Ditulis oleh Tim Konten Medis
Penyakit sirosis hati adalah kondisi di mana jaringan hati sehat digantikan oleh jaringan parut yang mengganggu fungsi kerja organ hati di dalam tubuh. Penyakit ini bisa disebabkan oleh alkohol, infeksi virus, dan obesitas, dan jika tidak ditangani dapat mengakibatkan komplikasi serius.

Terbentuknya jaringan parut dapat menyebabkan kerusakan pada fungsi organ hati.
Sirosis hati sering kali disebut sebagai penyakit hati stadium akhir karena mengalami kerusakan hati akibat kondisi kesehatan lainnya, seperti hepatitis. Ketika mengalami kondisi ini, organ hati masih tetap berfungsi meskipun timbul gejala sirosis, seperti penyakit kuning dan urine berwarna gelap.
Namun, seiring berjalannya waktu, sirosis hati bisa menyebabkan gagal hati dan menyebabkan komplikasi serius hingga mengancam nyawa. Oleh sebab itu, penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat agar terhindar dari risiko yang tidak diinginkan.
Apa Itu Penyakit Sirosis Hati?
Penyakit sirosis hati adalah kondisi ketika tubuh mengalami jaringan parut permanen yang merusak hati dan mengganggu fungsinya. Kondisi ini bisa menyebabkan gagal hati yang perlu diwaspadai.
Sirosis hati menyebabkan organ hati tidak mampu lagi menjalankan fungsinya, seperti menjalankan metabolisme tubuh, produksi protein, pembekuan darah, dan penyaringan racun. Kondisi ini bisa berkembang selama hitungan bulan hingga bertahun-tahun lamanya, tergantung asal penyebabnya.
Pengobatan yang dilakukan bisa menghentikan kerusakan hati secara perlahan, mengelola gejala, dan mengurangi risiko komplikasi serius. Dokter juga dapat merekomendasikan berbagai perawatan medis untuk memperlambat perkembangan jaringan parut di hati.
Sirosis hati bisa saja menular, bergantung pada awal mula penyebab penyakit. Penyebabnya ada bermacam-macam, seperti penyalahgunaan alkohol, obesitas, dan hepatitis.
Penyakit sirosis hati yang dapat menular adalah sirosis hati yang disebabkan oleh virus hepatitis. Virus hepatitis B atau C menyerang organ hati dan merusak sel-sel sehat yang ada di dalamnya. Akibatnya, tubuh mengalami kerusakan hati dan memicu timbulnya penyakit.
Virus hepatitis dapat menular apabila terjadi kontak cairan dengan penderita kepada orang-orang di sekitarnya. Cairan ini dapat berupa air liur, air mani, air mata, darah, dan keringat.
Baca Juga: 6 Penyebab Ulu Hati Sakit Menusuk dan Cara Mengobatinya
Jenis Sirosis Hati
Berdasarkan stadiumnya, sirosis hati terbagi atas 2 bagian, yaitu kompensasi dan dekompensasi. Bagian ini juga menjadi acuan dokter untuk memberikan jenis perawatan atau pengobatan yang cocok pada penderita. Berikut penjelasannya:
1. Sirosis Kompensasi
Sirosis kompensasi pada umumnya tidak menimbulkan gejala apa pun. Organ hati masih mampu untuk melakukan fungsinya dengan cukup baik, karena masih terdapat sel-sel sehat. Penderita sirosis kompensasi masih dapat hidup dalam jangka waktu yang lama atau bertahun-tahun setelahnya.
2. Sirosis Dekompensasi
Sirosis dekompensasi adalah tahap yang lebih serius dan tinggi daripada sirosis kompensasi. Pada tahap ini, sel-sel sehat dalam hati mulai hilang dan tergantikan oleh jaringan parut.
Selain itu, penderita lebih mudah terserang penyakit komplikasi lainnya. Tanda-tanda sirosis dekompensasi yang sering muncul berupa penyakit kuning, asites (penumpukan cairan di perut), varises berdarah, dan ensefalopati hati.
Penyebab Sirosis Hati
Sirosis adalah proses pembentukan jaringan parut yang terjadi akibat peradangan kronis di hati secara bertahap. Kondisi ini dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti:
1. Hepatitis Akibat Alkohol
Jenis hepatitis ini adalah kerusakan hati kronis yang terjadi karena adanya penggunaan alkohol berat. Kondisi ini menjadi salah satu penyebab sirosis hati paling umum yang sering terjadi.
Sebaiknya, hindari minum alkohol secara berlebihan karena bisa merusak dan memicu kegagalan organ hati. Jika Anda memiliki kesulitan dalam menghentikan kebiasaan ini, segera konsultasikan ke dokter dan orang terdekat.
2. Infeksi Hepatitis C Kronis
Hepatitis C adalah virus yang menyebabkan peradangan hati kronis dan kerusakan jangka panjang. Kondisi ini dapat menular melalui jarum suntik yang terinfeksi.
Umumnya, obat antivirus baru bisa mengobati hepatitis C, tetapi banyak orang yang tidak tahu bahwa mereka terinfeksi. Penderita kerap tidak mengalami sampai penyakit hati berkembang menjadi gagal hati.
3. Infeksi Hepatitis B Kronis
Hepatitis B adalah salah satu dari 5 virus yang dapat menginfeksi hati dan menyebabkan peradangan. Jenis penyakit ini mudah menyebar melalui cairan tubuh.
Kebanyakan orang hanya mengalami infeksi akut yang singkat. Namun, sebagian orang lainnya bisa memicu kerusakan serius jangka panjang pada hati. Anda bisa mencegah hepatitis B
Hepatitis B bisa dicegah dengan vaksin, tetapi tidak ada obat untuk mengatasinya.
4. Perlemakan Hati Non-Alkohol
Kondisi ini merupakan kerusakan hati kronis akibat penyimpanan lemak berlebihan di hati. Perlemakan hati terkait dengan disfungsi metabolik berkaitan dengan dengan kelebihan berat badan, kadar lipid darah tinggi, dan kadar gula darah tinggi.
Jika kondisi ini terjadi, Anda mungkin akan mengalaminya seumur hidup. Meskipun perlemakan hati bisa diobati, tetapi kondisi ini tidak dapat disembuhkan.
Baca Juga: Waspadai 12 Penyebab Kanker Hati dan Faktor Risikonya
Faktor Risiko Penyebab Sirosis Hati
Berikut ini adalah beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko sirosis hati:
- Usia lebih dari 50 tahun
- Minum terlalu banyak alkohol
- Obesitas atau kelebihan berat badan
- Mengidap hepatitis virus
- Memiliki sindrom metabolik
Gejala Sirosis Hati
Tanda dan gejalanya bergantung pada tingkat keparahan sirosis, seperti:
- Nafsu makan menurun
- Mual
- Berat badan menurun
- Mudah merasa lelah
- Bentuk pembuluh darah merah, seperti laba-laba pada kulit
- Mudah memar
- Penyakit kuning
- Telapak tangan memerah
- Kulit gatal
- Rambut rontok
- Urine berwarna gelap
- Retensi cairan di perut dan kaki
- Pendarahan internal dengan feses berwarna gelap atau muntah darah
- Gangguan hormon yang dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk atrofi testis (mengecilnya testis) dan impotensi pada pria atau amenore (tidak ada menstruasi) pada wanita
- Pola tidur terganggu
- Masalah kognitif, seperti hilang ingatan, kebingungan, atau sulit berkonsentrasi
Diagnosis Penyakit Sirosis Hati
Dokter atau ahli medis profesional dapat melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui tanda dan gejala sirosis hati. Penderita akan ditanya mengenai gejala yang muncul, riwayat kesehatan, konsumsi obat-obatan, pola makan, dan gaya hidup.
Setelah itu, dokter dapat menindaklanjuti dengan tes medis untuk mendeteksi sirosis hati secara akurat. Tesnya meliputi:
- Tes darah: Tes ini mampu mengukur produk-produk hati, seperti enzim hati, protein, dan kadar bilirubin dalam darah. Tes darah juga dapat menunjukkan penyakit atau efek samping tertentu, seperti berkurangnya pembekuan darah.
- Pemeriksaan pencitraan: Tes ini berupa USG abdomen, CT scan, dan MRI untuk mengetahui bentuk, ukuran, dan tekstur hati.
- Biopsi hati: Prosedur ini mengambil sampel jaringan kecil dari hati untuk melakukan pengujian di laboratorium.
Komplikasi Sirosis Hati
Jika tidak mendapatkan pengobatan yang tepat, sirosis hati bisa meningkatkan risiko terjadinya komplikasi serius. Komplikasi ini meliputi:
- Merasa sakit, lelah, dan kebingungan
- Sistem kekebalan tubuh menurun
- Kebocoran cairan dari pembuluh darah vena
- Ketidakseimbangan dan kekurangan hormon
- Kesulitan pencernaan, malabsorpsi, dan malnutrisi
- Gangguan kognitif ringan dan disfungsi motorik
- Gagal ginjal, napas, dan hati kronis
- Kanker hati
Cara Mengatasi Sirosis Hati
Berikut ini adalah beberapa cara mengatasi sirosis hati:
1. Menghentikan Kebiasaan Minum Alkohol
Jika Anda kesulitan dalam menghentikan kebiasaan minum alkohol yang memicu sirosis hati, sebaiknya lakukan beberapa hal, berikut ini:
- Konseling pribadi dengan terapi profesional
- Menjalani program rehabilitasi rawat inap
- Ikut komunitas atau bercerita kepada orang terdekat untuk memberikan dukungan dalam menghentikan kebiasaan minum alkohol
2. Diet Rendah Garam
Penderita sirosis hati perlu menjalani program diet rendah garam untuk mencegah gejala yang semakin parah. Anda bisa mengurangi asupan garam atau natrium dengan berbagai cara, seperti:
- Pilih makanan kemasan dan olahan yang mengandung jumlah natrium rendah
- Pilih unggas segar dan beku
- Beli sayuran segar yang terjual di pasaran
- Hindari konsumsi bumbu secara berlebihan, seperti kecap, saus salad, atau saus tomat
3. Konsumsi Obat
Beberapa jenis obat tertentu dapat mengatasi penyakit hati dengan tingkat keberhasilan yang bervariasi. Misalnya, antivirus yang mampu menyembuhkan hepatitis C kronis tetapi tidak berefek pada hepatitis B.
Sirosis hati sebaiknya tidak menggunakan obat berupa beta-blocker, antiinflamasi non-steroid (NSAID), dan obat penenang secara sembarangan tanpa anjuran dan pengawasan dokter.
Sebelum minum obat, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Obat yang dianjurkan harus dikonsumsi sesuai anjuran ahli medis dan tidak boleh diminum tanpa dosis yang tepat.
4. Transplantasi Hati
Pengobatan transplantasi hati menjadi pilihan yang tepat untuk mencegah penyakit yang semakin parah. Hal ini sangat penting untuk mencegah penurunan fungsi hati seiring berjalannya waktu.
Anda bisa mendapatkan transplantasi hati dari pendonor yang baru saja meninggal atau menerima sebagian hati yang pendonor yang masih hidup. Jika Anda memenuhi syarat pengobatan ini, Anda akan masuk ke dalam daftar tunggu nasional untuk menerima organ hati.
Baca Juga: 9 Ciri-Ciri Kanker Hati Stadium Akhir yang Penting Diwaspadai
Cara Mencegah Sirosis Hati
Anda bisa menerapkan beberapa cara untuk mencegah terjadinya jaringan parut di hati:
- Hindari minum alkohol secara berlebihan
- Konsumsi makanan sehat berupa biji-bijian utuh dan sumber protein rendah lemak
- Menjaga berat badan tetap ideal
- Kurangi risiko hepatitis, seperti berhubungan seks yang aman dan hindari berbagi jarum suntik
Itulah pembahasan seputar sirosis hati, mulai dari jenis, penyebab, gejala, hingga cara pengobatannya. Apabila gejala sirosis hati tidak kunjung membaik setelah perawatan rumahan dan bahkan semakin parah, sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU).
Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr. Surya S Pratama
Source:
- National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Treatment for Cirrhosis. Agustus 2024.
- U.S Department of Veterans Affairs. Viral Hepatitis and Liver Disease. Agustus 2024.
- WebMD. Cirrhosis of the Liver: Symptoms, Stages & Treatment. Agustus 2024.