tumbuh acak dan cenderung lebih agresif).
2. Kanker Gastroesophageal Junction (GEJ)
Tumbuh di daerah sambungan antara kerongkongan dan bagian atas lambung (gastric cardia). Perawatannya bisa mengikuti protokol kanker lambung atau kanker kerongkongan, tergantung lokasi utama dan luas penyebaran.
3. Tumor Neuroendokrin Gastrointestinal
Berasal dari sel penghasil hormon di saluran cerna yang membantu pencernaan. Walaupun jarang, sebagian bisa berubah ganas dan memerlukan penanganan khusus.
4. Tumor Stromal Gastrointestinal (GIST)
Muncul dari sel saraf khusus di dinding lambung atau organ pencernaan lainnya. Termasuk jenis sarkoma jaringan lunak, dapat tumbuh lambat atau cepat tergantung ukuran dan lokasinya.
5. Limfoma Lambung Primer
Kanker pada jaringan getah bening yang mulai di lambung. Jenis yang sering adalah MALT lymphoma dan diffuse large B-cell lymphoma, masing-masing memerlukan pendekatan terapi berbeda.
Baca Juga: Mengenal Lambung Bocor yang Harus Anda Waspadai
6. Jenis Kanker Langka Lainnya
Beberapa jenis kanker yang lebih jarang dapat terjadi di lambung, seperti karsinoma sel skuamosa, karsinoma sel kecil, dan leiomiosarkoma. Meskipun kasusnya jarang, jenis-jenis ini bisa sangat agresif dan menantang untuk diobati.
Penyebab Kanker Lambung
Penyebab kanker lambung umumnya berkaitan dengan perubahan genetik pada sel-sel lambung yang menyebabkan pertumbuhan tidak terkendali hingga membentuk tumor.
Meskipun belum diketahui secara pasti apa yang memicu mutasi tersebut, para ahli menemukan bahwa beberapa faktor risiko tertentu dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit ini.
Berikut ini adalah beberapa penyebab kanker lambung yang perlu Anda waspadai:
- Riwayat keluarga dengan kanker lambung
- Infeksi bakteri Helicobacter pylori
- Penyakit refluks asam lambung (GERD)
- Gastritis kronis
- Infeksi virus Epstein Barr
- Riwayat tukak lambung atau polip di lambung
- Pola makan tinggi lemak, asin, asap, atau makanan yang diawetkan
- Kurang konsumsi buah dan sayuran
- Paparan zat kimia seperti batubara, logam, atau karet
- Kebiasaan merokok, vaping, atau mengunyah tembakau
- Konsumsi alkohol berlebihan
- Obesitas
- Gastritis atrofi autoimun
- Kelainan genetik seperti Lynch syndrome, Peutz Jeghers syndrome, Li Fraumeni syndrome, Familial adenomatous polyposis, Hereditary diffuse gastric cancer, Common variable immunodeficiency (CVID)
- Golongan darah A (berisiko lebih tinggi, meskipun belum jelas penyebabnya)
Gejala Kanker Lambung
Gejala kanker lambung sering kali tidak terlihat pada tahap awal, sehingga banyak kasus baru terdeteksi ketika sudah memasuki stadium lanjut. Pada awalnya, penderita mungkin hanya merasakan gangguan pencernaan ringan seperti nyeri perut atau rasa tidak nyaman setelah makan.
Namun, seiring berkembangnya penyakit, gejala kanker lambung dapat menjadi lebih jelas dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Berikut ini beberapa ciri-ciri kanker lambung yang perlu Anda waspadai:
- Sulit menelan makanan
- Nyeri atau tidak nyaman di bagian perut
- Perut terasa penuh atau kembung setelah makan sedikit
- Kehilangan nafsu makan
- Sering mengalami nyeri ulu hati atau heartburn
- Gangguan pencernaan (indigestion) yang terus-menerus
- Mual atau muntah
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
- Mudah merasa lelah atau lemas
- Tinja berwarna hitam atau berdarah
- Muntah darah (pada tahap lanjut)
- Perut terlihat membesar akibat penumpukan cairan
- Kulit dan mata menguning bila kanker menyebar ke hati
- Muncul benjolan di bawah kulit jika kanker menyebar ke kelenjar getah bening
Baca Juga: Jenis Terapi Kanker yang Wajib Diketahui
Cara Mendiagnosis Kanker Lambung
Untuk memastikan diagnosis kanker lambung, dokter biasanya akan merekomendasikan prosedur utama bernama gastroskopi (endoskopi), yaitu menggunakan selang tipis berkamera yang dimasukkan lewat mulut ke lambung. Dengan ini, dokter bisa melihat kondisi lapisan lambung dan mengambil jaringan (biopsi) untuk diuji, ini adalah cara pasti untuk diagnosis.
Prosedur ini biasanya memakan waktu sekitar 10–15 menit dan tidak menimbulkan nyeri, meskipun kadang terasa tak nyaman. Untuk meringankan ketidaknyamanan, pasien biasanya dokter berikan obat penenang atau semprotan bius lokal pada tenggorokan.
Setelah kanker terkonfirmasi, berbagai pemeriksaan lanjutan berikut digunakan untuk menentukan stadium dan penyebaran kanker:
- CT scan, MRI, atau PET scan untuk melihat apakah kanker telah menyebar ke organ dan kelenjar getah bening.
- Endoscopic ultrasound (EUS) untuk mengukur kedalaman tumor dan membantu pengambilan biopsi lebih akurat.
- Laparoskopi prosedur minimal invasif untuk melihat langsung bagian luar lambung dan rongga perut serta memeriksa penyebaran mikroskopis.
Hasil dari pemeriksaan ini membantu dokter merencanakan pengobatan terbaik sesuai kondisi pasien.
Cara Mengatasi Kanker Lambung
Penanganan kanker lambung melibatkan berbagai metode yang tenaga medis sesuaikan dengan tingkat keparahan dan lokasi kanker. Dokter biasanya akan menggabungkan beberapa jenis terapi untuk memberikan hasil terbaik, mulai dari operasi hingga pengobatan modern seperti terapi target dan imunoterapi.
Berikut ini beberapa metode utama dalam mengatasi kanker lambung:
1. Operasi (Surgery)
Operasi menjadi salah satu metode utama untuk menangani kanker lambung. Prosedur ini bertujuan untuk mengangkat bagian lambung yang terkena kanker, dan jenis operasinya tenaga medis sesuaikan dengan letak serta luas penyebaran sel kanker.
Operasi bisa berupa gastrektomi parsial (mengangkat sebagian lambung) atau total (mengangkat seluruh lambung), termasuk kelenjar getah bening di sekitarnya.
2. Terapi Praoperasi dan Pascakep (Neoadjuvant dan Adjuvant)
Melakukan terapi neoadjuvant sebelum operasi untuk mengecilkan tumor, biasanya dengan kemoterapi atau kombinasi kemoterapi dan radioterapi. Setelah operasi, pasien mungkin memerlukan terapi adjuvant seperti kemoterapi atau radiasi tambahan untuk membunuh sisa sel kanker yang tidak terlihat dan mencegah kekambuhan.
3. Penempatan Stent Endoluminal
Jika tumor menghambat saluran masuk atau keluar lambung, dokter bisa memasang stent, yaitu tabung kecil yang fleksibel untuk membuka jalur makanan. Prosedur ini membantu pasien tetap bisa makan secara normal tanpa rasa sakit akibat sumbatan.
4. Terapi Laser Endoluminal
Pada kasus tertentu, laser bisa berguna untuk membuka saluran pencernaan yang tersumbat oleh kanker. Prosedur ini tenaga medis lakukan dengan endoskop yang dilengkapi laser, dan berfungsi sebagai ‘pisau cahaya’ untuk menghilangkan penghalang dalam saluran cerna.
5. Gastrojejunostomy
Jika kanker menghalangi jalur makanan dari lambung ke usus halus, dokter dapat melakukan gastrojejunostomy, yaitu prosedur menyambungkan lambung langsung ke bagian usus kecil (jejunum). Ini membantu memastikan makanan dan obat-obatan tetap bisa lewat meski ada penyumbatan akibat tumor.
6. Radioterapi
Radioterapi memanfaatkan sinar berenergi tinggi untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel kanker. Biasanya tenaga medis gunakan sebagai pelengkap terapi lain, dan melakukannya dengan mesin dari luar tubuh yang mengarahkan sinar ke area kanker.
7. Kemoterapi
Kemoterapi menggunakan obat-obatan yang bekerja secara sistemik untuk menyerang sel kanker, baik di lambung maupun yang telah menyebar ke bagian tubuh lain. Memberikan obat melalui infus atau oral, dan sering dikombinasikan dengan metode lain seperti operasi atau radiasi untuk hasil optimal.
8. Terapi Target
Terapi ini bekerja dengan cara menyerang molekul atau protein spesifik di sel kanker tanpa merusak sel normal. Dokter mungkin akan melakukan tes biomarker terlebih dahulu untuk menentukan apakah cocok menggunakan terapi target. Beberapa obat yang bisa Anda gunakan termasuk trastuzumab dan ramucirumab.
9. Imunoterapi
Imunoterapi merangsang sistem kekebalan tubuh agar dapat mengenali dan menyerang sel kanker secara alami. Obat seperti nivolumab atau pembrolizumab berguna untuk pasien dengan jenis kanker lambung tertentu, terutama yang memiliki penanda biomolekuler khusus.
10. HIPEC (Hyperthermic Intraperitoneal Chemotherapy)
HIPEC adalah metode kemoterapi regional yang tenaga medis lakukan langsung ke dalam rongga perut setelah operasi pengangkatan kanker. Obat kemoterapi dipanaskan dan disirkulasikan di dalam perut selama sekitar dua jam untuk membasmi sisa sel kanker. Teknik ini masih dalam tahap studi dan hanya tersedia di pusat-pusat kesehatan tertentu.
Baca Juga: Kenali Perbedaan Tumor dan Kanker dan Cara Deteksinya
Pencegahan Kanker Lambung
Meskipun kanker lambung termasuk jenis kanker yang sulit terdeteksi sejak dini, peluang kesembuhan tetap ada jika Anda temukan lebih awal dan Anda tangani secara tepat. Oleh karena itu, langkah pencegahan penting Anda lakukan untuk menurunkan risiko terkena kanker lambung dan menjaga kesehatan sistem pencernaan secara menyeluruh.
Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan:
- Segera obati infeksi H. pylori. Infeksi bakteri Helicobacter pylori perlu segera tenaga medis tangani karena merupakan faktor risiko utama kanker lambung.
- Atasi gangguan lambung sejak dini. Tukak lambung, gastritis, atau iritasi kronis sebaiknya Anda obati sebelum berkembang menjadi kondisi serius.
- Konsumsi makanan sehat. Perbanyak asupan buah dan sayur serta kurangi makanan tinggi garam dan daging merah untuk menjaga lambung tetap sehat.
- Berhenti merokok dan hindari tembakau. Rokok dan produk tembakau dapat memicu pertumbuhan sel kanker, termasuk di lambung.
- Jaga berat badan ideal. Menjaga berat badan tetap seimbang dapat membantu mengurangi risiko kanker lambung dan penyakit kronis lainnya.
Jika Anda mengalami gejala kanker lambung, segera kunjungi Ciputra Hospital, dapatkan kemudahan untuk konsultasi dan membuat janji dengan dokter pilihan Anda.
Cek informasi lengkap mengenai layanan Ciputra Hospital, mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU), hanya di situs resmi atau kunjungi langsung fasilitas terdekat sekarang juga.
Telah Direview oleh Dr. Richard
Source:
- NIH. What Is Stomach Cancer?. Oktober 2025.
- Mayo Clinic. Stomach Cancer. Oktober 2025.
- Cleveland Clinic. Stomach Cancer. Oktober 2025.