Ditulis oleh Tim Konten Medis
Jenis penyakit saraf terdiri dari penyakit Alzheimer, epilepsi, sklerosis multipel, penyakit Parkinson, herpes zoster, dan Bell’s palsy. Dengan pengobatan dan rehabilitasi yang tepat, hal ini bisa mengurangi gejala penyakit dan meningkatkan kualitas hidup penderita dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Fungsi utama sistem saraf adalah mengirimkan pesan atau sinyal ke berbagai bagian tubuh ke otak dan dari otak kembali ke tubuh untuk memberi tahu tubuh apa yang harus dilakukan. Sinyal ini mampu mengatur pikiran, gerakan, alat indra, detak jantung, respons tubuh, pencernaan, proses pubertas dan penuaan.
Jika sistem saraf terganggu, hal ini bisa menyebabkan berbagai masalah, mulai dari ringan hingga serius. Penting untuk mengetahui penyakit system saraf yang umum terjadi dan dampaknya bagi kesehatan tubuh.
Seperti Apa Sistem Saraf Manusia?
Sistem saraf adalah jaringan yang mengendalikan fungsi tubuh. Jaringan ini terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, dan saraf.
Secara umum, sistem saraf bekerja dengan cara mengirimkan listrik antara otak dan seluruh bagian tubuh lainnya. Sinyal ini memberikan informasi untuk membuat tubuh bernapas, bergerak, berbicara, dan melihat.
Setiap orang memiliki satu sistem saraf yang terbagi menjadi dua bagian yang berbeda, seperti:
- Sistem saraf pusat: Terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Bagian tubuh ini sering kali dianggap sebagai pusat komunikasi tubuh Anda.
- Sistem saraf tepi: Ini mencangkup seluruh jaringan saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf somatik dan otonom.
Baca Juga: Mengenal Penyakit Cedera Saraf Tulang Belakang
Jenis Penyakit Saraf
Berikut ini adalah macam-macam penyakit saraf yang perlu Anda ketahui:
1. Penyakit Alzheimer
Penyakit Alzheimer adalah jenis demensia yang paling umum. Jenis penyakit ini dapat menimbulkan gangguan pada ingatan, pemikiran, dan perilaku seseorang.
Pada tahap awal, gejala penyakit Alzheimer cenderung sulit dikenali. Ciri-ciri gangguan saraf otak ini bisa memicu masalah ingatan, seperti mudah tersesat, bingung, dan tidak mengenali orang-orang terdekatnya.
Baca Juga: Mengenal 5 Jenis Neuropati, Penyebab, dan Gejalanya
2. Epilepsi
Jenis penyakit bedah saraf dapat berupa epilepsi. Ini termasuk gangguan otak jangka panjang ketika seseorang mengalami kejang berulang kali.
Epilepsi bisa menimbulkan gejala, seperti hilang kesadaran, gerakan menyentak tidak terkendali, perasaan dan perilaku tidak biasa lainnya. Sebagian besar kasus epileksi tidak diketahui secara pasti.
Namun, kondisi ini dapat terjadi akibat faktor genetik dan kerusakan otak, termasuk cedera kepala atau trauma, stroke, infeksi dan peradangan otak, serta tumor.
3. Sklerosis Multipel (MS)
Ini merupakan penyakit autoimun kronis ketika tubuh mengalami kerusakan pada lapisan pelindung saraf. Gejala MS meliputi kram dan otot kaku, kelumpuhan, pandangan kabur, serta sulit menjaga keseimbangan.
Bahkan, kondisi ini juga memengaruhi fungsi seksual pada wanita, seperti penurunan libido, sakit saat berhubungan intim, dan vagina kering. Penderita MS dapat mengonsumsi obat-obatan sesuai resep dokter untuk mencegah komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup.
4. Penyakit Parkinson
Sampai saat ini, para ahli belum mengetahui penyebab pasti penyakit Parkinson. Meski demikian, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kondisi ini, seperti faktor penuaan, perubahan genetik, infeksi, dan konsumsi obat-obatan tertentu.
Gejala awal penyakit Parkinson cenderung samar dan tidak spesifik sehingga banyak sulit terdiagnosis. Gejalanya bisa berupa kelelahan, depresi ringan, mudah gelisah, dan nyeri otot. Seiring waktu, kondisi ini dapat memicu gangguan keseimbangan dan cara bicara yang semakin lambat.
5. Herpes Zoster
Herpes zoster adalah infeksi virus yang menimbulkan gejala ruam melepuh dan terasa menyakitkan. Kondisi ini dapat menyerang semua kalangan usia tetapi paling berisiko tinggi pada orang berusia di atas 50 tahun, sistem imun lemah, dan pernah mengalami cacar air sebelumnya.
Tidak ada obat untuk herpes zoster. Namun, Anda bisa mengurangi tingkat keparahan gejala dan komplikasinya dengan terapi antivirus dalam waktu 3 hari.
6. Bell’s Palsy
Bell’s palsy adalah adalah gangguan yang memengaruhi gerakan otot-otot di wajah. Gangguan ini sering terjadi hanya di salah satu sisi wajah saja.
Para ahli menduga Bell’s palsy disebabkan oleh infeksi virus, seperti herpes simpleks, cacar air, dan virus Epstein-Barr. Bahkan, kondisi ini juga bisa muncul akibat peradangan dan pembengkakan saraf.
Cara mengobati penyakit saraf Bell’s palsy bisa dengan konsumsi obat medis, fisioterapi, akupunktur, dan operasi bedah. Anda bisa menurunkan risikonya dengan menjaga pola hidup sehat, terutama bagi penderita diabetes, obesitas, atau tekanan darah tinggi.
7. Kelumpuhan Otak
Cerebral palsy atau kelumpuhan otak dapat memengaruhi gerakan tubuh. Penyebabnya bisa karena cedera otak sebelum, selama, atau setelah kelahiran.
Kondisi ini menimbulkan berbagai gejala, seperti kelemahan otot, tubuh kaku atau lemas, dan refleks berlebihan atau sering melakukan gerakan menyentak. Cerebral palsy tidak bertambah parah seiring waktu. Penderita bisa mengelola gejalanya dengan berkonsultasi dengan dokter.
8. Penyakit Neuron Motorik
Penyakit neuron motorik adalah istilah untuk sekumpulan penyakit yang memengaruhi saraf atau neuron motorik. Saraf motorik memiliki fungsi untuk mengirimkan sinyal dari otak ke otot melalui sumsum tulang belakang.
Sinyal ini dapat memberi tahu tubuh untuk bergerak, menelan, berbicara, dan bernapas. Jenis penyakit neuron motorik meliputi sklerosis lateral amiotrofik (ALS), penyakit Kennedy, dan sklerosis lateral primer (PLS).
9. Penyakit Neurofibromatosis
Neurofibromatosis adalah gangguan genetik yang bermula dari perkembangan tumor non-kanker (jinak). Tanda dan gejalanya cenderung beragam, tergantung pada jenis neurofibromatosis.
Pada neurofibromatosis tipe 1, kondisi ini dapat menimbulkan bercak kulit berwarna cokelat tua, bintik-bintik di ketiak, selangkangan, dan iris mata. Sementara neurofibromatosis tipe 2 biasanya berkembang di telinga dengan gejala, seperti sakit kepala, hilang pendengaran, dan sulit menelan.
10. Skiatika
Salah satu macam kelainan pada saraf adalah skaitika. Jenis penyakit ini mengacu pada rasa nyeri yang berawal dari punggung dan menjalar ke kaki sepanjang saraf skiatik, akar saraf di tulang belakang bagian bawah.
Tidak hanya rasa nyeri, skiatika menimbulkan mati rasa atau kelemahan otot. Penderita dapat merasakan rasa sakit yang bertambah parah saat mereka batuk, bersin, maupun memutar tubuh.
11. Gangguan Kejang
Akibat jika system saraf terganggu bisa menyebabkan gangguan kejang. Ini merupakan gerakan tubuh yang tidak terkendali seperti gemetar dan bergerak secara spontan.
Pada beberapa kasus, gangguan kejang bisa membuat seseorang pingsan. Selain gangguan di otak, kondisi ini juga terjadi karena penyakit jantung, demam, dan tekanan darah tinggi.
12. Kanker
Kanker bisa memengaruhi bagian otak dan sumsum tulang belakang. Hal ini dapat menimbulkan gejala, seperti sakit kepala, mati rasa, gangguan alat indra, sulit bergerak, dan kejang.
Kanker sistem saraf dapat bersifat primer atau sekunder. Kanker primer artinya sel kanker muncul pertama kali di otak dan sumsum tulang belakang. Sementara kanker sekunder berarti sel kanker yang telah menyebar (bermetastasis) ke bagian tubuh lain, seperti kanker payudara, kanker paru-paru, dan kanker jantung.
Baca Juga: Penyakit Neuropati: Penyebab, Gejala, Pengobatan
Jika mengalami tanda-tandanya, seperti kebas atau mati rasa, sulit bergerak, dan hilang keseimbangan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebab dan mendapatkan penanganan yang tepat. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah Direview oleh Dr. Sony Prabowo, MARS
Source:
- Cleveland Clinic. Nervous System. Desember 2025.
- Healthdirect. Nervous System Diseases. Desember 2025.
- Healthline. What Are Nervous System (Neurological) Diseases?. Desember 2025.



