Ditulis oleh Tim Konten Medis
Baru-baru ini Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mengumumkan varian B.1.1.529 sebagai varian yang bernama Omicron. Lantas, bagaimana penyebaran dan gejalanya? Kenali lebih dalam seputar varian Omicron berikut!
Gejala yang umum dari varian Omicron ialah pilek, bersin, sakit kepala, kelelahan, sakit tenggorokan.
Seperti kita ketahui, varian corona virus Omicron telah ditemukan di puluhan negara bagian sejak pertama kali teridentifikasi di Afrika Selatan. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengumumkan varian B.1.1.529 sebagai varian bernama Omicron pada 26 November 2021 atas saran dari Who’s Technical Advisory Group on Virus Evolution (TAG-VE) bahwa varian Omicron memiliki beberapa mutasi yang mungkin berdampak pada perilakunya, seperti seberapa mudah penularannya atau tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkan.
Mungkin banyak dari kita yang bertanya-tanya apakah itu akan mengalahkan varian Delta? Bagaimana gejala varian ini? Apakah berbahaya bagi anak-anak? Hingga saat ini para peneliti masih melakulan penelitian untuk lebih memahami Omicron. Mereka mengakui akan membutuhkan waktu untuk mengetahui fakta seputar Omicron.
Seberapa Luas Penyebaran Omicron di Indonesia?
Terhitung per 7 Januari 2022 jumlah kasus terbaru COVID-19 secara global telah menyentuh angka 300 juta kasus. Bahkan hingga kini, 110 negara telah melaporkan temuan Omicron di wilayahnya. Sementara di Indonesia sendiri, jumlah kasus Omicron per 7 Januari 2022 dari Kementrian Kesehatan RI mengkonfirmasi ada sekitar 318 kasus terdiri dari 295 kasus imported case dan 23 kasus transmisi lokal. Sebagian kasus yang terkonfirmasi sudah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap. Pada kasus yang dikarantina hampir 99% memiliki gejala ringan, seperti batuk, pilek dan demam. Sementara itu, umumnya kasus berada di DKI Jakarta.
Apakah Gejala Omicron Berbeda dari Varian Sebelumnya?
Berdasarkan penelitian di Inggris yang diterbitkan pada 16 Desember di BMJ, gejala yang umum dari varian Omicron ialah pilek, bersin, sakit kepala, kelelahan, sakit tenggorokan. Gejalanya hampir mirip seperti flu biasa. Sedangkan gejala demam, batuk, dan kesulitan bernapas serta kehilangan penciuman merupakan gejala umum varian asli COVID-19.
Apakah Seseorang Masih Bisa Menikmati Liburan dengan Aman?
Mengingat risikonya penting untuk memenuhi persyaratan, seperti memanfaatkan rapid test, mendapatkan vaksinasi, memakai masker, mencuci tangan, menghindari krumunan serta menjaga jarak dari orang lain tetap perlu dilakukan. Lakukan dengan bijak begitu pun ketika membuat rencana liburan bersama keluarga.
Apakah Omicron Mempengaruhi Anak-anak?
Sampai sekarang para ahli masih menunggu data untuk mencari tahu kebenarannya. Hal terbaik yang orang tua perlu lakukan ialah vaksinasi anak-anak mereka. Selain vaksinasi terapkan juga protokol kesehatan yang berlaku.
Bagaimana Tingkat Keparahan Penyakit?
Hingga kini belum dapat dipastikan apakah varian Omicron lebih parah dibandingkan infeksi varian lainnya, termasuk Delta. Diketahui memang ada peningkatan rawat inap di Afrika Selatan karena meningkatnya jumlah keseluruhan orang yang terinfeksi, daripada akibat infeksi spesifik dengan Omicron. Belum ada informasi apakah varian Omicron gejalanya berbeda dari varian lain.
Berdasarkan infromasi yang diterima, pada individu yang memiliki umur lebih muda cenderung memiliki gejala lebih ringan. Namun, memahami dampak hingga tingkat keparahan akibat varian Omicron membutuhkan waktu dan banyak penelitian. Perlu diingat bagi orang yang rentan, seperti pasien dengan komorbid dan lansia semua varian COVID-19 termasuk varian Delta yang dominan dapat menyebabkan penyakit parah atau kematian. Oleh karena itu, apa pun varian virusnya pencegahan adalah kuncinya.
PCR atau polymerase chain reaction dapat dilakukan untuk mendeteksi virus termasuk varian Omicron.
Bagaimana Tingkat Kesembuhan Penyakit?
Umumnya tingkat kesembuhan pasien Omicron lebih cepat sembuh dibandingkan varian delta atau varian lainnya. Mengingat gejala yang ditimbulkannya 99% memiliki gejala ringan, seperti batuk, pilek dan demam. Meskipun begitu, untuk pasien yang memiliki komorbid dan lansia dikhawatirkan dapat bergejala berat. Sebagai langkah pencegahan, pastikan tetap melakukan vaksinasi dan menerapkan protokol kesehatan yang berlaku.
Bagaimana Dokter Mendiagnosis Omicron?
Anda perlu mengikuti tes COVID-19 untuk mengetahui apakah memiliki virus. Anda dapat menemui dokter atau melakukan tes di rumah (home service) untuk mendapatkannya. Jika hasilnya positif, dibutuhkan lebih banyak pengujian untuk mengetahui apakah kasus positif disebabkan oleh varian Omicron. Sayangnya proses ini memakan waktu lama dan mahal.
Bagaimana Cara Mencegah Omicron?
Berbagai cara dapat Anda lakukan untuk melindungi diri dari varian COVID-19, Omicron di antaranya:
- Melakukan Vaksinasi
Vaksinasi menjadi langkah terbaik untuk melindungi orang dari penyakit serius akibat COVID-19. Pastikan Anda sudah melakukan vaksinasi guna mengurangi penyakit parah dan kematian termasuk pada varian Omicron ini. - Memakai Masker
Gunakan masker untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekitar Anda dari semua varian. Pakailah masker saat berpergian, di dalam atau luar ruangan meskipun Anda sudah di vaksin atau pun tidak. - Menerapkan Protokol Kesehatan
Penting untuk menaati protokol kesehatan yang berlaku. Pastikan Anda mencuci tangan atau jika tidak memungkinkan menggunakan pembersih tangan. Selain itu, jaga jarak dan hindari keramaian untuk menghentikan penyebaran Omicron. - Melakukan Tes COVID-19
Rutin melakukan tes COVID-19 yang diberikan oleh tenaga medis dapat memberi tahu seseorang apakah terinfeksi COVID-19 atau tidak. Melalui tes, Anda juga dapat melindungi orang lain dari Omicron dan varian lainnya. PCR atau polymerase chain reaction dapat Anda lakukan untuk mendeteksi virus termasuk varian Omicron dan varian lain juga. - Miliki Ventilasi yang Memadai
Pencegahan lainnya dapat dilakukan dengan meningkatkan ventilasi pada ruangan tertutup, buka jendela Anda agar pertukaran udara berjalan baik. Langkah sederhana ini dapat mencegah penyebaran COVID-19 di dalam ruangan. Jadi, udara di dalam ruangan dapat tersirkulasi dengan baik. Hindari dari daerah yang ramai atau berventilasi buruk.
Para ahli masih terus melakukan penelitian untuk mengevaluasi risiko penularan, keparahan, dan reinfeksinya dari varian Omicron. Adanya varian baru seperti Omicron mengingatkan kita bahwa pandemi COVID-19 belum berakhir. Oleh karena itu penting untuk mengambil langkah pencegahan seperti, mendapatkan vaksinasi, dan protokol 5 M, menghindari kerumunan serta mengurangi mobilisasi. Seperti kata pepatah, mencegah lebih baik daripada mengobati, jadi mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri kita sendiri dan orang yang kita cintai agar tidak terinfeksi Omicron atau varian SARS-CoV-2 lainnya adalah pendekatan terbaik.
Telah direview oleh dr. Febriani K.H.
Source: