Ditulis oleh Tim Konten Medis
Sifilis merupakan salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum. Pada tahun 2020, ada sebanyak 133.945 kasus baru akibat infeksi sifilis. Kasus sifilis terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Data awal tahun 2021 menunjukkan lebih dari 2.100 kasus sifilis kongenital. Sifilis dapat menyebabkan kerusakan besar pada organ vital, seperti jantung dan otak. Lantas, bagaimana cara penularan penyakit sifilis akibat infeksi bakteri treponema pallidum dan penanganannya? Selengkapnya, simak penjelasan berikut!
Sifilis, salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum.
Bagaimana Cara Penularan Penyakit Sifilis Akibat Infeksi Bakteri?
Penyakit sifilis disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema Pallidum. Cara penularan penyakit sifilis dapat terjadi ketika seseorang memiliki kontak langsung dengan luka penderita sifilis. Luka akibat infeksi sifilis disebut sebagai chancre. Chancres dapat menyerang area vaginal, anal, atau oral.
Penyakit sifilis memiliki 4 stadium, yaitu stadium primer, sekuder, laten, dan tersier. Penyakit sifilis akan sangat menular dalam 2 tahap pertama, sedangkan pada tahap laten, sifilis tetap aktif namun pada umumnya akan menjadi asimtomatik.
Adapun gejala sifilis berdasarkan stadiumnya adalah:
1. Stadium Primer
Stadium primer ditandai oleh chancre tunggal sebagai permulaan tahap pertama sifilis. Chancre yang muncul biasanya terasa keras, berbentuk bulat, dan tidak menimbulkan rasa nyeri.
Chancre akan muncul di tempat yang sulit dilihat, seperti anus atau vagina. Chancre biasanya dapat berlangsung, sembuh, atau bahkan berlanjut pada tahap sekunder selama 3-6 minggu.
2. Stadium Sekunder
Pada stadium sekunder ditandai dengan munculnya ruam kulit dan/atau lesi selaput lendir di area luka. Luka akan mulai menyebar dan meradang pada area mulut, vagina, atau anus.
Ruam dapat muncul pada satu area tubuh atau lebih. Gejala lainnya juga akan muncul pada stadium sekunder, seperti demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, hingga kehilangan berat badan.
3. Stadium Laten
Stadium later atau tahap tersembunyi adalah periode ketika tanda atau gejala sifilis sama sekali tidak terlihat. Tanpa adanya pengobatan, penyakit sifilis akan tetap berada dalam tubuh dalam jangka waktu yang tidak diketahui. Stadium laten dapat terjadi selama 12 bulan atau bahkan bertahun-tahun.
4. Stadium Tersier
Stadium tersier sifilis ini jarang terjadi dan berkembang pada subset infeksi yang tidak diobati. Stadium ini bisa muncul 10-30 tahun setelah seseorang terinfeksi dan dapat berakibat fatal jika tidak diobati pada awal munculnya gejala.
Sifilis stadium tersier juga dapat memengaruhi kinerja sistem organ, seperti otak, saraf, mata, hati, hingga jantung.
Pemahaman terkait proses berkembangnya infeksi sifilis perlu untuk dipahami supaya dapat segera melakukan penanganan yang tepat.
Baca Juga: Bakteri yang Menyebabkan Sifilis
Media Cara Penularan Penyakit Sifilis
Media cara penularan penyakit sifilis terbagi menjadi 4 cara, yaitu penularan seksual, penularan vertikal, penularan melalui darah, dan lainnya. Media penularan ini akan dijabarkan lebih lengkap pada poin-poin berikut:
1. Penularan Seksual
Penularan seksual menyumbang sebagian besar kasus baru pada penyakit sifilis. Penularan penyakit sifilis dalam seksual bergantung pada banyak faktor, seperti frekuensi seks, jenis kontak seksual (penis-vagina, penis-anal, atau penis-oral).
Penelitian lainnya menemukan bahwa transmisi penyakit sifilis akan lebih tinggi pada jenis kontak seksual penis-anal (1,4%) dan transmisi lebih rendah terjadi pada jenis kontak seksual penis-oral (1,0%). Diperkirakan bahwa setengah penderita akibat penularan sifilis terjadi pada fase primer dan sekunder atau tahap laten awal.
2. Penularan Vertikal
Penularan vertikal atau dikenal sebagai sifilis kongenital ini juga merupakan salah satu jenis penularan yang umum terjadi. Cara penularan penyakit sifilis kongenital ini terjadi melalui transplasenta yang ada di dalam rahim. Kasus ini banyak menyerang pada bayi dalam kandungan seorang ibu penderita sifilis.
Diketahui bahwa sebagian besar ibu hamil dengan sifilis primer atau sekunder yang tidak diobati akan sangat merugikan bagi bayi dalam kandungannya. Sebagian besar bayi akan mengalami kelahiran premature, kematian neonates, kematian, dan separuhnya melahirkan bayi dengan sifilis kongenital.
3. Penularan Melalui Darah
Penularan sifilis melalui darah diyakini sangat jarang terjadi. Penularan sifilis melalui darah ini dapat terjadi jika seseorang mendapatkan transfusi darah segar dari penderita sifilis. Sedangkan transplantasi hati atau organ lainnya tidak dapat menyebabkan terjadinya penularan penyakit sifilis.
Cedera yang tidak disengaja dan mengeluarkan darah juga dapat meningkat potensi penularan penyakit sifilis pada orang disekitarnya yang melakukan kontak langsung.
4. Penularan Lainnya
Cara penularan penyakit sifilis lainnya adalah melalui gigitan manusia, baik dalam keadaan seksual ataupun non-seksual. Penularan juga dapat terjadi melalui pemberian makanan dari mulut ke mulut pada bayi yang belum bisa mengunyah oleh kerabat penderita sifilis.
Penggunaan sarung tangan oleh penyedia layanan kesehatan diperlukan guna mengurangi penularan lesi sifilis ekstragenital pada jari dan hidung dokter.
Baca Juga: Dampak Akibat Penyakit Sifilis pada Tubuh
Bagaimana Cara Mencegah Penularan Penyakit Sifilis Akibat Infeksi Bakteri?
Mencegah penularan penyakit sifilis merupakan upaya yang dapat dilakukan oleh setiap orang. Upaya pencegahan paling umum yang dapat dilakukan adalah melakukan hubungan seks dengan aman. Penggunaan kondom dalam melakukan aktivitas seksual diketahui mampu mengurangi risiko penularan penyakit sifilis.
Selain itu, hindarilah berbagi mainan seks, menggunakan behel gigi ketika melakukan seks oral, dan berbagi jarum suntik. Satu-satunya cara untuk sepenuhnya menghindari sifilis adalah tidak melakukan hubungan seks dengan lebih dari satu orang.
Penting bagi setiap orang untuk memahami dan menghindari risiko tertularnya penyakit menular seksual guna mempertahankan kesehatan tubuh maupun area genital.
Cara Penanganan Penyakit Sifilis
Dokter spesialis kulit dan kelamin akan memberikan suntikan AB pada orang dewasa. Selama menjalani pengobatan, penderita sifilis harus menghindari kontak seksual sampai semua luka di tubuhnya sembuh.
Sifilis merupakan penyakit seksual yang diakibatkan oleh infeksi bakteri Treponema Pallidum. Sifilis dapat menyerang bayi, remaja, hingga orang dewasa. Jika Anda bertanya, bagaimana cara penularan penyakit sipilis? Cara penularan penyakit sifilis dapat terjadi melalui hubungan seksual, penularan vertikal, penularan melalui darah, gigitan, hingga pemberian makanan dari mulut ke mulut.
Luka terbuka atau luka yang belum sembuh pada penderita sifilis juga menjadi salah satu media penularan penyakit sifilis. Cara penanganan atau pengobatan sifilis yang paling umum dengan pemberian obat antibiotik. Penanganan dengan cara pemberian antibiotik ini tidak dapat menyembuhkan kerusakan yang terjadi akibat sifilis.
Jika Anda merasakan ketidaknyamanan atau gejala awal sifilis, maka segeralah konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.
Telah direview oleh dr. Stanislaus Hatta A
Source: