Ditulis oleh Tim Konten Medis
Diketahui sekitar 1 dari 10 wanita akan mengalami depresi postpartum. Depresi postpartum sendiri biasanya diawali oleh adanya baby blues setelah melahirkan. Depresi postpartum dapat disebabkan oleh banyak faktor, baik dari pemikiran, riwayat kesehatan dan sebagainya. Depresi postpartum sendiri memberikan rasa hampa pada diri wanita setelah proses kelahiran bayinya. Depresi postpartum akan bertahan lama dan berkepanjangan. Lalu, adakah cara mengatasi depresi pasca melahirkan? Selengkapnya, simak penjelasan berikut!

Depresi pasca melahirkan merupakan gangguan mental yang memengaruhi perilaku dan kesehatan fisik penderita.
Baca Juga: Pengobatan Depresi Pada Lansia
Apa itu Depresi Postpartum?
Postpartum depression atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai depresi pasca melahirkan merupakan penyakit mental serius. Kebanyakan wanita mengalami baby blues, yaitu munculnya perasaan sedih atau hampa dalam beberapa hari setelah melahirkan. Baby blues yang berkepanjangan dan tidak hilang, selama lebih dari 2 minggu, dapat memicu timbulnya depresi postpartum. Bahkan perasaan ini juga dapat memberikan rasa hampa pada sang bayi, seolah-olah Anda bukan ibu dari bayi tersebut. Lantas, bagaimana perawatannya?
Baca Juga: Cara Menghilangkan Depresi
Perawatan Depresi Postpartum
Perawatan depresi postpartum umumnya mencakup terapi bersama profesional kesehatan mental, seperti psikiater atau psikolog. Metode perawatan atau pengobatan lainnya adalah dengan pemberian resep obat antidepresan. Selain itu, sang ibu juga perlu mengatur gaya hidup sehat, seperti:
- Istirahat yang cukup
- Tetap terhidrasi dengan rajin minum air putih
- Menjaga pola makan sehat
- Hindari mengonsumsi alkohol
- Berolahraga, seperti berjalan kaki atau berenang
Dua cara mengatasi depresi pasca melahirkan adalah terapi dan obat antidepresan. Pemilihan cara pengobatan atau perawatan juga perlu mempertimbangkan beberapa hal, seperi tingkat keparahan kondisi, ibu sedang menyusui atau tidak, riwayat kesehatan, dan jenis obat lain yang dikonsumsinya. Inilah penjelasan lengkapnya terkait dua cara perawatan di atas, yaitu:
1. Terapi Depresi Postpartum
Terapi depresi postpartum yang pada umumnya dilakukan adalah terapi bicara. Terapi bicara ini dilakukan bersama dengan psikiater, psikolog, atau profesional kesehatan mental lainnya. Bagi wanita atau ibu yang baru saja melahirkan, mereka akan merasa dirinya terisolasi, cemas, dan takut. Perasaan-perasaan ini akan terasa lebih ringan jika mereka mampu membicarakannya kepada orang lain.
Profesional kesehatan mental menggunakan metode ini guna membantu wanita atau sang ibu menemukan cara untuk memahami dan mengatasi perasaan mereka. Ada dua jenis psikoterapi umum yang disebut sebagai terapi bicara, yaitu terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi interpersonal (IPT). Terapi ini tidak hanya dibantu oleh profesional, tetapi pasangan atau anggota keluarga juga dapat berkontribusi pada terapi yang dijalankan. Terapi dapat membantu wanita atau ibu mengembangkan cara yang lebih positif untuk mengakui, menangani, dan memulihkan depresi pasca melahirkan.

Selain perawatan depresi, ibu juga perlu menerapkan gaya hidup sehat menjaga pola makan dan berolahraga.
Baca Juga: Depresi Remaja, Apa Penyebab dan Solusinya?
2. Postpartum Depression Antidepressants (SSRI)
SSRI merupakan antidepresan dalam bentuk obat yang paling umum diresepkan untuk wanita pasca melahirkan. Antidepresan bekerja untuk menyeimbangkan neurotransmitter yang merupakan bahan kimia otak dan memengaruhi suasana hati serta emosi. Obat antidepresan ini akan membantu memberikan hasil berupa, peningkatan kualitas tidur , berkurangnya perubahan suasana hati yang tiba-tiba, meningkatkan nafsu makan, dan memberikan kesejahteraan pada ibu atau wanita pasca melahirkan.
Obat ini membutuhkan waktu selama 4 minggu untuk dapat berpengaruh penuh. Namun, pada beberapa orang, mereka mendapatkan hasilnya dengan lebih cepat. Ada beberapa jenis obat antidepresan, yaitu selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) yang membantu meningkatkan kadar serotonin di otak.
Kedua, ada serotonin-norepinefrin reuptake inhibitors (SNRIs) yang berguna meningkatkan kadar serotonin, norepinefrin, dan neurotransmitter. Selain itu, ada tricyclic antidepressants (TCA) dan monoamine oxidase inhibitors (MAOIs). Terlepas dari jenis obat antidepresan yang diberikan, ibu atau wanita pasca melahirkan wajib meminum obat ini pada waktu yang sama setiap harinya. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efektivitas dalam mengurangi gejala depresi postpartum.
Baca Juga: Gangguan Depresi Persisten Begini Bahayanya!
Kedua perawatan di atas akan diberikan kepada ibu atau wanita pasca melahirkan. Perawatan dapat dijalankan sendiri-sendiri atau dikombinasikan, tergantung dari hasil diagnosis dan kondisi penderita. Dukungan sosial dari pasangan, keluarga, dan teman-teman terdekat juga sangat dibutuhkan pada masa ini supaya penderita dapat sembuh lebih cepat. Mengajak berbicara dan mendengarkan keluh kesah mereka adalah salah satu langkah kecil yang dapat dilakukan. Jangan khawatir juga, depresi postpartum dapat diobati dan disembuhkan.
Depresi postpartum atau depresi pasca melahirkan kemungkinan besar sering dialami oleh wanita atau calon ibu. Depresi ini merupakan penyakit mental yang serius karena melibatkan fungsi otak serta memengaruhi perilaku dan kesehatan fisik penderita. Penyebab terjadinya depresi postpartum adalah riwayat kesehatan mental sang ibu, adanya peristiwa menegangkan, perubahan hormon, rasa sendirian, dan banyak faktor lainnya.
Ada dua cara mengatasi depresi pasca melahirkan ini, yaitu dengan melakukan terapi bicara dan pemberian obat antidepresan. Kedua perawatan itu dapat dijalankan secara sendiri-sendiri maupun dikombinasikan. Hal ini tergantung pada tingkat keparahan depresi, riwayat kesehatan, dan menyusui atau tidak. Jika Anda atau pasangan Anda mengalami depresi postpartum, maka segera hubungi dan konsultasikan dengan profesional kesehatan mental guna mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Telah direview oleh dr Silvia Valentina
Source: