Ditulis oleh Tim Konten Medis
Ada beragam faktor risiko dan penyebab BAB berdarah, mulai dari mengalami wasir, sembelit, fisura ani, divertikulitis, hingga kanker kolorektal. Ketika mengalami BAB berdarah, Anda bisa mengonsumsi makanan berserat dan olahraga secara rutin untuk mengelola gejala yang terjadi.

BAB berdarah menandakan gangguan serius.
Buang air besar keluar darah bisa terjadi karena berbagai alasan, termasuk gangguan pada saluran pencernaan. Pada beberapa kasus, jumlah darah yang keluar cenderung lebih sedikit sehingga sering kali tidak Anda sadari.
Jika mengalami gejala BAB berdarah, Anda bisa memeriksakan diri ke dokter untuk mencegah keluhan semakin parah. Pastikan untuk menjaga pola makan sehat seperti konsumsi makanan tinggi serat agar mengurangi risiko terjadinya sembelit.
Penyebab BAB Berdarah
Berikut ini adalah beberapa penyebab BAB keluar darah yang perlu Anda ketahui:
1. Wasir
Penyebab BAB keluar tetesan darah tetapi tidak sakit bisa terjadi karena wasir atau ambeien. Kondisi ini muncul dengan pembengkakan pembuluh darah di dalam anus atau rektum.
Selain bengkak, gejala lain wasir dapat berupa mengejan terlalu keras dan anus terasa gatal. Wasir bisa sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan medis.
Kondisi ini biasanya berlangsung selama 1 minggu atau lebat. Dokter dapat merekomendasikan obat BAB berdarah akibat wasir yang mengandung lidokain atau witch hazel untuk meredakan gejala yang terjadi.
Baca Juga: Ini 11 Obat Pelancar BAB yang Tersedia di Apotek
2. Sembelit
Sembelit menjadi salah satu penyebab BAB keluar tetesan darah tapi tidak sakit pada anak-anak. Kondisi ini biasanya terjadi karena kurangnya asupan makanan serat dan jarang berolahraga.
Gejala sembelit dapat diobati dengan pola makan sehat dan konsumsi obat-obatan sesuai anjuran dokter. Namun, jika kondisi ini berlanjut menjadi penyakit kronis, sembelit bisa menyebabkan feses keras dan menumpuk di usus besar.
3. Fisura Ani
BAB berdarah seperti keluar haid dapat disebabkan oleh fisura ani. Gejalanya muncul dengan retakan atau robekan pada lapisan saluran anus yang menimbulkan rasa nyeri, sensasi terbakar, dan keluarnya darah saat buang air besar.
Pada beberapa kasus, fisura ani bisa sembuh dalam waktu beberapa hari hingga hitungan minggu. Jika mengalami penyakit kronis, kondisi ini membutuhkan waktu 6-12 minggu untuk memulihkan aliran darah ke jaringan.
4. Divertikulitis
BAB berdarah seperti haid dapat menandakan peradangan pada divertikula yaitu kantong kecil yang terbentuk di bagian dalam usus besar. Dalam istilah medis, kondisi ini sebutan divertikulitis.
Tidak hanya BAB berdarah, gejala lain divertikulitis dapat berupa demam, mual, muntah, sembelit, diare, perut kembung, dan sakit perut. Dokter dapat menangani kondisi ini dengan pemberian antibiotik dan obat pereda nyeri untuk mengatasi infeksi yang terjadi.
5. Infeksi Menular Seksual
Infeksi menular seksual (IMS) termasuk kondisi serius yang dapat terjadi setelah melakukan aktivitas seksual. Tanda dan gejalanya berupa rasa gatal, sensasi terbakar, benjolan pada organ intim, pendarahan pada vagina, dan sakit saat buang air kecil.
IMS terdiri dari beberapa jenis, termasuk klamidia, herpes genital, dan gonore. Pengobatannya cenderung bervariasi tergantung pada jenis dan gejala yang dialami oleh penderita.
6. Penyakit Radang Usus
Penyakit radang usus atau Inflammatory bowel disease (IBD) adalah kondisi ketika tubuh mengalami peradangan kronis di saluran pencernaan. Gejalanya bisa muncul tiba-tiba dan menimbulkan kram perut hebat serta diare.
Penderita IBD juga mengalami darah pada feses, kelelahan, dan berat badan menurun tanpa penyebab yang jelas. Dokter dapat mengatasi kondisi ini dengan pemberian obat-obatan medis hingga operasi untuk meredakan gejala IBD.
7. Kolitis Iskemik
Pada kasus yang jarang terjadi, penyebab BAB berdarah tetapi tidak sakit karena mengalami kolitis iskemik. Kondisi ini merupakan peradangan di usus besar dan aliran darah ke bagian usus besar berkurang sementara.
Ketika aliran terhambat, sel-sel di usus besar tidak mendapatkan oksigen yang cukup sehingga memicu kerusakan dan pembengkakan pada jaringan kolon. Gejalanya meliputi nyeri perut, perasaan ingin segera buang air besar, diare, dan mual.
Baca Juga: Waktu Tepat untuk Operasi Wasir, Kenali Ciri-Cirinya
8. Tukak Lambung
Tukak lambung mampu mengikis lapisan pelindung dan menimbulkan luka terbuka. Hal inilah yang menyebabkan sakit perut, sensasi terbakar, dan pendarahan pada saluran pencernaan.
Biasanya, pendarahan pada saluran pencernaan membutuhkan waktu lebih lama untuk keluar sehingga darahnya dapat berwarna gelap dan hitam. Gejala lain yang berkaitan dengan tukak lambung meliputi perut kembung, mual, muntah, nafsu makan menurun, dan sering bersendawa.
9. Kanker Kolorektal
BAB berdarah bisa menandakan gejala kanker kolorektal. Kondisi ini disertai dengan keluhan lainnya seperti diare atau sembelit, rasa tidak nyaman di perut, berat badan menurun, dan tubuh mudah lelah.
Selain kondisi medis tertentu, terdapat makanan penyebab BAB berdarah yang perlu Anda hindari. Misalnya, makanan pedas, tinggi gluten, dan produk olahan susu sapi yang dikonsumsi secara berlebihan.
Cara Mengatasi BAB Berdarah
Adapun cara mengatasi BAB berdarah, di antaranya:
- Konsumsi makanan berserat: Hal yang harus dilakukan ketika BAB berdarah adalah mengonsumsi makanan berserat. Jenis makanan ini meliputi buah-buahan, sayuran berdaun hijau, dan biji chia.
- Rutin berolahraga: Cobalah untuk rutin berolahraga agar terhindar dari gejala BAB berdarah dan gangguan sembelit. Aktivitas ini juga memiliki manfaat untuk mencegah penyakit kronis dan menjaga berat badan tetap ideal.
- Menggunakan obat tekanan darah: Jika penyebab BAB berdarah terjadi karena fisura anus, penderita dapat minum obat tekanan darah untuk mengelola gejala yang terjadi. Sebelum minum obat, pastikan sudah berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
- Berendam air hangat: Buang air besar berdarah terkadang menimbulkan nyeri anus. Anda bisa mengatasi kondisi ini dengan berendam dalam air hangat selama 10 menit 2 kali dalam sehari.
- Tidak menahan buang air besar: Ketika ingin buang air besar, sebaiknya hindari menahannya. Hal ini meningkatkan risiko terjadinya sembelit, sulit mengejan, dan feses bertekstur keras.
- Menjaga hidrasi tubuh: Pastikan untuk minum air putih secukupnya agar menjaga tubuh tetap terhidrasi. Air putih mampu meningkatkan frekuensi dan konsistensi air besar pada penderita sembelit.
- Operasi kolektomi: Prosedur ini hanya dilakukan apabila Anda mengalami penyakit radang usus dan tidak bisa diatasi dengan pemberian obat. Operasi kolektomi dapat mengangkat sebagian atau seluruh usus besar untuk meredakan gejala BAB berdarah.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera periksakan diri ke dokter apabila Anda mengalami BAB berdarah disertai dengan gejala lainnya seperti:
- Pendarahan hebat
- Terdapat gumpalan darah besar pada feses
- Feses berwarna hitam atau merah tua
- Mengalami diare berdarah
- Sakit perut
- Kelelahan dan tubuh melemah
Baca Juga: Penyebab Buang Air Besar Terus-menerus dan Cara Mengatasinya
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital.
Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr Stella Kartolo
Source:
- Cleveland Clinic. Rectal Bleeding. Februari 2025.
- Healthdirect. Blood in Stool. Februari 2025.
- Healthline. Angiodysplasia. Februari 2025.