Ditulis oleh Tim Konten Medis
Alzheimer adalah penyakit kelainan otak yang terjadi akibat penumpukan plak atau kerusakan sel otak sehingga memengaruhi fungsi kognitif seseorang. Kondisi ini membuat penderitanya kehilangan ingatan dan sulit dalam berkomunikasi hingga melakukan aktivitas harian.

Alzheimer adalah jenis gangguan demensia yang memengaruhi ingatan, cara berpikir, dan perilaku.
Ada banyak penduduk Indonesia yang berusia 65 tahun ke atas mengidap penyakit Alzheimer. Kondisi ini ditandai dengan gangguan ingatan dan ketidakmampuan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Gejala penyakit Alzheimer biasanya terjadi secara bertahap, mulai dari ringan hingga parah. Penyakit ini bisa mengancam nyawa sehingga memerlukan perhatian dan perawatan khusus untuk mengobati gejalanya.
Apa Itu Alzheimer?
Penyakit Alzheimer adalah kondisi kelainan otak yang menyebabkan penurunan progresif, seperti ketidakmampuan mengingat, berpikir, belajar, dan mengatur sesuatu. Kondisi ini dapat memengaruhi kemampuan seseorang dalam menjalani kegiatan sehari-hari.
Alzheimer menjadi salah satu penyebab paling umum dari demensia. Kondisi Alzheimer membuat penderitanya mengalami penumpukan plak dan penyusutan otak. Selain itu, Alzheimer juga terjadi akibat hilangnya koneksi antar sel saraf atau neuron di otak.
Baca juga: Mengenal Penyakit Amnesia, Jenis hingga Penyebabnya
Jenis Alzheimer
Terdapat 2 jenis utama penyakit Alzheimer, sebagai berikut:
1. Alzheimer Early Onset
Umumnya, penyakit alzheimer sering kali menyerang lansia atau usia di atas 65 tahun. Namun, jenis Alzheimer early onset dapat dialami oleh orang yang berusia 30-40 tahun.
Sampai saat ini, para ahli belum mengetahui penyebab utama dari munculnya Alzheimer jenis ini. Kondisi ini diduga berasal dari kerusakan protein yang membunuh sel saraf di otak.
2. Alzheimer Late Onset
Penyakit Alzheimer late onset adalah bentuk umum demensia yang muncul setelah usia 65 tahun. Kondisi ini menyebabkan penderita sulit mengingat, tidak dapat memahami bahasa, dan ketidakmampuan memecahkan suatu masalah.
Alzheimer late onset biasanya dimulai dari gejala ringan dan semakin buruk seiring berjalannya waktu. Kondisi ini terbagi atas beberapa tahapan, seperti:
- Praklinis: Tidak memiliki gejala yang signifikan tetapi perubahan otak dapat terlihat melalui CT scan atau pencitraan.
- Ringan atau tahapan awal: Penderita mungkin merasa sehat tetapi mengalami kesulitan dalam berpikir dan mengingat.
- Sedang: Kondisi ini membutuhkan bantuan profesional dan rekan terdekat, seperti anggota keluarga untuk mengurangi risiko penyakit yang semakin parah.
- Parah atau tahapan akhir: Kondisi ini menimbulkan gangguan fisik, seperti kejang dan tidak mampu berkomunikasi secara efektif.
Penyebab Alzheimer
Penyebab Alzheimer cenderung kompleks karena dipengaruhi oleh sel dan zat kimia di otak. Kondisi ini terjadi karena adanya beberapa faktor, antara lain:
- Plak amiloid: Plak ini memicu endapan di luar sel otak yang mampu menghambat fungsi sel dalam menyampaikan sinyal ke seluruh tubuh.
- Kekusutan neurofibrilar: Kondisi ini merupakan endapan di dalam sel otak yang dapat membunuh sel dengan menghalangi pasokan makanan dan energi.
- Kerusakan neuron: Kondisi ini memicu penyusutan pada korteks atau lapisan terluar otak sehingga tubuh mengalami gangguan pada memori, bahasa, dan penilaian.
Selain itu, para ahli percaya bahwa penderita Alzheimer bisa disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, gaya hidup, dan lingkungan. Penyakit ini paling sering menyerang bagian otak yang mengendalikan memori, seperti lobus temporal. Akibatnya, penderita kehilangan ingatan dan tidak mampu menjalani kegiatan sehari-hari secara normal.
Baca juga: Apakah Amnesia Bisa Disembuhkan?
Faktor Risiko Penyebab Alzheimer
Ada sejumlah faktor risiko yang bisa memicu penyakit Alzheimer, antara lain:
- Lansia atau usia di atas 65 tahun
- Riwayat keluarga dan genetika
- Mengalami sindrom Down
- Lebih sering terjadi pada wanita daripada pria karena cenderung hidup lebih lama
- Mengalami gangguan kognitif ringan, seperti penurunan daya ingat dan keterampilan berpikir
- Adanya trauma di kepala
- Sering terkena paparan polusi udara
- Mengonsumsi alkohol secara berlebihan
- Memiliki pola tidur yang buruk, seperti sulit tidur atau sering tidur
- Gaya hidup tidak sehat, seperti malas berolahraga, obesitas, dan merokok.
Gejala Alzheimer
Pada tahap awal, penyakit Alzheimer mungkin sulit untuk dideteksi. Namun, kondisi ini biasanya ditandai dengan kehilangan ingatan dan sulit menemukan kata-kata yang tepat untuk berkomunikasi sehari-hari.
Namun, banyak orang yang mengalami masalah ingatan tetapi tidak mengidap penyakit Alzheimer. Oleh sebab itu, Anda dapat berkunjung ke dokter untuk mengetahui penyebab dan dari gangguan ingatan secara tepat.
Selain hilang ingatan, gejala penyakit Alzheimer dapat muncul seiring berjalannya waktu, seperti:
- Kehilangan minat pada hobi dan aktivitas sehari-hari
- Tidak ingin mencoba hal-hal baru
- Tidak mampu beradaptasi terhadap perubahan
- Sering mengulang kata atau kehilangan alur pembicaraan
- Tidak mampu dalam hal mengurus keuangan
- Kesulitan dalam berbelanja atau menyiapkan makanan
Diagnosis Penyakit Alzheimer
Dokter dapat melakukan wawancara medis dan pemeriksaan fisik pada area kepala untuk mendiagnosis penyakit Alzheimer. Pemeriksaan ini meliputi beberapa tes, seperti:
- Tes kognitif dan memori: Tes ini mampu menilai kemampuan berpikir dan mengingat penderita.
- Tes fungsi neurologis: Pemeriksaan ini dapat menguji keseimbangan, indra, dan reflek tubuh penderita
- Pemeriksaan darah atau urine: Tes ini bertujuan untuk mengetahui penyebab lain dari gejala
- CT scan atau MRI scan otak: Bertujuan untuk melihat perubahan pada otak dan mengetahui masalah kesehatan lainnya, seperti stroke, trauma, atau tumor.
Komplikasi Alzheimer
Penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi serius apabila tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko berbagai gangguan kesehatan, antara lain:
- Mudah merasa gelisah dan cemas
- Mengalami gangguan pada kandung kemih dan usus
- Mengalami gejala depresi, seperti perubahan suasana hati, masalah tidur, dan sulit berkonsentrasi
- Memicu trauma kepala dan patah tulang akibat tubuh tidak mampu menjaga keseimbangan
- Mengalami gejala pneumonia, seperti demam, batuk, dan sesak napas
- Sering meninggalkan rumah dan lupa jalan pulang
- Kekurangan nutrisi dan dehidrasi
Cara Mengatasi Alzheimer
Hingga saat ini tidak ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini secara total. Namun, obat-obatan tertentu bisa mengurangi gejala untuk sementara.
Bahkan, pengobatan dan perawatan lain juga mampu mengatasi gejala perilaku pada penderita. Berikut beberapa cara untuk mengatasi Alzheimer:
1. Mengelola Perubahan Perilaku
Penderita dapat mengalami perubahan perilaku, seperti mudah tersinggung, cenderung lebih sensitif, dan emosi tidak stabil. Untuk mengatasinya dengan melakukan beberapa cara, antara lain:
- Tidak mengubah tata letak atau ruangan tempat tinggal penderita
- Memantau rasa nyaman penderita
- Menyediakan benda favorit, seperti boneka kesayangan atau selimut
- Alihkan perhatian apabila penderita mengalami stres
- Tidak berdebat dengan penderita
Baca Juga: Mengenal Jenis-Jenis Amnesia
2. Konsumsi Obat Medis
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah menyetujui beberapa obat resep untuk meredakan gejala penyakit ini. Obat ini disebut sebagai penghambat kolinesterase yang mampu meringankan gejala kognitif, seperti hilang ingatan, kebingungan, dan perubahan proses berpikir.
Berikut beberapa 3 obat umum untuk mengatasi penyakit Alzheimer:
- Donepezil (Aricept): Obat ini mampu mengatasi gejala ringan hingga berat pada penderita. Mulai dari, masalah ingatan hingga ketidakmampuan untuk berkomunikasi.
- Galantamine (Razadyne): Obat ini bertujuan untuk meredakan gejala ringan hingga sedang, seperti halusinasi, ketidakmampuan mempelajari hal-hal baru, dan perilaku impulsif.
- Rivastigmine (Exelon): Obat ini berfungsi untuk mengatasi gejala mudah lupa, sulit berpikir, dan sulit berkonsentrasi.
- Memantine (Namenda): Berfungsi untuk mengobati gejala penyakit kelainan otak berat, seperti tidak dapat meninggalkan tempat tidur sepanjang waktu dan ketergantungan pada orang lain.
Cara Mencegah Alzheimer
Penelitian membuktikan bahwa menjalani gaya hidup sehat bisa membantu untuk melindungi otak dari penurunan fungsi kognitif. Berikut beberapa gaya hidup sehat yang mampu mengurangi risiko terkena penyakit ini:
- Mengonsumsi makanan yang mengandung antioksidan, seperti buah beri, alpukat, dan bayam
- Sering berbicara dengan teman, keluarga, atau saudara dekat
- Ikut kelompok atau komunitas tertentu untuk meningkatkan interaksi sosial
- Rajin berolahraga untuk meningkatkan aliran darah dan oksigen ke otak
- Melatih fokus dengan permainan papan, membaca, atau mengerjakan teka-teki silang
- Aktif menjalani hobi, seperti memainkan alat musik
Pengobatan Alzheimer ke Dokter
Apabila gejala penyakit Alzheimer tidak kunjung membaik setelah perawatan rumahan dan bahkan semakin parah, sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU).
Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr. Anton
Source:
- Mayo Clinic. Alzheimer’s Disease. Juli 2024.
- Medical News Today. What to Know About Alzheimer’s Disease. Juli 2024.