Ditulis oleh Tim Konten Medis
Keluar darah saat berhubungan intim sebenarnya adalah hal yang umum terjadi. Namun, kondisi ini juga dapat terjadi akibat vagina kering dan mengalami robek, serta masalah kesehatan yang lebih serius, seperti infeksi hingga tanda kanker serviks.
Perdarahan saat berhubungan intim bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi hingga gejala awal kanker serviks.
Berdarah saat berhubungan seks mengacu pada postcoital bleeding. Dalam istilah medis, kondisi ini dikenal dengan sebutan pendarahan dari vagina.
Postcoital bleeding tidak ada hubungannya dengan siklus menstruasi. Darah yang mengalir dari vagina bisa berwarna merah terang atau lebih gelap yang jumlahnya sedikit hingga banyak, tergantung pada penyebabnya.
Penyebab Pendarahan Saat Berhubungan Seks
Saat berhubungan keluar darah apakah berbahaya? Keluar darah saat berhubungan seks adalah hal yang biasa terjadi, tetapi tidak menutup kemungkinan menjadi salah satu tanda kondisi medis lainnya.
Pendarahan saat berhubungan seks dapat dikatakan normal ketika darah atau flek yang keluar hanya sedikit dan jarang terjadi. Sebaliknya, jika darah keluar secara terus-menerus, bisa menjadi salah satu gangguan kesehatan yang memerlukan tindakan medis. Berikut penyebabnya:
1. Cedera Vagina
Keluar lendir bercampur darah setelah berhubungan seks biasanya terjadi karena cedera vagina. Hal ini disebabkan oleh gesekan saat berhubungan seks sehingga menimbulkan robekan kecil pada genital yang sensitif.
Pada saat pertama kali melakukan hubungan seksual, selaput kecil yang biasa disebut dengan selaput dara sering kali meregang dan robek. Pendarahan kecil yang disebabkan dapat terjadi dalam beberapa hari bahkan 10 hari.
Namun, sebagian orang tidak mengalami pendarahan dan rasa sakit saat pertama kali melakukan hubungan seksual.
Baca Juga: Penyebab Sakit Saat Berhubungan Intim
2. Vagina Kering
Kekeringan pada vagina biasanya terjadi karena kurangnya pelumas alami pada vagina. Vagina yang kering membuat hubungan seks menjadi kurang menyenangkan, bahkan menyakitkan.
Berhubungan seks saat vagina kering bisa mengakibatkan pendarahan. Hal ini terjadi karena adanya gesekan terus-menerus tanpa adanya pelumas sehingga terjadi robekan pada vagina atau jaringan dinding vagina.
Untuk menghindari keluar darah saat berhubungan seks, Anda bisa menggunakan pelumas, pelembap, atau estrogen vagina.
3. Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal
Saat vagina tiba-tiba keluar darah saat berhubungan intim tetapi tidak sakit dapat menjadi salah satu penyebab penggunaan alat kontrasepsi hormonal. Pendarahan akan terjadi saat Anda pertama kali menggunakan alat kontrasepsi hormonal.
Selain itu, pendarahan yang tidak teratur ini dapat terjadi setelah melakukan hubungan seksual. Biasanya pendarahan akan berhenti seiring berjalannya waktu, tetapi jika tidak berhenti, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter.
4. Infeksi Vagina
Keluar darah saat berhubungan seks dapat terjadi ketika vagina mengalami infeksi. Beberapa infeksi vagina dapat menyebabkan peradangan pada vagina sehingga rentan mengalami pendarahan.
Infeksi vagina meliputi:
- Penyakit radang panggul (PID): Infeksi yang terjadi pada organ reproduksi di perut bagian bawah, yang meliputi saluran tuba, ovarium, leher rahim, dan rahim.
- Infeksi Menular Seks (IMS): Peradangan pada leher rahim yang terjadi akibat infeksi, seperti klamidia servisitis.
- Vulvovaginitis: Peradangan pada vulva dan vagina yang terjadi karena sering terjadi akibat infeksi.
5. Polip Serviks
Perdarahan saat berhubungan seks bisa disebabkan oleh adanya polip serviks, yaitu pertumbuhan jaringan non-kanker yang berbentuk pembengkakan kecil pada lapisan dalam tubuh. Polip ini umumnya tumbuh di area leher rahim dan memiliki permukaan yang lembut sehingga rentan menyebabkan perdarahan ketika terjadi gesekan selama berhubungan seksual.
Baca juga: Ciri-Ciri Penyakit Menular Seksual pada Wanita
6. Genitourinary Syndrome Menopause (GSM)
GSM atau yang sebelumnya dikenal sebagai atrofi vagina. Kondisi ini terjadi pada seseorang yang mengalami perimenopause dan menopause, serta yang telah melakukan pengangkatan indung telur.
Ketika mengalami GSM, tubuh Anda akan memproduksi estrogen lebih sedikit. Hal ini membuat vagina memproduksi pelumas yang lebih sedikit daripada sebelumnya, sehingga menjadi kering dan meradang.
Dengan kadar estrogen yang rendah maka elastisitas pada vagina juga berkurang. Hal tersebut menyebabkan ketidaknyaman saat berhubungan seks, sehingga mengakibatkan pendarahan.
7. Awal Kehamilan
Penyebab keluar flek coklat atau darah seperti haid setelah berhubungan seks dapat menjadi salah satu tanda dari awal kehamilan. Hal ini terjadi dalam waktu beberapa minggu pertama implantasi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim.
Selain itu, awal kehamilan juga ditandai dengan terlambatnya menstruasi, perubahan bentuk payudara, mual, dan muntah. Anda dapat melakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendapatkan hasil positif atau tidak dari kehamilan.
8. Pendarahan Pasca Persalinan
Keluar darah saat berhubungan seks bisa menjadi salah satu tanda pendarahan pasca persalinan. Pendarahan pasca persalinan adalah hal yang normal terjadi pada minggu-minggu setelah melahirkan.
Pasca melahirkan, tubuh membutuhkan waktu istirahat. Tunggulah beberapa saat hingga dokter memberikan izin Anda untuk melakukan hubungan seksual dengan pasangan.
9. Kanker Serviks
Meski jarang terjadi, kanker serviks bisa menjadi salah satu penyebab keluar darah saat berhubungan seks. Tumor kanker yang bersifat vaskular dan memiliki banyak pembuluh darah dapat mengakibatkan pendarahan apabila terjadi gesekan saat berhubungan seks.
Gejala awal kanker serviks juga meliputi keputihan abnormal, tubuh mudah lelah, dan nyeri saat berhubungan intim. Kondisi ini memerlukan penanganan sedini mungkin agar terhindar dari komplikasi serius.
Baca juga: Cara Menghilangkan Gatal pada Miss V
Apa yang Harus Dilakukan Jika Berdarah Saat Berhubungan atau Setelahnya?
Adapun sejumlah hal yang harus dilakukan jika keluar darah saat berhubungan adalah:
- Pelumas dan pelembap vagina: Jika mengalami pendarahan akibat vagina kering, Anda dapat menggunakan pelumas untuk menghilangkan pendarahan.
- Terapi estrogen: Lakukan terapi estrogen jika penurunan estrogen dan menopause menyebabkan vagina menjadi kering.
- Pengobatan antibiotik: Obat antibiotik berfungsi untuk mengatasi pendarahan saat berhubungan intim akibat infeksi, termasuk infeksi menular seksual.
- Pengangkatan polip: Anda dapat melakukan operasi pengangkatan polip yang menyebabkan keluar darah saat berhubungan seks.
- Pengobatan kanker: Jika penyebab dari pendarahan adalah kanker serviks, Anda dapat melakukan pengobatan, seperti pembedahan, kemoterapi, atau radiasi untuk mengangkat sel kanker.
Kapan Harus ke Dokter?
Gejala yang terjadi ketika berdarah saat berhubungan seks cenderung beragam. Oleh sebab itu, Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter apabila pendarahan semakin sering terjadi dan bertambah parah.
Gejalanya dapat berupa:
- Vagina terasa gatal dan terbakar
- Vagina terasa terbakar saat buang air kecil
- Hubungan seksual terasa menyakitkan
- Pendarahan berat
- Pendarahan setelah menopause
- Sakit perut parah
- Nyeri punggung bagian bawah
- Mual atau muntah
Baca Juga: Gejala Penyakit Menular Seksual yang Penting Diwaspadai
Jika mengalami gejala tersebut, sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh Dr Sony Prabowo, MARS
Source:
- Banner Health. Is Bleeding During or After Sex Normal? September 2024.
- Health. Why Am I Bleeding After Sex? September 2024.
- Healthify. Bleeding After Vaginal Sex. September 2024.