Ditulis oleh Tim Konten Medis
Saat ini mungkin semua orang khawatir dengan COVID-19, termasuk COVID varian Omicron. Tak jarang orang tua khawatir memikirkan kesehatan anak-anak mereka. Pelajari lebih lanjut tentang varian baru ini lewat ulasan berikut!
Anak-anak yang terinfeksi COVID varian Omicron mengalami batuk keras yang disebut croup.
Seperti kita ketahui, virus COVID-19 memengaruhi orang dewasa dan juga anak-anak. Bagi anak yang memiliki kekebalan lebih baik akan kuat terhadap virus. Sementara bagi yang lainnya masih sangat rentan terhadap infeksi dan mungkin terdapat gejala ringan. Apalagi dengan munculnya varian Omicron, pemerintah dan berbagai instansi mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah COVID varian Omicron.
Varian COVID-19 Omicron Pada Anak
Para ahli mengatakan sejak awal pandemi sebagian besar kasus COVID-19 pada kalangan anak-anak umumnya tidak bergejala atau bergejala ringan. Namun saat gelombang Crona virus kedua tingkat infeksi COVID-19 pada anak-anak sangat tinggi. Para ahli mengaitkannya dengan tingkat prevalensi yang tinggi. Mengingat bahwa varian Omicron sangat menular dan menyebar pada kecepatan yang jauh lebih cepat daripada varian Delta, kita mungkin bisa melihat peningkatan jumlah infeksi di kalangan anak-anak. Mengingat sebagian besar anak-anak di seluruh dunia belum divaksinasi, mengambil langkah-langkah pencegahan adalah kuncinya.
Pastikan anggota keluarga termasuk anak-anak berusia 6 tahun ke atas memenuhi syarat untuk vaksin COVID-19. Sementara suntik booster vaksin COVID-19 telah disetujui bagi mereka yang berusia 18 tahun ke atas. Kabar baiknya, gejala variian Omicron relatif ringan bagi kebanyakan orang. Meskipun pada kasus yang parah mungkin terjadi terutama bagi seseorang yang tidak vaksinasi dan pasien dengan komorbid. Terdapat lima gejala yang paling umum, seperti pilek, sakit kepala, demam, kelelahan, dan sakit tenggorokan.
Apakah Anak-anak Lebih Mungkin Terkena Varian Omicron?
Sampai saat ini penelitian masih terus berlangsung dan mereka akan memperbarui sebagai informasi lebih lanjut. Namun, anak-anak yang berkumpul dan aktif secara sosial dan tidak divaksinasi lebih rentan tertular COVID-19.
Bagaimana Gejalanya pada Anak?
Sebuah laporan baru-baru ini menunjukkan bahwa anak-anak yang terinfeksi COVID varian Omicron mengalami batuk keras yang disebut croup pada anak-anak usia di bawah 5 tahun. Croup merupakan infeksi saluran pernapasan bagian atas yang memicu batuk keras, seperti menggonggong. Croup mungkin disertai dengan demam, serak dan pernapasan yang bekerja keras atau terdengar berisik.
Kondisi ini dapat Anda kendalikan dengan pengobatan di rumah. Orang tua dapat menggunakan obat-obatan, seperti yang ditentukan oleh dokter atau mengadopsi pengobatan rumah untuk meringankan gejala anak mereka.Pastikan anak Anda duduk dalam posisi tegak yang nyaman. Beri mereka minum banyak cairan yang hangat dapat membantu melonggarkan lendir di orofaring. Sementara itu, anak perlu istirahat yang cukup. Jika gejala anak memburuk dan tidak lekas membaik, carilah bantuan medis segera.
Pastikan anggota keluarga termasuk anak-anak berusia 6 tahun ke atas memenuhi syarat untuk vaksin COVID-19.
Apakah Sekolah Akan Tutup Sementara?
Ketika kasus COVID-19 meningkat biasanya sekolah kembali melakukan pembelajaran dari rumah. Berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Tentang panduan Penyelenggaraan pembelajaran di Masa Pandemi Corona virus Disease 2019 (COVID-19), menetapkan pembelajaran tatap muka terbatas tetap dengan menerapkan protokol kesehatan atau pembelajaran jarak jauh.
Sementara beberapa sekolah dan tempat penitipan anak di New York City, New Jersey, Maryland, dan negara-negara lain telah ditutup karena wabah baru-baru ini atau “karena sangat berhati-hati.” Terlalu dini untuk mengetahui apa yang akan terjadi, dan karena kasus diproyeksikan meningkat ke tahun baru, ada kemungkinan bahwa pembelajaran dilakukan secara virtual kembali.
Bagaimana Orang Tua Menjelaskan Varian Omicron dan Varian COVID-19 Lainnya?
Mengingat banyak berita, percakapan tentang COVID-19 yang “membanjiri” kehidupan kita sehari-hari dan wajar bila anak-anak penasaran sehingga memiliki berbagai pertanyaan seputar COVID-19. Terkadang sebagai orang tua mungkin bingung bagaimana cara menjelaskannya. Berikut beberapa petunjuk untuk membantu Anda menjelaskan seputar varian Omicron yang lebih sederhana dan meyakinkan.
- Anak memiliki hak untuk mengetahui apa yang sedang terjadi, orang tua pun dapat menjelaskan kepada mereka sesuai dengan usianya.
- Mendengarkan tanggapan mereka atas berbagai berita yang mereka dengar. Orang tua perlu mengetahui seberapa takut dan khawatirnya mereka. Pasalnya banyak informasi yang salah menyebabkan banyak kekhawatiran dan ketidakpastian bagi semua orang termasuk anak-anak.
- Memastikan orang tua selalu mendapatkan informasi terbaru dari situs terpercaya seperti Kementrian Kesehatan, UNICEF dan Organisasi Kesehatan Dunia adalah sumber informasi yang bagus tentang pandemi.
- Jika Anda tidak tahu jawabannya, jangan menebak. Gunakan sebagai kesempatan untuk mengeksplorasi jawaban bersama-sama.
- Hindari menunjukkan sikap terlalu khawatir termasuk bila orang tua sendiri mengalami ketakutan. Jangan sampai berbagi ketakutan dengan anak.
Bagaimana Cara Melindungi Keluarga dari Varian Omicron?
Hal terpenting yang perlu Anda lakukan untuk mengurangi risiko paparan virus COVID-19 varian Omicron pastikan melakukan beberapa tindakan berikut:
- Mengenakan masker yang menutupi hidung dan mulut. Pastikan tangan bersih saat memakai dan melepas masker.
- Mencuci tangan secara teratur, bila tidak memungkinkan kenakan pembersih tangan.
- Menghindari ruangan berventilasi buruk dan keramaian.
- Membuka jendela untuk meningkatkan pertukaran udara di dalam ruangan.
- Melakukan vaksinasi COVID-19 yang disetujui Kementrian Kesehatan dan aman.
Meskipun varian Omicron sudah memasuki wilayah kita, orang tua sebaiknya tidak perlu terlalu panik. Perlindungan terbaik dengan melanjutkan langkah-langkah menerapkan 5 M, seperti mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari krumunan, dan mengurangi mobilitas. Selain itu, lakukan juga pencegahan dengan memastikan anggota kelurga termasuk anak-anak berusia 6 tahun ke atas memenuhi syarat untuk vaksin COVID-19.
Telah direview oleh dr. Sony Prabowo
Source: