Ditulis oleh Tim Konten Medis
Kanker esofagus menyerang saluran yang menghubungkan tenggorokan dan lambung. Kanker esofagus terkadang bisa berkembang tanpa menunjukkan gejala yang jelas di awal. Oleh karena itu, penting untuk kita mengenali lebih dalam mengenai kanker ini.
Salah satu gejala awal penyakit ini adalah nyeri dan ketidaknyamanan di tenggorokan.
Apa Itu Kanker Esofagus?
Kanker kerongkongan atau kanker esofagus adalah kondisi kesehatan yang ditandai oleh pertumbuhan sel-sel ganas atau kanker di dalam esofagus, saluran yang menghubungkan tenggorokan dengan lambung. Esofagus merupakan saluran panjang yang membawa makanan dari tenggorokan ke lambung selama proses pencernaan.
Kanker kerongkongan seringkali sulit dideteksi pada tahap awal karena gejalanya mungkin tidak terlihat dengan jelas. Pencegahan dan deteksi dini melalui pemeriksaan rutin dan perubahan gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi risiko terkena kanker ini.
Baca Juga: Tenggorokan Gatal dan Batuk Berdahak? Ini 8 Penyebab dan Cara Mengatasinya
Jenis Kanker Esofagus
Terdapat dua jenis kanker esofagus berdasarkan sel terlibat, yaitu:
1. Adenokarsinoma
Adenokarsinoma adalah salah satu jenis kanker esofagus yang sering dijumpai, khususnya di bagian bawah esofagus. Sel ganas ini berkembang dari sel-sel kelenjar yang berada di dalam dinding esofagus. Faktor risiko utama adenokarsinoma esofagus adalah kondisi prekursor yang dikenal sebagai Barrett’s esophagus. Barrett’s esophagus dapat terjadi akibat refluks asam kronis, yang menyebabkan perubahan pada lapisan sel esofagus.
Adenokarsinoma memiliki hubungan erat dengan refluks gastroesofageal (GERD) dan kelebihan berat badan. Gejala yang mungkin terjadi pada adenokarsinoma melibatkan kesulitan menelan, nyeri dada, dan penurunan berat badan yang tidak dijelaskan. Pemantauan dan pengelolaan Barrett’s esophagus dapat menjadi strategi pencegahan penting untuk jenis sel ganas ini.
2. Karsinoma Sel Skuamosa
Karsinoma sel skuamosa biasanya berkembang di bagian atas esofagus. Penyebab utama karsinoma sel skuamosa umumnya terkait dengan faktor perilaku, seperti merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan. Merokok dapat meningkatkan risiko penyakit inikarena zat-zat beracun dalam rokok dapat merusak sel-sel esofagus.
Gejala karsinoma sel skuamosa mirip dengan adenokarsinoma, termasuk kesulitan menelan, nyeri dada, dan penurunan berat badan. Pencegahan utama melibatkan mengurangi atau menghindari faktor risiko yang dapat memicu perkembangan penyakit ini, seperti berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol. Deteksi dini melalui pemeriksaan rutin juga sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan.
Gejala Kanker Esofagus
Adapun gejala kanker esofagus yang perlu Anda waspadai, di antaranya:
- Kesulitan menelan
- Nyeri atau ketidaknyamanan di tenggorokan
- Penurunan berat badan yang tidak dijelaskan
- Batuk yang berlangsung lama
- Sensasi terbakar pada dada dan tenggorokan
- Regurgitasi atau kembali naiknya makanan setelah dimakan
- Peningkatan batuk atau suara serak
- Penurunan nafsu makan
- Kelelahan yang tidak wajar
Penyebab Kanker Esofagus
Penyebab kanker esofagus tidak dapat dipastikan secara pasti. Meskipun demikian, para peneliti telah mengindentifikasi berbagai faktor yang dapat meningkatkan risikonya. Teori yang diusulkan oleh para ilmuwan ada;ah bahwa penyakit ini terkait dengan kerusakan pada DNA sel yang melapisi bagian dalam esofagus.
Konsep ini sejalan dengan penyebab umum kanker, yaitu mutasi DNA. Adanya kerusakan dan mutasi pada DNA menyebabkan gangguan dalam serangkaian mekanisme di dalam sel.
Sel menjadi terus-menerus membelah diri tanpa kendali dan tidak mengalami kematian seperti yang seharusnya terjadi. Dampaknya, sel-sel ini menumpuk membentuk jaringan yang tidak normal dan akhirnya berkembang menjadi kanker.
Faktor Risiko Kanker Esofagus
Meskipun belum diketahui secara pasti, ada beberapa hal yang bisa menjadi seseorang lebih berpeluang terkena kanker ini. Di antaranya:
1. Usia Lanjut
Faktor usia merupakan salah satu aspek yang signifikan dalam risiko penyakit ini. Orang berusia lanjut memiliki risiko lebih tinggi karena seiring bertambahnya usia, sel-sel tubuh dapat mengalami perubahan yang meningkatkan kemungkinan pertumbuhan sel kanker.
Baca Juga: 10 Makanan untuk Sakit Tenggorokan yang Baik Dikonsumsi
Sebagai langkah pencegahan, jika memiliki faktor tertentu dianjurkan rutin melakukan pemeriksaan medis dan skrining.
2. Merokok
Merokok adalah faktor risiko utama untuk berbagai jenis kanker, termasuk kanker esofagus. Zat-zat kimia yang terdapat dalam rokok dapat merusak sel-sel esofagus, meningkatkan risiko mutasi DNA, dan memicu pertumbuhan sel kanker.
3. Kelainan Genetik
Adanya kelainan genetik tertentu dalam sejarah keluarga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini. Faktor genetik ini dapat memainkan peran dalam rentan seseorang terhadap perkembangan sel kanker.
4. Kelainan pada Esofagus
Beberapa kondisi medis yang memengaruhi esofagus, seperti Barrett’s esophagus, achalasia, divertikulitis, dan cedera pada esofagus, dapat meningkatkan risiko penyakit ini. Pemantauan dan manajemen kondisi-kondisi ini dapat membantu mengurangi risiko.
5. Ada Riwayat Kanker Kepala dan Leher
Riwayat kanker kepala dan leher juga dapat menjadi faktor risiko tambahan untuk kanker esofagus. Pemantauan dan deteksi dini menjadi kunci penting dalam mengelola risiko bagi individu dengan riwayat kanker tersebut.
6. Memiliki Penyakit GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)
GERD adalah kondisi di mana asam lambung naik ke esofagus secara teratur. Ini dapat merusak lapisan esofagus dan meningkatkan risiko penyakit ini. Pemantauan GERD dan pengelolaannya dapat membantu mengurangi risiko yang terkait.
Diagnosis Kanker Esofagus
Bila Anda mengalami gejala kanker ini, biasanya dokter akan melakukan diagnosis untuk memastikannya, seperti:
1. Pemeriksaan Fisik
Langkah awal diagnosis kanker esofagus melibatkan pemeriksaan fisik, di mana dokter mengevaluasi gejala pasien dan mencari tanda-tanda perubahan atau ketidaknormalan.
2. Rontgen dengan Barium
Pada pemeriksaan ini, pasien minum cairan barium sebelum menjalani sinar-X untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang struktur dan fungsi esofagus.
3. Endoskopi
Melibatkan penggunaan endoskop untuk langsung memeriksa dinding dalam esofagus, mendeteksi tumor, dan mengambil sampel jaringan untuk biopsi.
4. Biopsi
Pengambilan sampel jaringan yang dianalisis untuk menentukan apakah sel tersebut ganas atau tidak, dapat dilakukan selama endoskopi atau prosedur khusus lainnya.
5. Pemeriksaan Pemindaian (CT Scan dan PET Scan)
Pemeriksaan ini, seperti CT scan dan PET scan, memberikan gambaran lebih rinci tentang ukuran dan lokasi tumor, serta membantu menentukan sejauh mana kanker telah menyebar ke organ atau jaringan lain.
Stadium Kanker Esofagus
Terdapat tiga tahap kanker yang mencerminkan tingkat keparahan:
- Tahap 1: Kanker masih terbatas pada lapisan esofagus dan belum menyebar ke area lain.
- Tahap 2: Kanker telah melibatkan lapisan luar esofagus dan melewati lapisan otot, juga menyebar ke kelenjar getah bening.
- Tahap 3: Kanker telah menyebar ke lapisan luar esofagus, melibatkan kelenjar getah bening di sekitarnya, otot di bawah tulang iga, dan jaringan pelapis paru-paru.
- Tahap 4: Kanker telah menyebar ke organ tubuh lainnya, seperti hati dan paru-paru, menunjukkan tingkat keparahan yang maksimal.
Pengobatan Kanker Esofagus
Setelah terdiagnosis dan mengetahui stadium yang dialami pasien, dokter akan memberikan beberapa pilihan pengobatan, seperti:
1. Operasi
Operasi dilakukan untuk mengangkat tumor dan sekitarnya, seperti esofagektomi, sebagai langkah utama pengobatan.
2. Kemoterapi
Kemoterapi dilakukan dengan menggunakan obat-obatan untuk menghancurkan sel kanker. Bisa dilakukan sebelum atau setelah operasi atau sebagai terapi utama.
3. Radioterapi
Pengobatan ini menggunakan sinar radiasi untuk merusak dan membunuh sel kanker. Dapat dilakukan sebelum atau setelah operasi atau sebagai pengobatan utama.
4. Terapi Target
Terapi target menggunakan obat-obatan yang ditargetkan untuk merusak sel kanker tanpa merugikan sel sehat. Pilihan ini bergantung pada karakteristik spesifik kanker.
Baca Juga: Tenggorokan Sakit Saat Menelan Apakah Covid?
Cara Mencegah Kanker Esofagus
Walaupun tidak sepenuhnya dapat mencegah kanker ini, tetapi beberapa cara bisa membantu Anda menurunkan faktor risikonya.
- Hindari merokok dan batasi konsumsi alkohol
- Konsumsi makanan sehat, kaya serat, buah-buahan, dan sayuran
- Rutin melakukan pemeriksaan medis dan skrining jika memiliki faktor risiko tertentu
- Menjaga pola makan sehat dan olahraga rutin
Apabila Anda mengalami gejala di atas atau memiliki pertanyaan lebih lanjut, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Telah direview oleh dr Stella Kartolo
Source: