Ditulis oleh Tim Konten Medis
Bells palsy adalah kondisi yang menyebabkan kelemahan otot di satu sisi wajah secara tiba-tiba. Penyebabnya bisa terjadi karena infeksi virus, termasuk virus Epstein-Barr. Jika mengalami kondisi ini, penderita bisa mengonsumsi obat medis hingga menjalani perawatan terapi.
Penanganan penyakit Bell’s Palsy bisa dengan konsumsi obat medis hingga operasi bedah.
Penderita Bell’s palsy ditandai dengan tampilan wajah yang kendur di satu sisi atau terkadang di dua sisi wajah. Kondisi ini bukan termasuk penyakit serius dan bisa diatasi dengan perawatan mandiri di rumah hingga konsumsi obat medis.
Gejala Bell’s palsy hampir mirip dengan kondisi medis lainnya, seperti gejala stroke ringan. Anda bisa memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami kelemahan otot mendadak agar terhindar dari komplikasi serius
Apa Itu Bell’s Palsy?
Bell’s palsy adalah suatu kondisi gangguan saraf tepi (perifer) yang memengaruhi gerakan otot-otot di wajah. Kondisi ini seringkali terjadi hanya di salah satu sisi wajah saja.
Tampilan Bell’s palsy dapat berupa senyum miring atau kelopak mata yang tidak menutup sepenuhnya. Penyakit Bell’s palsy dapat terjadi ketika terdapat peradangan dan pembengkakan pada saraf kranial ketujuh, yaitu jenis saraf yang mengendalikan otot-otot wajah.
Sebagian besar penderita penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya seiring berjalannya waktu, biasanya perbaikan dapat dilihat setelah 2 minggu sampai 6 bulan kemudian. Di sisi lain, walau kecil persentase kejadiannya, tidak menutup kemungkinan gejala sisa dari Bells Palsy dapat menetap seumur hidup pada pasien.
Penyebab Bell’s Palsy
Perlu diketahui bahwa penyebab Bell’s palsy belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli menduga kondisi ini berkaitan dengan berbagai infeksi virus, antara lain:
- Luka lepuh di wajah akibat infeksi virus herpes simpleks dan herpes genital
- Cacar air dan herpes zoster
- Virus Epstein-Barr
- Infeksi sitomegalovirus
- Adenovirus yang menyebabkan gangguan pernapasan
- Rubella atau campak Jerman
- Virus gondongan
- Influenza B
- Virus coxsackie yang menyebabkan penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD)
Selain itu, Bell’s palsy juga bisa terjadi akibat dari peradangan dan pembengkakan saraf yang mengendalikan otot-otot wajah. Hal ini bisa memengaruhi air mata, air liur, dan tulang kecil di tengah telinga.
Baca Juga: Ketahui 15 Cara Mengobati Neuropati Perifer
Faktor Risiko Penyebab Bell’s Palsy
Adapun sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya kelumpuhan otot pada satu sisi wajah, sebagai berikut:
- Wanita hamil pada trimester ketiga atau minggu pertama setelah melahirkan
- Terkena gangguan saluran pernapasan, termasuk pilek atau flu
- Mengidap diabetes
- Memiliki tekanan darah tinggi
- Berat badan berlebih
Gejala Bell’s Palsy
Gejala utama Bell’s palsy adalah kelumpuhan otot pada satu sisi wajah. Kondisi ini dapat terjadi di bagian wajah tertentu, seperti dahi, alis, sudut mulut, mata, dan kelopak mata.
Umumnya, kelumpuhan otot wajah muncul secara tiba-tiba dan mencapai puncak keparahan dalam waktu 48-72 jam. Berikut tanda dan gejala lainnya:
- Kelemahan ringan sampai total di satu sisi wajah yang dapat terjadi dalam beberapa jam sampai beberapa hari setelah onset.
- Keluarnya air liur dari mulut akibat kelumpuhan di salah satu sisi otot yang membantu buka tutup sudut bibir
- Mata kering karena kesulitan menutup kelopak mata
- Sulit berbicara, makan, atau minum
- Nyeri pada daerah rahang atau belakang salah satu telinga
- Sakit kepala atau pusing berputar
- Hilangnya rasa di lidah
- Telinga berdenging atau tinnitus
- Mengalami kepekaan terhadap suara atau hiperakusis
Bell’s palsy jarang menimbulkan gejala kambuh. Jika kondisi ini terjadi, sering kali ada riwayat keluarga yang mengalami serangan berulang. Artinya, Bell’s palsy juga memiliki hubungan yang kuat dengan gen.
Diagnosis Penyakit Bell’s Palsy
Kelumpuhan atau gangguan pada salah satu sisi wajah dapat serupa dengan gejala stroke sehingga sebaiknya diperiksakan segera ke dokter untuk mendapat diagnosis pasti. Dokter dapat segera mengevaluasi kelumpuhan otot pada satu sisi wajah serta membedakan kegawatan stroke dan gejala Bells’ palsy.
Namun, dokter atau ahli medis profesional dapat melakukan beberapa tes tertentu untuk menyingkirkan masalah medis lainnya yang memiliki gejala serupa. Tes ini meliputi:
- Elektromiografi untuk menentukan keterlibatan saraf di wajah
- Tes darah untuk mengetahui gangguan medis lainnya, seperti diabetes atau penyakit Lyme
- MRI atau CT scan untuk mengetahui penyebab struktural gejala yang dialami oleh penderita
Komplikasi Bell’s Palsy
Kelumpuhan otot pada satu sisi wajah jarang menimbulkan komplikasi serius. Namun, selama kondisi ini terjadi, penderita tidak mampu menutup mata pada sisi wajah yang terkena.
Akibatnya, mata akan kering sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Anda bisa mengatasi kondisi ini dengan memberikan obat tetes mata di siang hari dan salep di malam hari agar kornea tidak tergores. Kelemahan pada otot kelopak mata dapat menyebabkan kebutaan parsial atau total akibat kekeringan atau goresan pada kornea mata yang terekspos.
Pada sejumlah kasus kecil, penderita mungkin memerlukan operasi medis apabila telah memengaruhi kelopak mata sampai fase ini. Di sisi lain, Anda mungkin mengalami gerakan wajah yang tidak terkendali (disebut juga sinkinesis) karena perbaikan saraf yang tidak normal dimana mata pada sisi yang sakit dapat tertutup setiap kali penderita tersenyum .
Baca Juga: Macam-Macam Gangguan Saraf Mata dan Gejalanya
Cara Mengatasi Bell’s Palsy
Ada sejumlah cara menyembuhkan Bell’s palsy yang bisa dilakukan, sebagai berikut:
1. Konsumsi Obat Medis
Dokter dapat merekomendasi obat-obatan umum untuk mengobati kelumpuhan otot pada satu sisi wajah. Jenis obat ini dapat berupa kortikosteroid, seperti prednison.
Kortikosteroid dapat mengurangi pembengkakan saraf wajah dan paling baik digunakan saat gejala awal muncul. Kortikosteroid yang dimulai segera dapat membantu kemungkinan pemulihan penderita Bells palsy.
Sebelum konsumsi obat, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu dan hindari minum obat secara sembarangan. Di samping itu, pada kejadian Bells palsy yang dipicu oleh infeksi virus, penggunaan antivirus dapat membantu perbaikan Bells Palsy.
Pada kondisi Bells Palsy berat, terapi antivirus seperti valasiklovir diberikan bersamaan dengan kortikosteroid. Obat-obatan untuk tatalaksana nyeri juga seringkali di resepkan untuk mengurangi nyeri dan kekakuan pada wajah.
2. Fisioterapi
Anda bisa mengatasi kelumpuhan otot pada satu sisi wajah dengan fisioterapi, seperti memijat dan melatih otot-otot wajah secara efektif. Selain itu, penanganan Bell’s palsy bisa menggunakan kain dan air hangat untuk mengurangi kekakuan dan nyeri pada wajah. Bahkan, terapi wicara dan tes motorik wajah juga dapat menjadi metode fisioterapi Bells Palsy.
3. Akupunktur
Akupunktur menjadi salah satu obat alternatif dan terapi Bell’s palsy. Perawatan ini dapat memasukkan jarum tipis ke titik tertentu di kulit dan otot wajah untuk merangsang pergerakan otot di wajah.
Manfaat pengobatan akupunktur, yaitu mampu merangsang saraf dan otot, mengurangi rasa nyeri sehingga memberikan rasa nyaman pada tubuh. Pastikan untuk memilih terapis yang memiliki sertifikat atau lisensi agar terhindar dari masalah kesehatan lainnya.
4. Pembedahan
Sebagian Pusat Terapi Bells palsy dapat menyarankan tindakan pembedahan oleh dokter spesialis bedah plastik untuk melakukan microsurgery untuk menyambung kembali pembuluh darah halus di wajah dan memperbaiki keseimbangan bentuk dan fitur wajah pasien. Tindakan operatif seringkali meliputi eyebrow lift, eyelid lift, implant wajah dan cangkok saraf pada wajah. Sebelum melakukan tindakan ini, Anda dapat berdiskusi dengan dokter terlebih dahulu untuk mendapatkan jenis penanganan yang tepat.
Baca Juga: Apa Itu Fisioterapi Bell’s Palsy?
Cara Mencegah Bell’s Palsy
Tidak ada langkah pasti untuk mencegah terjadinya kelumpuhan otot pada satu sisi wajah. Kondisi ini berkaitan dengan infeksi virus tertentu, tetapi tidak semua orang yang mengalami infeksi virus bisa terkena Bell’s palsy.
Anda bisa menurunkan risiko kelumpuhan otot dengan cara menerapkan pola hidup sehat, terutama pada penderita diabetes, obesitas, atau tekanan darah tinggi. Segera periksakan diri ke dokter apabila mengalami gejala Bell’s palsy.
Pengobatan Bell’s Palsy ke Dokter
Apabila gejala kelumpuhan otot pada satu sisi wajah yang dirasakan tidak kunjung membaik setelah dilakukan perawatan rumahan dan bahkan semakin parah, sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU).
Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr. Silvalena
Source:
- Cleveland Clinic. Bell’s Palsy. Agustus 2024.
- Johns Hopkins Medicine. Bell’s Palsy. Agustus 2024.
- Mayo Clinic. Bell’s Palsy. Agustus 2024.