Ditulis oleh Tim Konten Medis
Penyebab ADHD bisa dikarenakan riwayat keluarga, memililki gangguan kesehatan neurologis, dan bayi lahir prematur. Kondisi ini bisa diatasi dengan cara pemberian obat dan psikoterapi sesuai dengan anjuran dokter.
Anak ADHD biasanya lebih terpancing emosi dengan hal-hal kecil karena memiliki kendala dalam mengontrol perasaan.
Gangguan ADHD penting untuk diketahui oleh banyak orang. Gangguan ini berhubungan dengan masalah kesehatan pada neurobiologis atau sistem saraf yang mempengaruhi perilaku manusia. ADHD lebih sering dialami oleh anak-anak dan dapat berlanjut hingga masa dewasa.
Apa Itu ADHD?
ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) adalah gangguan mental yang menyebabkan anak mengalami perilaku impulsif dan interaksi, serta kehilangan fokus perhatian. Hal ini menjadi pemicu prestasi anak di sekolah menurun.
Penderita gangguan mental ini memiliki ciri-ciri berupa sering melamun, mudah lupa, gelisah, banyak bicara, ceroboh, tidak bisa menahan godaan, sulit mengambil keputusan, dan sulit bergaul dengan orang lain.
Baca Juga: Kesehatan Mental Anak
Jenis ADHD
ADHD dibedakan menjadi tiga jenis, di antaranya:
1. Dominan Inatentif
Jenis dominan inatentif memiliki kesulitan dalam hal memfokuskan perhatiannya terhadap satu hal. Gejala yang bisa timbul berupa sikap hiperaktif dan impulsif.
2. Dominan Hiperaktif-Impulsif
Penderita menunjukkan gabungan sikap hiperaktif dan impulsif, seperti:
- Mudah gelisah
- Tidak bisa diam
- Terlalu banyak energi
- Banyak bicara
- Suka menginterupsi orang lain
- Tidak berpikir saat mengambil keputusan
3. Kombinasi Antara Inatentif dan Hiperaktif-Impulsif
Jenis ini menyebabkan penderita mengalami gabungan dari dua jenis lainnya.
Penyebab ADHD
Penyebab utama gangguan mental ADHD belum diketahui secara pasti. Namun, penelitian membuktikan bahwa faktor genetika dan lingkungan dapat meningkatkan risiko anak terkena gangguan mental ini. Hal ini diperkirakan adanya gangguan pada pola aliran listrik ke otak atau gelombang otak.
Penelitian juga menduga bahwa gangguan mental ini disebabkan oleh konsumsi gula terlalu banyak atau disebut sugar rush. Gangguan mental ini juga dapat muncul karena terjadi ketidakseimbangan senyawa kimia di dalam otak (neurotransmitter).
Berdasarkan dugaan penelitian, terdapat beberapa hal yang dapat memicu masalah kesehatan ADHD pada anak, antara lain:
- Memiliki struktur otak yang berbeda, seperti ukurannya lebih kecil
- Mengalami tekanan darah tinggi saat masa kehamilan
- Area otak yang mengatur konsentrasi, mengendalikan emosi dan pergerakan tubuh mengalami kerusakan
Faktor Risiko Penyebab ADHD
Setiap anak berpotensi mengalami gangguan mental ini. Terdapat faktor yang dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan ini, antara lain:
- Faktor genetik, terdapat riwayat keluarga
- Memiliki gangguan saat masa kehamilan, seperti terpapar zat beracun (logam berat dan pestisida organofosfat), stres berlebihan, merokok minum alkohol, dan pengguna obat-obatan terlarang
- Lahir prematur atau berat badan lahir rendah
- Mengalami cedera kepala
- Memiliki riwayat gangguan kesehatan neurologis, seperti spektrum autisme dan bipolar
- Lingkungan yang tidak mendukung atau kurangnya dukungan sosial
- Sering terpapar polusi udara
- Kekurangan gizi dan tidak cukup istirahat
Gejala ADHD dapat dikontrol dengan terapi perilaku, psikoedukasi, dan interaksi sosial.
Gejala ADHD
Setiap orang memiliki gejala ADHD yang berbeda-beda tetapi umumnya menunjukkan gejala sebagai berikut:
- Perilaku impulsif
- Hiperaktif
- Sulit memusatkan perhatian pada satu hal
- Tidak bisa diam
- Mudah lupa
- Kesulitan belajar seperti membaca dan menulis
Kondisi ini muncul pada anak usia di bawah 12 tahun. Namun, tidak dipungkiri juga gejala ini dapat terjadi pada anak berusia 3 tahun dan orang dewasa. Gejala ADHD dapat terbawa hingga mereka dewasa nanti.
ADHD pada orang dewasa biasanya mengalami gejala:
- Rasa gelisah dan tidak sabar menghadapi sesuatu
- Manajemen waktu yang buruk
- Tidak menyelesaikan pekerjaan
- Melakukan sesuatu secara spontan tanpa berpikir terlebih dahulu
Baca Juga: Depresi dan Kecemasan: Gangguan Kesehatan Mental yang Perlu Kita Waspadai
Diagnosis Penyakit ADHD
Tidak selamanya anak yang menderita kesulitan belajar, sering kehilangan fokus, dan kondisi hiperaktif didiagnosis gangguan ADHD, ini juga berlaku pada usia remaja.
Kondisi gangguan ini kerap kali tidak terdeteksi oleh para orang tua. Oleh karena itu, orang tua memiliki peran penting untuk mengetahui perbedaan mental ini dengan perilaku anak normal lainnya.
Diagnosis gangguan mental ini memerlukan bantuan ahli medis, seperti dokter anak dan psikiater. Hal ini bertujuan untuk memeriksa mental dan fisik pada anak agar hasil diagnosis semakin akurat, termasuk keluarga dan tenaga pengajar.
Pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi gangguan attention deficit hyperactivity disorder adalah fungsti hati, MRI pada otak, tes darah, dan tes tiroid. Pemeriksaan ini bertujuan untuk:
- Mengetahui seberapa parah anak mengalami gangguan ADHD
- Mendeteksi masalah kesehatan lainnya
- Merekomendasikan beberapa pemeriksaan penunjang
Komplikasi ADHD
Gangguan mental ini dapat menimbulkan beberapa komplikasi sehingga anak sulit menjalani hidup saat dewasa nanti. Komplikasi bisa berupa:
- Prestasi akademik anak menurun dan anak tidak bisa konsentrasi saat berada di kelas
- Sering mengalami cedera
- Harga diri memburuk
- Kesulitan berinteraksi dengan orang lain
- Memiliki risiko menggunakan alkohol dan obat-obatan terlarang, serta menimbulkan perilaku nakal
- Kesulitan menghadapi kehidupan orang dewasa, seperti pengangguran, karier buruk, memiliki masalah keuangan, terlibat dalam pelanggaran hukum, sering mengalami kecelakaan kendaraan, memiliki hubungan tidak stabil, terdapat upaya bunuh diri, dan citra diri yang buruk.
Cara Mengatasi ADHD
Gangguan mental ini tidak bisa sembuh secara total. Namun, ada beberapa cara mengatasi kondisi ini agar penderita dapat menjalani hidup dengan normal, yaitu:
1. Mengonsumsi Obat-obatan Sesuai Saran Dokter
Umumnya, dokter akan memberikan obat methylphenidate untuk meredakan gejala ADHD dengan cara menyeimbangkan kadar senyawa kimia di otak.
Namun, dokter perlu memantau kondisi penderita ADHD secara berkala agar tidak mengalami risiko munculnya efek samping, seperti gangguan jantung. Jika timbul efek samping, maka dokter dapat alternatif jenis obat ADHD lain.
2. Melakukan Terapi ADHD
Selain dokter, psikoterapi juga memiliki peran mengatasi gejala yang dapat menyertai ADHD, contohnya depresi. Jenis terapi untuk mengatasi ADHD adalah:
- Perilaku kognitif, untuk mengontrol pola pikir dan perilaku
- Psikoedukasi bertujuan untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh penderita
- Terapi interaksi sosial, untuk mengetahui perilaku sosial yang tepat dalam berbagai situasi
3. Mendapatkan Dukungan Sosial
Penderita ADHD pada anak membutuhkan penanganan khusus. Dalam hal ini, orang tua, keluarga, dan tenaga pengajar memerlukan program pelatihan bimbingan agar dapat mendampingi penderita sepenuhnya. Program pelatihan dapat berupa:
- Cara menyemangati anak
- Tidak berkata atau berperilaku buruk ke anak
- Pengetahuan terhadap makanan gizi seimbang
- Memastikan anak istirahat yang cukup
- Membatasi anak bermain gawai atau menonton televisi
- Olahraga ringan bersama anak minimal 1 jam setiap harinya
Cara Mencegah ADHD
Untuk mencegah kemunculan gangguan mental ini pada anak, Anda dapat menjalani pola hidup sehat dengan tidak merokok, minum alkohol, dan memakai obat-obatan terlarang saat masa kehamilan serta menghindari paparan zat beracun.
Konsumsi makanan gizi seimbang karena dapat mempengaruhi perkembangan dan fungsi kognitif otak pada anak. Hindari makanan cepat saji (junk food) dan makanan tinggi gula. Anda bisa mengonsumsi buah, sayur, biji-bijian, dan protein sehar sebagai makanan sehari-hari.
Saat sedang hamil, Anda dapat melakukan olahraga ringan dan bergerak aktif untuk menghindari terjadinya komplikasi. Selain itu, kurangi stres dengan latihan teknik relaksasi, meditasi, dan hobi untuk mengurangi kecemasan.
Baca Juga: Apa Itu Penyakit Autisme?
Pengobatan ke Dokter
Segera berkonsultasi pada dokter apabila merasakan ciri-ciri ADHD yang tidak kunjung membaik disertai perilaku impulsif dan hiperaktif yang semakin parah.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU).
Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Article direview oleh dr Ruth
Source:
- Mayo Clinic. Adult Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD). Juni 2024.
- NHS. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Juni 2024.