Ditulis oleh Tim Konten Medis
Buang air besar adalah fungsi alami tubuh yang penting untuk membersihkan sisa-sisa pencernaan. Namun, ketika proses ini menjadi terlalu sering dan tidak terkendali, masalah kesehatan yang serius dapat muncul. Lantas, apa penyebab buang air besar terus-menerus? Ketahui jawabannya di bawah ini.
Diare adalah kondisi buang air besar terus-menerus karena infeksi atau kontaminasi makanan.
Penyebab Buang Air Besar Terus-menerus
Buang air besar terus-menerus dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut beberapa penyebab umum yang sering terjadi:
1. Perubahan Pola Makan
Perubahan pola makan dapat memberi dampak yang signifikan pada kesehatan pencernaan seseorang. Misalnya, ketika seseorang konsumsi makanan yang sangat pedas, berlemak, atau berminyak dalam jumlah besar, tubuh perlu beradaptasi dengan makanan baru ini. Hal ini dapat mengakibatkan sistem pencernaan menjadi tidak seimbang, menyebabkan perut terasa kembung, dan menghasilkan diare.
Tubuh perlu waktu untuk beradaptasi dengan jenis makanan atau pola makan baru, dan selama periode ini, pencernaan dapat terganggu. Selain itu, konsumsi makanan yang tidak segar atau terkontaminasi juga bisa memicu diare, karena tubuh mencoba untuk mengeluarkan patogen atau racun yang masuk.
Baca Juga: Catat! Ini 7 Cara Mengatasi Diare yang Efektif
2. Mengonsumsi Alkohol
Alkohol adalah zat yang dapat membuat bagian saluran pencernaan iritasi, termasuk lambung dan usus. Ketika seseorang mengonsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan, ini bisa mengganggu fungsi normal dari organ-organ ini. Alkohol juga bisa mengganggu penyerapan nutrisi penting dalam usus yang dapat mengarah pada diare.
Selain itu, alkohol juga memiliki efek diuretik, yang dapat meningkatkan produksi urin dan menyebabkan dehidrasi, yang bisa menjadi penyebab tambahan diare. Oleh karena itu, mengonsumsi alkohol secara berlebihan dapat menjadi penyebab buang air besar terus-menerus, terutama pada individu yang sensitif terhadap alkohol atau dalam kasus keracunan alkohol.
3. Diare
Diare merupakan salah satu penyebab buang air besar terus-menerus selanjutnya. Diare adalah kondisi yang ditandai oleh buang air besar yang sering dan cair, seringkali disertai dengan perut kram. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi bakteri, virus, atau parasit yang mengganggu fungsi normal saluran pencernaan. Selain itu, diare juga dapat dipicu oleh konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh mikroorganisme berbahaya.
Dalam banyak kasus, diare adalah respons alami tubuh untuk mengeluarkan patogen dari sistem pencernaan sehingga dapat dianggap sebagai mekanisme pertahanan. Namun, diare yang berkepanjangan atau parah dapat menyebabkan dehidrasi dan memerlukan perawatan medis.
4. Intensitas Olahraga yang Terlalu Tinggi
Aktivitas fisik yang intensitasnya terlalu tinggi dapat memengaruhi fungsi saluran pencernaan. Terutama dalam olahraga yang melibatkan gerakan yang melibatkan otot perut atau mengganggu peredaran darah ke saluran pencernaan, seperti lari jarak jauh atau triathlon, ada risiko terjadinya gangguan pencernaan seperti diare.
Hal ini disebabkan oleh distribusi darah dari saluran pencernaan ke otot yang berkontraksi kuat selama aktivitas fisik sehingga mengganggu proses pencernaan normal. Intensitas dan durasi olahraga yang berlebihan dapat memicu buang air besar terus-menerus pada beberapa individu, yang kadang-kadang disebut “diare pelari” atau “diare olahraga.” Untuk mengelola ini, penting untuk menjaga hidrasi yang baik selama aktivitas fisik dan memberikan tubuh waktu untuk beradaptasi dengan latihan fisik yang intens.
Baca Juga: Diare pada Anak: Penyebab dan Perawatan
5. Stres
Stres adalah salah satu aspek kehidupan yang dapat memiliki dampak yang signifikan pada fungsi tubuh kita, termasuk sistem pencernaan. Ketika seseorang mengalami stres atau kecemasan, tubuh melepaskan hormon seperti kortisol yang dapat memengaruhi berbagai sistem dalam tubuh, termasuk sistem pencernaan.
Reaksi stres ini dapat memperlambat pergerakan makanan melalui saluran pencernaan yang dapat mengakibatkan sembelit pada beberapa orang atau bahkan mempercepat pergerakan makanan melalui usus bisa menyebabkan diare. Stres juga dapat mengubah respons tubuh terhadap makanan sehingga mungkin memicu gejala gastrointestinal seperti diare.
Beberapa obat, seperti antibiotik bisa berdampak negatif pada sistem pencernaan karena memengaruhi bakteri usus yang sehat.
6. Menstruasi
Perubahan hormon yang terjadi selama siklus menstruasi juga dapat mempengaruhi sistem pencernaan wanita. Pada beberapa wanita, hormon seperti prostaglandin yang dilepaskan selama menstruasi dapat merangsang kontraksi rahim, tetapi efeknya juga bisa dirasakan pada usus.
Akibatnya, pergerakan usus bisa menjadi lebih cepat dan intens selama periode menstruasi, yang dapat menyebabkan buang air besar yang lebih sering dan lebih cair dari biasanya. Meskipun ini adalah pengalaman umum bagi sebagian wanita, tidak semua wanita akan mengalami perubahan ini.
7. Penyakit Celiac
Penyakit celiac adalah kondisi medis yang serius di mana tubuh mengalami reaksi autoimun terhadap gluten, protein yang umumnya ditemukan dalam gandum, barley, dan sejenisnya. Pada individu dengan penyakit celiac, mengonsumsi gluten dapat merusak lapisan usus halus, yang bertanggung jawab untuk penyerapan nutrisi dari makanan.
Akibatnya, ini dapat menyebabkan berbagai gejala termasuk diare kronis, perut kembung, dan penurunan berat badan. Diare yang disebabkan oleh penyakit celiac adalah respons sistem kekebalan tubuh terhadap gluten dan merupakan tanda bahwa tubuh tidak mentoleransi zat tersebut.
8. Obat-obatan
Beberapa jenis obat, terutama antibiotik, dapat memiliki efek samping yang mencakup gangguan sistem pencernaan. Ketika Anda mengonsumsi antibiotik untuk mengobati infeksi, obat ini tidak hanya menghancurkan bakteri penyebab infeksi, tetapi juga dapat memengaruhi bakteri sehat yang ditemukan di dalam usus. Gangguan pada keseimbangan bakteri usus ini dapat mengakibatkan perubahan dalam pola buang air besar, termasuk diare.
Ini adalah reaksi umum terhadap penggunaan antibiotik dan biasanya berhenti setelah pengobatan selesai. Penting untuk berbicara dengan dokter Anda jika Anda mengalami efek samping ini, karena ada situasi di mana perubahan dalam pengobatan mungkin diperlukan untuk mengurangi gejala diare yang disebabkan oleh antibiotik.
9. Sindrom Usus Besar Mudah Terganggu (IBS)
Penyebab buang air besar terus-menerus selanjutnya adalah IBS, yaitu suatu kondisi kronis yang memengaruhi saluran pencernaan dan seringkali menyebabkan gangguan pada pola buang air besar. IBS dapat menjadi penyebab buang air besar terus-menerus karena gangguan fungsi ususnya. Penderita IBS sering mengalami gejala seperti perut kembung, sakit perut, konstipasi, dan diare.
Faktor pemicu IBS bisa beragam, termasuk makanan tertentu, stres, atau perubahan hormonal. Gejalanya bisa bervariasi dari ringan hingga parah, dan IBS sering memerlukan manajemen pola makan dan gaya hidup, serta terkadang obat-obatan untuk mengendalikan gejalanya.
Baca Juga: Mengenal Infeksi Rotavirus, Penyebab Anak-Anak Mengalami Diare Akut
10. Penyakit Crohn
Penyakit Crohn adalah penyakit inflamasi usus yang bersifat kronis dan dapat memengaruhi saluran pencernaan dari mulut hingga anus. Salah satu gejala umumnya adalah diare kronis. Penyebab pasti penyakit Crohn belum sepenuhnya dipahami, tetapi diyakini terkait dengan respons autoimun tubuh terhadap bakteri dalam usus.
Peradangan yang kronis dapat merusak jaringan usus dan menyebabkan gejala seperti diare berdarah, sakit perut, penurunan berat badan, dan kelelahan. Pengelolaan penyakit Crohn melibatkan terapi antiinflamasi, pengendalian gejala, dan dalam beberapa kasus, intervensi bedah untuk mengatasi komplikasi yang mungkin timbul akibat penyakit ini. Sebagian besar penderita Crohn memerlukan perawatan jangka panjang dan pemantauan ketat oleh tenaga medis.
Cara Mengatasi Buang Air Besar Terus-menerus
Pengobatan untuk buang air besar terus-menerus tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Jika seseorang memiliki kondisi medis yang mendasari, dokter akan perlu mengobatinya untuk mengurangi gejala.
Namun, ada beberapa cara mengatasinya yang umum dilakukan, seperti:
- Minum banyak cairan
- Konsumsi makanan yang mudah dicerna, seperti nasi putih, pisang, dan sup kaldu rendah lemak
- Hindari makanan pemicu, seperti makanan terlalu pedas, berminyak, dan berlemak
- Gunakan obat anti diare (jika disarankan oleh dokter)
- Perhatikan kebersihan tangan
Demikian informasi mengenai penyebab buang air besar terus-menerus. Bila Anda mengalami gejala ini dan tidak kunjung membaik, segera periksa ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Telah direview oleh dr Lia Tanoto
Source:
- Mengapa Saya Buang Air Besar Begitu Banyak?
- Gejala Sering Buang Air Besar
- Mengapa Saya Banyak Buang Air Besar?
- Sering Buang Air Besar