Ditulis oleh Tim Konten Medis
Urine yang normal umumnya berwarna kekuningan. Apabila berwarna kuning pekat, itu bisa menjadi tanda dehidrasi. Urine juga bisa berwarna merah hingga keruh yang menjadi gejala penyakit tertentu. Warna urine normal dan abnormal dapat mendeteksi berbagai penyakit, seperti dehidrasi, infeksi saluran kemih, hingga efek samping obat-obatan.
Warna urine bisa dipengaruhi dari pola makan hingga penyakit tertentu.
Urine adalah produk limbah yang disaring oleh ginjal dari darah. Warna kuning pada urine berasal dari urochrome, zat yang dihasilkan oleh pemecahan hemoglobin yang merupakan protein pembawa oksigen dalam sel darah merah.
Warna urine dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jumlah cairan yang Anda konsumsi, makanan, vitamin, atau obat-obatan. Yuk, ketahui lebih lanjut mengenai warna urine normal dan abnormal di bawah ini!
Seperti Apa Warna Urine yang Normal dan Sehat?
Pada umumnya, urine yang sehat memiliki warna relatif bening hingga kuning muda. Variasi warna urine ini dipengaruhi oleh pigmen urine seperti urokrom dan urobilin yang terbentuk sebagai hasil dari pemecahan hemoglobin dalam darah.
Selain itu, warna urine juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk asupan cairan dan jenis makanan yang dikonsumsi. Sebagai contoh, semakin banyak cairan yang Anda minum, semakin jernih biasanya warna urine yang dihasilkan. Di sisi lain, kurangnya asupan cairan bisa menyebabkan urine menjadi lebih pekat, bahkan berwarna kuning tua hingga oranye.
Baca juga: Kenali Ciri-Ciri Ginjal yang Sehat
Ciri-Ciri Urine yang Sehat
Selain warna, jumlah urine yang diproduksi dalam sehari juga merupakan indikator kesehatan saluran kemih. Orang dewasa yang sehat biasanya buang air kecil sekitar 6 hingga 8 kali dalam sehari.
Meskipun, frekuensi buang air kecil bisa bervariasi tergantung pada faktor individu dan konsumsi cairan. Sebagai catatan, frekuensi buang air kecil sebanyak 4 hingga 10 kali dalam rentang waktu 24 jam masih dianggap normal, selama tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
Tidak hanya warna dan jumlah, tetapi juga bau urine dapat memberikan petunjuk tentang kesehatan. Secara alami, urine mengandung berbagai zat buangan hasil metabolisme tubuh, termasuk amonia yang memberikan bau karakteristik.
Perubahan bau urine sementara bisa disebabkan oleh makanan tertentu yang dikonsumsi sebelumnya. Sebagai contoh, makanan seperti petai atau jengkol dapat menghasilkan bau cukup menyengat saat buang air kecil.
Meskipun demikian, dalam keadaan normal, urine seharusnya tidak memiliki bau yang kuat atau aroma tertentu. Jika ada perubahan yang signifikan dalam warna, volume, atau bau urine Anda yang berlangsung secara terus-menerus, itu bisa menjadi indikator adanya masalah kesehatan yang memerlukan perhatian lebih lanjut.
Baca Juga: Info Medis Penyakit Kista di Ginjal: Gejala & Pengobatan
Penyebab Perubahan Warna Urine Abnormal
Ada berbagai penyebab yang membuat urine Anda berwarna abnormal. Di antaranya:
1. Kuning Pekat
Kurangnya asupan cairan dalam tubuh mengakibatkan dehidrasi yang pada gilirannya dapat membuat urine menjadi kuning pekat. Dehidrasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurang minum air, kehilangan cairan berlebihan melalui keringat akibat suhu lingkungan yang tinggi, diare, muntah, atau penggunaan diuretik.
Infeksi pada saluran kemih juga menjadi penyebab perubahan warna urine kuning pekat. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh bakteri dan memengaruhi sebagian besar wanita setidaknya sekali dalam hidup.
Selain perubahan warna, gejala ISK meliputi buang air kecil yang sering dan mendesak, rasa terbakar atau nyeri saat buang air kecil, serta nyeri perut. Jika dibiarkan tidak diobati, ISK bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih serius, seperti infeksi ginjal.
Selain dehidrasi dan ISK, beberapa faktor lain juga dapat menyebabkan urine menjadi kuning pekat, seperti konsumsi makanan atau minuman tertentu (misalnya, makanan berwarna kuning seperti wortel atau minuman berwarna kuning seperti soda), serta penggunaan suplemen vitamin tertentu.
2. Cokelat Tua
Perubahan warna urine menjadi cokelat tua bisa menjadi tanda adanya masalah pada organ hati dan ginjal. Gangguan pada hati atau ginjal dapat mengganggu proses penyaringan dan pembuangan zat-zat limbah dari tubuh yang pada akhirnya dapat mengakibatkan perubahan warna urine.
Beberapa obat-obatan juga memiliki efek samping yang dapat menyebabkan urine berubah warna menjadi cokelat tua. Misalnya, obat-obatan malaria, infeksi, atau gangguan sistem kekebalan tubuh.
Baca Juga: Dehidrasi: Ciri-Ciri, Cara Mengatasi, dan Penyebabnya
3. Oranye
Warna urine yang berubah menjadi oranye dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan pada hati atau saluran empedu. Gangguan pada hati, seperti hepatitis atau sirosis, atau masalah pada saluran empedu dapat mengganggu pembuangan pigmen empedu yang normal dan pada akhirnya dapat memengaruhi warna urine.
Beberapa obat-obatan, baik yang digunakan untuk mengobati penyakit tertentu maupun sebagai suplemen juga memiliki efek samping yang dapat menyebabkan perubahan warna urine menjadi oranye.
Misalnya, obat-obatan yang digunakan dalam pengobatan kemoterapi, pengobatan TB, atau suplemen vitamin B2 dalam dosis tinggi.
4. Putih dan Keruh
Perubahan warna urine menjadi putih dan keruh bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan, terutama terkait dengan infeksi saluran kemih. Infeksi bakteri, jamur, atau virus pada saluran kemih dapat menyebabkan urine menjadi keruh karena adanya penumpukan lendir, sel darah putih, dan zat-zat lain yang terlibat dalam proses peradangan.
Keberadaan nanah dalam urine yang disebut piuria juga dapat menyebabkan urine menjadi keruh. Selain itu, penumpukan protein, asam urat, atau lemak dalam urine juga dapat mengubah warnanya menjadi keruh.
Kondisi ini biasanya memerlukan perhatian medis dan pengobatan untuk mengatasi infeksi atau masalah kesehatan yang mendasarinya.
5. Merah Mudah atau Merah
Urine yang berwarna merah atau merah muda dapat menjadi tanda adanya masalah serius, seperti infeksi saluran kemih atau batu ginjal. Infeksi pada saluran kemih dapat menyebabkan darah bercampur dengan urine, yang dapat terlihat sebagai warna merah saat buang air kecil. Kondisi keluarnya darah bersama urine ini disebut hematuria.
Batu ginjal yang merupakan kristal padat yang terbentuk di dalam ginjal dapat menyebabkan iritasi pada ureter dan menyebabkan darah bercampur dengan urine.
Selain itu, beberapa obat-obatan tertentu juga dapat memberikan warna merah pada urine sebagai efek sampingnya. Kondisi ini sering memerlukan evaluasi medis lebih lanjut untuk menentukan penyebabnya dan mengambil langkah-langkah pengobatan yang sesuai.
6. Hijau atau Biru
Meskipun jarang terjadi, urine yang berwarna hijau atau biru juga dapat menjadi tanda-tanda masalah kesehatan atau efek samping obat-obatan tertentu. Konsumsi makanan atau minuman tertentu yang mengandung pewarna alami, seperti pewarna makanan biru atau hijau dapat menyebabkan perubahan warna ini.
Selain itu, beberapa obat-obatan, seperti mitriptyline atau promethazine, dapat memberikan efek samping berupa perubahan warna urine menjadi hijau atau biru. Meskipun biasanya tidak berbahaya, perubahan warna ini dapat menimbulkan kekhawatiran bagi sebagian orang.
Baca Juga: Tes Urinalisis: Pengertian, Fungsi, dan Prosedur
Itu dia penjelasan mengenai warna urine normal dan abnormal. Jika perubahan warna urine disertai dengan gejala lain atau berlangsung lebih dari beberapa hari, sebaiknya konsultasikan ke Ciputra Hospital terdekat.
Ciputra Hospital menyediakan beragam layanan kesehatan mulai dari konsultasi dengan dokter anak hingga Medical Check Up (MCU).
Anda dapat memeriksa jadwal dokter di Ciputra Hospital dan membuat janji lebih mudah dan cepat melalui layanan WhatsApp. Mari percayakan kesehatan Anda dan keluarga Anda di Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr. Stephanie Esperansa
Source:
- Healthline. What You Need to Know About Discolored Urine. Diakses 2024.
- Medicine Net. Urine Color Chart: Healthy and Abnormal. Diakses 2024.