Ditulis oleh Tim Konten Medis
Tuberculosis (TBC) merupakan salah satu penyakit pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, termasuk diantaranya ibu hamil. Penyakit ini dapat menyebar kebagian tubuh lainnya selain paru-paru, seperti ke tulang belakang, otak ataupun kelenjar getah bening. Lantas, bagaimana gejala dan pengobatan TBC pada ibu hamil? Cek ulasan berikut!
Banyak ibu hamil yang mungkin merasa khawatir dalam mengonsumi obat TBC.
Baca Juga: Tuberkulosis: Ancaman di Tengah Covid-19
Gejala TBC
Gejala yang biasa dirasakan oleh penderita TBC diantaranya : batuk yang dirasakan berminggu-minggu, penurunan berat badan, keringat malam, dan bisa juga batuk disertai darah. Beberapa dampak yang mungkin saja bisa didapatkan janin pada ibu hamil dengan TB diantaranya:
- Berat badan lahir rendah dibandingkan bayi dari ibu tanpa TB.
- Resiko lahir prematur meningkat.
- Lahir terjangkit TB (namun ini merupakan kasus yang jarang terjadi).
- Bayi dapat terjangkit melalui ibunya yang TBC dan tidak diobati.
Selain keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil, TBC juga dapat dideteksi melalui pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Adapun pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan, diantaranya:
- Tes darah.
- Tes dahak.
- Foto rontgen (jarang dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai TBC, namun ini dilakukan jika manfaat rontgen lebih besar daripada resikonya terhadap pasien).
Baca Juga: Apa Itu Penyakit Tuberkulosis? Ini Yang Perlu Diketahui
Terapi TBC pada ibu Hamil
Banyak ibu hamil yang mungkin merasa khawatir dalam mengonsumi obat apalagi obat TBC yang harus diminum dalam jangka waktu yang panjang. Namun jangan khawatir , justru ibu hamil dengan TBC wajib minum obat hingga tuntas, selain untuk kesehatan dan keselamatan ibu, juga untuk bayi. Jika tidak, maka pasien menjadi kebal terhadap obat TBC dan akibatnya saat hendak diobati dimasa yang akan datang, akan menjadi lebih sulit dalam memilih jenis obat yang akan diberikan.
Seorang ibu hamil dengan TBC, biasanya akan diberikan resep oleh dokter. Dokter paru biasa akan memberikan rifampicin, isoniazid, pirazinamid dan ethambutol. Ketiga obat tersebut diminum setiap hari selama 2 bulan tanpa berhenti. Utuk selanjutnya, selama kehamilan, ibu hamil dengan TBC diberikan isoniazid dan rifampicin (obat bisa diberikan setiap hari atau 3x seminggu, tergantung dari penilaian dr paru). Jika pengobatan masih berlanjut sampai ibu melahirkan dan menyusui, tetap lanjutkan pengobatan sesuai anjuran dokter, dan lanjutkan pemberian asi secara langsung kepada bayi.
Dokter paru dan obgyn akan mengontrol kondisi kesehatan ibu hamil dengan TBC.
Baca Juga: Tuberkulosis, Penyakit Menular yang Dapat Disembuhkan
Hamil dan terinfeksi TBC terdengar mengerikan dan mungkin ibu menjadi takut akan efek samping obat terhadap janin. Namun, jangan khawatir, karena obat yang dipilih sudah pasti aman untuk ibu dan janin di dalam kandungan. Terapi TBC ini memerlukan kesabaran yang tinggi karena durasi pengobatannya yang lama dan obat tidak boleh terlewat dalam mengonsumsinya. Penting untuk diketahui pasien maupun keluarga , pentingnya untuk minum obat setiap hari dan jangan sampai terlupa.
Selain minum obat teratur tanpa lupa minum obat, ibu hamil dengan TBC perlu untuk kontrol ke dr paru dan dr Obgyn untuk memantau secara menyeluruh terkait dosis obat, kondisi kesehatan dan kehamilan. Makan makanan yang bergizi dan tinggi protein juga penting dikonsumsi oleh ibu hamil dengan TBC. Pastikan juga lingkungan rumah sehat, ventilasi rumah baik.
Jangan lupa juga untuk rutin berjemur dibawah sinar matahari pagi dan berolahraga ringan untuk menjaga tubuh tetap fit. Hal-hal tersebut dapat membantu mempercepat proses penyembuhan. Jadi jika Anda atau keluarga sedang hamil dan terdiagnosa TBC, jangan panik, tetap lakukan terapi hingga tuntas, hidup sehat, dan rutin kontrol ke dr paru maupun dr obgyn.
Direview oleh : dr. Hezza Bigitha, Sp.P
Source: