Cara Penularan Tuberkulosis (TBC) dan Pencegahannya

Ditulis oleh Tim Konten Medis

Cara penularan TBC atau tuberkulosis bisa menyebar melalui udara dari satu orang ke orang lain. Jenis penyakit ini bisa menular saat penderita berinteraksi dengan orang lain tanpa menggunakan masker.

tuberkulosis 2

Penting untuk mengenali cara penularan penyakit TBC agar mengurangi risiko terkena kondisi ini. 

Perlu diketahui bahwa siapa pun bisa terkena tuberkulosis. Namun, terdapat faktor-faktor lain yang bisa meningkatkan risiko infeksi menjadi penyakit TBC aktif. Misalnya, mengidap HIV/AIDS, diabetes, dan penyakit ginjal parah.

Tuberkulosis bisa berakibat fatal apabila tidak segera diobati. Kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi serius yang dapat mengancam nyawa sehingga perlu diwaspadai.

Apa Itu TBC?

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit serius dan menular yang menyerang paru-paru. Penyakit ini terjadi akibat penularan kuman sejenis bakteri, yaitu Mycobacterium tuberculosis.

Bakteri penyebab tuberkulosis mampu berkembang biak dan bertahan hidup di paru-paru. Dalam istilah medis, kondisi ini dikenal sebagai infeksi TB. Penyakit TBC dapat terjadi dalam 1 dari 3 tahap, serta memiliki gejala yang berbeda-beda.

Pada tahap pertama atau infeksi primer, sel-sel sistem imun pada tubuh bisa menemukan dan menangkap kuman. Kemudian, sel ini akan menghancurkan kuman sepenuhnya, tetapi beberapa kuman masih bisa bertahan hidup dan berkembang biak. Akibatnya, tubuh mengalami beberapa gejala, seperti demam suhu rendah, mudah merasa lelah, dan batuk.

Selanjutnya, infeksi primer biasanya terjadi bersamaan dengan beberapa tahap yang dikenal dengan sebutan infeksi TB laten. Pada kondisi ini, sel-sel sistem imun dapat membangun dinding di sekitar jaringan paru-paru dengan kuman TB. Hal ini berarti kuman tersebut tidak menimbulkan bahaya karena sistem imun telah mengendalikannya.

Meskipun tidak berbahaya, kuman ini tetap bertahan hidup dan berada di dalam tubuh dalam waktu lama. Penderita kerap tidak merasakan gejala selama infeksi TB laten berlangsung.

Anda perlu berhati-hati apabila penyakit TBC telah menjadi aktif. Penyebabnya adalah sistem imun yang tidak mampu mengendalikan infeksi.

Akibatnya, kuman menyebabkan penyakit di seluruh paru-paru atau bagian tubuh lainnya. Penyakit TBC aktif dapat terjadi setelah adanya infeksi primer.

Penderita dapat mengalami penyakit TBC aktif secara bertahap dan memburuk selama beberapa minggu. Gejalanya meliputi:

  • Batuk
  • Batuk berdarah atau berlendir
  • Nyeri dada
  • Sakit saat bernapas atau batuk
  • Demam
  • Panas dingin
  • Keringat di malam hari
  • Berat badan menurun
  • Nafsu makan menurun
  • Kelelahan
  • Merasa tidak enak badan

Selain itu, tuberkulosis bisa saja mengalami gejala kambuh apabila penderita merasakan sakit setelah menjalani pengobatan TBC. Pada kasus tertentu, penyakit ini bisa terjadi secara berulang kembali setelah dinyatakan sembuh.

Umumnya, TBC kambuh disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah pengobatan TBC yang gagal. Kondisi ini dapat terjadi ketika penderita tidak mengonsumsi obat secara teratur dan sesuai anjuran dokter.

Akibatnya, bakteri dapat resisten terhadap obat-obatan medis dan memicu infeksi penyakit yang belum hilang sepenuhnya. Selain itu, gejala kambuh juga dipengaruhi oleh sistem imun yang rendah.

Baca Juga: Apakah Pasien TBC Bisa Sembuh Total? Cek Fakta Medisnya!

Proses Penularan TBC

Tuberkulosis dapat menyebar dan menular saat penderita TB aktif mengeluarkan kuman ke udara melalui batuk, bersin, dan berbicara. Namun, kebanyakan orang yang menghirup bakteri TB mampu melawan dan menghentikan perkembangan bakteri tersebut.

Hasilnya, bakteri penyebab tuberkulosis menjadi tidak aktif sehingga menimbulkan infeksi TB laten tanpa adanya gejala. Meskipun tidak aktif, bakteri tersebut tetap hidup di dalam tubuh dan bisa menjadi aktif di kemudian hari. Beberapa orang dapat mengidap infeksi TB laten seumur hidup, tanpa pernah menjadi aktif dan berkembang menjadi penyakit TB.

Anda perlu berhati-hati apabila memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah sehingga bisa memicu TBC menjadi aktif dan meningkatkan pertumbuhan bakteri. Hal ini terjadi ketika infeksi TBC laten berubah menjadi aktif.

Diagnosis penyakit tuberkulosis bisa dengan 2 tes skrining, yaitu tes kulit tuberkulin Mantoux (TST) dan tes darah, yang disebut uji pelepasan interferon gamma (IGRA). Tes TST dilakukan dengan cara menyuntikkan sejumlah kecil zat berupa purified protein derived (PPD) di bawah kulit lengan bawah. Setelah 2-3 hari, Anda harus kembali ke layanan kesehatan untuk memeriksa lokasi suntikan.

Selain itu, dokter bisa mengambil darah dan mengirimkan sampelnya ke laboratorium. Tes penunjang juga sangat penting untuk mengetahui infeksi aktif atau tidak aktif pada paru-paru yang terinfeksi secara akurat. Tes penunjang biasanya berupa tes laboratorium pada dahak dan cairan paru-paru, rontgen dada, dan CT scan.

Baca Juga: 9 Ciri Penyakit TBC yang Sudah Parah, Waspada!

Cara Mencegah Infeksi Tuberkulosis

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan positif terinfeksi tuberkulosis laten, Anda perlu mengonsumsi obat untuk mencegah terjadinya tuberkulosis aktif. Selain itu, TB aktif dapat diatasi dengan mengonsumsi obat selama 4, 6, atau 9 bulan sesuai dengan anjuran dokter.

Pastikan untuk minum obat sesuai petunjuk selama masa pengobatan agar terhindar dari infeksi penyakit yang semakin parah. Selama 2-3 minggu pertama, Anda dapat menularkan bakteri TB ke orang lain. Berikut ini adalah beberapa cara mencegah infeksi tuberkulosis:

  • Tetap berada di rumah atau isolasi diri untuk mencegah penularan infeksi
  • Beri ventilasi pada ruangan untuk meminimalisir penyebaran kuman
  • Menggunakan masker saat berada di sekitar orang lain
  • Tutup mulut saat bersin atau batuk
  • Buang tisu kotor ke dalam kantong plastik, tutup rapat, lalu buang

Meskipun bisa menyembuhkan, obat TBC berupa isoniazid, pirazinamid, dan ethambutol memiliki efek samping yang cukup mengganggu. Misalnya, mual dan sakit perut. Kondisi ini biasanya hanya gejala ringan dan berlangsung sementara saja.

Gejala tuberkulosis hampir serupa dengan gejala penyakit lainnya. Anda bisa mengunjungi dokter apabila mengalami gejala yang tidak kunjung sembuh berupa:

  • Nyeri dada
  • Sakit kepala parah dan tiba-tiba
  • Kebingungan
  • Kejang
  • Sulit bernapas
  • Batuk darah
  • Terdapat darah urine atau tinja

Jika mengalami kondisi ini, sebaiknya segera lakukan perawatan di rumah sakit Ciputra Hospital untuk konsultasi kesehatan. Ciputra Hospital menyediakan berbagai layanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan khusus Anda.

Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.

Telah direview oleh dr. Surya S Pratama

Source:

 

 

 

Diperbarui pada 20 Februari 2024