Ditulis oleh Tim Konten Medis
Gangguan sistem pencernaan pada ibu hamil yang paling umum dikeluhkan adalah sembelit, mual dan muntah, hingga perut kembung. Penyebabnya tidak lain karena perubahan kadar hormon progesteron saat hamil. Namun, masalah kehamilan pada saluran pencernaan juga bisa terjadi akibat gaya hidup tidak sehat.
Gangguan sistem pencernaan, seperti penyakit asam lambung bisa menyebabkan sakit kepala pada ibu hamil.
Gangguan sistem pencernaan saat hamil merupakan kondisi yang disebabkan oleh perubahan fisik dan hormon selama kehamilan. Kondisi ini ditandai dengan sembelit, diare, mual dan muntah, serta perut kembung.
Bila tidak segera diobati, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius. Oleh sebab itu, kenali berbagai penyebab dan cara mengatasi gangguan pencernaan dalam ulasan artikel berikut ini.
Jenis Gangguan Sistem Pencernaan Pada Ibu Hamil
Saat hamil, ibu rentan mengalami gangguan sistem pencernaan karena perubahan fisik dan hormon yang terjadi selama kehamilan. Gangguan pencernaan umumnya lebih sering terjadi pada trimester kedua dan ketiga kehamilan.
Berikut beberapa masalah pada sistem pencernaan ibu hamil yang sering terjadi:
1. Sembelit
Sembelit atau konstipasi adalah gangguan sistem pencernaan yang banyak dialami oleh sebagian besar ibu hamil. Peningkatan kadar progesteron selama hamil dapat memperlambat pergerakan saluran pencernaan dalam mendorong tinja. Pergerakan yang lambat pada saluran pencernaan akan menyebabkan sembelit.
Sembelit dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada ibu hamil. Penting bagi ibu hamil untuk segera melakukan pemeriksaan jika sembelit tidak kunjung usai.
Baca Juga: 10 Penyebab Perut Buncit Seperti Hamil, Jangan Diabaikan!
2. Wasir
Wasir pada ibu hamil terjadi karena adanya tekanan pada pembuluh darah di sekitar anus dan rektum sebagai akibat dari janin yang semakin membesar. Selain itu, ibu hamil yang mengalami sembelit selama kehamilan juga bisa memperparah kondisi wasir. Gejala wasir pada ibu hamil dapat berupa gatal di sekitar anus, nyeri, dan keluar darah saat buang air besar.
3. Mual dan Muntah
Secara medis, mual dan muntah pada ibu hamil disebut dengan morning sickness. Kondisi ini terjadi akibat perubahan hormon di dalam tubuh, terutama peningkatan kadar hormon hCG (human chorionic gonadotropin). Meskipun tidak berbahaya, morning sickness bisa sangat mengganggu dan memengaruhi pola makan serta asupan nutrisi bagi ibu dan janin.
4. Diare
Diare pada ibu hamil bisa terjadi di usia kehamilan berapapun. Penyebab diare beragam, mulai dari perubahan hormon, pola makan, dan peningkatan sensitivitas terhadap makanan tertentu selama kehamilan. Jika tidak segera diatasi, diare dapat menyebabkan dehidrasi dan memengaruhi asupan nutrisi janin akibat ibu sering buang air besar.
Baca Juga: Minum Paracetamol untuk Ibu Hamil, Apakah Aman?
5. Perut Kembung
Peningkatan kadar hormon progesteron selama kehamilan dapat mengendurkan otot-otot di usus. Akibatnya, usus akan berjalan lambat sehingga terjadi penumpukan gas dan menyebabkan perut kembung.
Selain itu, rahim yang semakin membesar akan menyebabkan tekanan fisik pada organ-organ sekitarnya, termasuk lambung dan usus. Kondisi tersebut bisa menyebabkan perut kembung dan semakin terasa ketika ibu berada dalam posisi duduk atau berbaring.
6. Heartburn
Penyakit asam lambung seperti heartburn umumnya terjadi pada trimester kedua atau ketiga kehamilan. Heartburn atau rasa panas ulu hati terjadi akibat peningkatan kadar hormon progesteron yang merelaksasi katup antara kerongkongan dengan lambung.
Kondisi ini memicu asam lambung menjadi mudah naik ke kerongkongan sehingga menyebabkan sensasi terbakar. Selain itu, tekanan yang terjadi pada area perut dapat memperburuk gejala heartburn selama kehamilan.
Penyebab Gangguan Sistem Pencernaan Saat Hamil
Gangguan sistem pencernaan pada ibu hamil bisa disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya:
1. Perubahan Hormonal
Perubahan hormon menjadi salah satu penyebab umum gangguan sistem pencernaan pada ibu hamil. Salah satu hormon yang berperan dalam perubahan ini adalah progesteron.
Peningkatan kadar progesteron saat hamil dapat memengaruhi organ-organ pencernaan, seperti lambung dan usus. Kondisi tersebut dapat memicu refluks asam dan memengaruhi kinerja usus dalam menggerakkan makanan melalui saluran pencernaan.
Baca Juga: Catat, 7 Cara Menambah Nafsu Makan pada Ibu Hamil
2. Pertumbuhan Janin
Selama kehamilan, janin akan terus berkembang sehingga menyebabkan perubahan ukuran dan volume pada rahim. Pertumbuhan janin yang terus membesar dapat memberikan tekanan fisik pada organ-organ di sekitarnya, termasuk saluran pencernaan.
Tekanan yang terjadi pada saluran pencernaan akan menghambat pergerakan normal makanan melalui sistem pencernaan, sehingga dapat memicu gangguan pencernaan.
3. Kurangnya Olahraga atau Aktivitas
Olahraga atau aktivitas fisik yang cukup selama kehamilan memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah menjaga kinerja usus agar tetap berfungsi normal. Ketika ibu hamil tidak cukup bergerak, pergerakan usus menjadi lambat sehingga dapat meningkatkan risiko sembelit dan gangguan pencernaan lainnya. Selain itu, ibu hamil yang kurang bergerak selama kehamilan juga berisiko mengalami refluks asam atau heartburn.
4. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Memiliki riwayat penyakit sebelumnya juga bisa menjadi salah satu penyebab gangguan pencernaan selama kehamilan. Misalnya, ibu yang pernah mengalami wasir sebelum kehamilan akan berisiko mengalaminya kembali saat hamil. Kondisi ini memerlukan pengawasan langsung dari dokter agar terhindar dari gangguan kehamilan risiko tinggi.
Baca Juga: Mengatasi Pilek pada Ibu Hamil
5. Obesitas
Berat badan berlebih adalah faktor risiko untuk berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan pencernaan. Obesitas dapat memberikan tekanan tambahan pada organ-organ pencernaan, sehingga ibu hamil lebih rentan mengalami refluks asam, sembelit, dan gangguan pencernaan lainnya.
Selain itu, obesitas juga menyebabkan peningkatan kadar hormon insulin dan leptin yang dapat memengaruhi respons tubuh terhadap proses pencernaan.
6. Stres
Stres dapat memengaruhi kinerja sistem pencernaan ibu hamil melalui berbagai mekanisme. Pertama, stres dapat memicu pelepasan hormon kortisol, yaitu hormon stres yang memengaruhi pergerakan makanan di usus sehingga meningkatkan risiko gangguan pencernaan.
Kedua, stres saat hamil dapat memicu perilaku makan yang tidak sehat, seperti makan berlebihan atau mengonsumsi makanan secara sembarangan. Jika diteruskan, hal tersebut dapat memicu masalah pencernaan, seperti refluks asam atau konstipasi.
Cara Mengatasi Gangguan Sistem Pencernaan Pada Ibu Hamil
Pengobatan gangguan sistem pencernaan pada saat hamil tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Jika ibu hamil memiliki kondisi medis yang mendasari, penanganan oleh dokter diperlukan untuk mengobati dan mengurangi gejalanya.
Namun, ada beberapa cara umum untuk mengatasi gangguan pencernaan saat hamil, seperti:
1. Pola Makan Sehat
Pola makan yang sehat dapat berperan dalam mengatasi gangguan pencernaan selama kehamilan. Konsumsi makanan dalam porsi kecil namun sering dapat membantu mengurangi tekanan berlebih pada lambung.
Selanjutnya, memilih makanan yang rendah lemak, rendah gula dan tinggi serat dapat membantu mencegah sembelit. Sementara itu, menghindari makanan yang pedas juga dapat membantu mengatasi gejala refluks asam.
Oleh karenanya, penting untuk memiliki pola makan yang sehat serta memenuhi asupan serat dari sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian agar terhindar dari gangguan pencernaan selama kehamilan.
Baca Juga: 10 Manfaat Buah Mangga untuk Kesehatan dan Ibu Hamil
2. Minum Air yang Cukup
Selama kehamilan, tubuh ibu akan lebih banyak membutuhkan cairan. Dehidrasi atau kekurangan cairan akan membuat pergerakan makanan melalui saluran pencernaan melambat.
Akibatnya, ibu hamil rentan mengalami sembelit. Mengonsumsi air yang cukup dapat mencegah dan mengatasi masalah sembelit dengan cara membantu melunakkan tinja sehingga lebih mudah dicerna oleh usus.
3. Hindari Minuman Bersoda dan Kafein
Minuman bersoda dan kafein tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi selama kehamilan karena dapat meningkatkan risiko refluks asam dan perut kembung. Mengganti minuman bersoda dan berkafein dengan air putih atau minuman sehat lainnya dapat membantu menjaga kesimbangan cairan serta mengurangi risiko gangguan pencernaan.
4. Hindari Makan Sebelum Tidur
Bumil yang memiliki kebiasaan makan sebelum tidur akan berisiko mengalami refluks lambung atau heartburn. Kondisi ini ditandai dengan sensasi terbakar di dada, nyeri ulu hati, dan perut maag. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk menyeimbangkan waktu makan serta memberikan jeda waktu yang cukup antara makan dan tidur.
Baca Juga: Bagaimana Cara Mengatasi Sakit Pinggang pada Ibu Hamil
5. Olahraga Rutin
Melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga dapat merangsang peristaltik usus, yaitu gerakan alami otot usus dalam membantu menggerakkan makanan melalui saluran pencernaan. Oleh karena itu, melakukan olahraga saat hamil dapat membantu mengatasi gangguan pencernaan selama kehamilan. Pilihan olahraga yang aman bagi bumil antara lain berenang, berjalan kaki atau yoga prenatal.
6. Teknik Relaksasi
Melakukan teknik relaksasi seperti yoga dan meditasi efektif untuk mengurangi stres serta perubahan hormon yang sering menjadi penyebab gangguan pencernaan pada ibu hamil.
Jika Gangguan sistem pencernaan saat hamil tidak kunjung sembuh, sebaiknya konsultasikan dengan dokter supaya dilakukan pemeriksaan dan penanganan yang tepat. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU). Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr. Lia Tanoto
Source:
- Baby Center. Constipation During Pregnancy: How to Get Relief. Juli 2024.
- NHS. Indigestion and Heartburn in Pregnancy. Juli 2024.
- What to Expect. Heartburn During Pregnancy. Juli 2024.