Ditulis oleh Tim Konten Medis
Penyakit TBC bisa disembuhkan secara total apabila penderita menjalani pengobatan hingga selesai. TBC bisa sembuh rata-rata dalam waktu 6 hingga 12 bulan. Namun, lama proses penyembuhan bisa berbeda-beda pada setiap pasien. Gejala penyakit Tuberkulosis atau TBC biasanya ditandai dengan batuk yang tidak kunjung sembuh dan sakit pada bagian dada.
Penderita TBC bisa sembuh sekitar enam hingga dua belas bulan lamanya.
Penyakit tuberkulosis atau dikenal dengan sebutan TBC adalah jenis infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Ini merupakan penyakit berbahaya yang bisa sebabkan kematian apabila tidak segera ditangani dengan baik. Ciri khas gejala TBC ditandai dengan batuk terus-menerus selama lebih dari dua minggu.
Gejala tuberkulosis dapat disertai dengan demam ringan, berat badan turun drastis, batuk berdarah, dan mudah berkeringat saat malam hari. TBC juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan serius, seperti kerusakan jaringan pada fungsi paru-paru.
Apakah TBC Bisa Sembuh?
Meskipun tergolong penyakit kronis dan memiliki gejala serius, TBC dapat disembuhkan dengan menjalani pengobatan medis hingga tuntas. TBC dapat sembuh dalam waktu enam hingga 12 bulan.
Namun, lamanya proses penyembuhan TBC bisa berbeda-beda pada setiap pasien tergantung derajat keparahan gejala klinis dan respon terhadap pengobatan. Pengobatan juga tetap dilakukan walaupun penderita sudah dalam kondisi membaik
Anda juga perlu mengonsumsi obat-obatan secara teratur untuk meredakan gejala penyakit TBC. Biasanya, penderita merasa telah sembuh pada dua bulan pertama pengobatan.
Penderita dapat dikatakan sembuh total dari TBC apabila hasil pemeriksaan tes dahak (BTA) memiliki hasil negatif. Pemeriksaan ini menunjukkan terdapat risiko tingkat rendah pada penularan TBC dari penderita ke orang lain. Penderita tuberkulosis yang sembuh total memiliki tanda-tanda, seperti gejala dan batuk yang intensitasnya berkurang.
Baca Juga: 6 Makanan untuk Penderita TBC dan Pantangannya
Apakah TBC Bisa Kembali Kambuh?
Tuberkulosis dapat mengalami kambuh kembali apabila penderita merasakan gejala sakit setelah menjalani pengobatan. Pada beberapa kasus, penderita kerap merasakan gejala yang berulang setelah dinyatakan sembuh.
Penyakit TBC yang kambuh kembali biasanya terjadi akibat pengobatan yang tidak tuntas atau gagal. Kondisi ini memungkinkan infeksi bakteri masih hidup dan dapat berkembang sewaktu-waktu.
Bakteri penyebab TBC juga bisa melakukan dormansi atau “tertidur” sehingga tidak aktif memperbanyak diri. Padahal, obat-obatan antibiotik hanya bisa bekerja saat bakteri dalam keadaan aktif.
Penyebab penyakit TBC bisa kambuh lagi disebabkan oleh beberapa hal, seperti:
- Pengobatan TBC yang gagal. Kondisi ini dapat terjadi apabila penderita tidak mengonsumsi obat secara teratur dan sesuai anjuran dokter. Bakteri penyebab TBC mampu resisten terhadap penggunaan obat-obatan sehingga infeksi penyakit belum hilang sepenuhnya.
- Terdapat kontak langsung dengan penderita lain. Penyakit TBC dapat ditularkan secara langsung melalui batuk dan bersin.
- Lemahnya sistem imun tubuh. Kondisi ini mengakibatkan penderita rentan mengalami infeksi TBC setelah dinyatakan sembuh. Lemahnya imun tubuh disebabkan oleh gizi buruk, mengalami imunokompromais, dan HIV.
Tanda-tanda penyakit TBC akan sembuh ditandai dengan keberadaan bakteri yang sudah tidak terdeteksi di dalam tubuh.
Namun, beberapa kasus menunjukkan bahwa kondisi paru-paru tidak bisa kembali bekerja secara optimal setelah terkena TBC. Hal ini disebabkan oleh infeksi TBC dapat menurunkan fungsi paru-paru dalam jangka waktu pendek atau cukup lama.
Setiap penderita TBC wajib melakukan pemeriksaan untuk penyakit gula darah (diabetes melitus) dan Human immunodeficiency Virus (HIV).
Pemeriksaan Screening Wajib pada kasus TBC
Menurut pedoman tatalaksana TBC Nasional setiap penderita TBC wajib dilakukan pemeriksaan penampisan (screening) untuk penyakit gula darah (diabetes melitus) dan Human immunodeficiency Virus (HIV).
Hal ini dikarenakan kedua penyakit menyebabkan sistem kekebalan tubuh menurun dan dapat menjadi penghambat proses pengobatan dan menyebabkan kematian.
Oleh karena itu, protocol pengobatan TBC mewajibkan kepada seluruh penderita TBC menjalani pemeriksaan screening untuk penyakit gula darah, diabetes melitus, dan HIV agar pengobatan menjadi efektif dan maksimal sehingga TBC pasien tersebut dapat disembuhkan.
Baca Juga: 9 Ciri Penyakit TBC yang Sudah Parah, Waspada!
Efek Samping TBC pada Paru-Paru
TBC dapat menimbulkan komplikasi, seperti PPOK atau penyakit paru obstruktif kronis. Penyakit ini dapat mengakibatkan penderita kesulitan bernapas dan infeksi kuman yang tidak bisa dideteksi kembali.
Namun, Anda tidak perlu khawatir karena terdapat cara mengembalikan fungsi paru-paru setelah terinfeksi tuberkulosis. Penderita perlu menjalani rehabilitasi atau tahapan pemulihan, seperti terapi dan latihan fisik.
Efek samping TBC pada kesehatan paru-paru juga dipengaruhi oleh penggunana obat-obatan. Berikut efek samping obat TBC berdasarkan jenisnya yang perlu diwaspadai:
Efek Samping Isoniazid
- Tangan dan kaki mengalami kesemutan dan terasa kebas
- Terdapat sensasi rasa terbakar di bagian tangan atau kaki
- Menurunkan nafsu makan
- Mudah merasa lelah
- Cenderung mengantuk
- Timbul jerawat
Efek Samping Thambutol
- Penglihatan mudah kabur
- Pembengkakan atau nyeri pada sendi
- Kulit terdapat ruam dan terasa gatal
- Sakit kepala
Efek Samping Pirazinamid
Terdapat beberapa efek samping yang dapat timbul pada jenis obat pirazinamid, yakni:
- Terdapat pembengkakan atau kemerahan dan sakit pada sendi
- Sendi cenderung terasa panas dan kaku
- Nafsu makan menurun
Efek Samping Rifampisin
- Warna urin seperti kemerahan
- Tubuh menggigil
- Mudah merasa lelah
- Nyeri atau sakit di bagian kepala
- Sakit di bagian otot dan sendi
Saat menjalani pengobatan, kebanyakan penderita juga kerap mengalami gangguan sistem pencernaan, seperti mual dan sakit perut. Namun, kondisi ini merupakan gejala ringan dan berlangsung sementara saja.
Anda juga dapat berdiskusi dengan dokter apabila gejala efek samping muncul di bagian tubuh tertentu. Dokter akan memberikan pengobatan lain untuk mengurangi gejala efek samping, menurunkan dosis obat TBC, atau menghentikan jenis obat terlebih dahulu.
Baca Juga: Kenali 5 Perbedaan Batuk TBC dengan Batuk Biasa
Apabila Anda mengalami gejala TBC, seperti batuk terus-menerus, sakit di bagian dada, dan berat badan turun drastis sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU). Cek jadwal dokter Ciputra Hospital dan buat janji dokter lebih mudah dan cepat lewat WhatsApp.
Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan kamu sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Source:
- Cleveland Clinic. Tuberculosis. Juni 2024.
- Mayo Clinic. Tuberculosis. Juni 2024.