Ditulis oleh Tim Konten Medis
Menghitung kapan masa subur wanita bermanfaat untuk pasangan yang sedang dalam program hamil. Mengetahui periode ini bisa membantu untuk mempercepat proses kehamilan. Anda bisa menghitung masa subur dengan metode kalender atau suhu tubuh basal.

Masa subur adalah fase selama siklus menstruasi dan memiliki kemungkinan besar untuk hamil.
Jika Anda sedang merencanakan kehamilan, penting untuk memahami siklus menstruasi. Siklus ini berperan penting sebagai cara tubuh dalam mempersiapkan diri untuk kehamilan di masa mendatang.
Siklus menstruasi termasuk bagian dari sistem reproduksi dan dipengaruhi oleh hormon. Umumnya, wanita mengalami menstruasi atau pendarahan normal antara 3-7 hari.
Kapan Masa Subur Wanita?
Anda bisa meningkatkan peluang hamil ketika berhubungan intim pada waktu sekitar masa ovulasi. Namun, sulit untuk menentukan kapan waktu yang tepat ovulasi terjadi.
Ovulasi adalah fase siklus menstruasi saat ovarium melepaskan sel telur (ovum). Setelah sel telur meninggalkan ovarium, sel ini dapat bergerak menuju tuba falopi dan menunggu untuk dibuahi oleh sperma.
Rata-rata ovulasi terjadi pada hari ke-14 dari siklus menstruasi 28 hari. Fase ini mampu melepaskan hormon pelepas gonadotropin (GnRH) yang menyebabkan kelenjar pituitari mengeluarkan hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon luteinisasi (LH).
Sekitar hari ke-6 dan ke-14 siklus haid, FSH bisa memicu folikel, yaitu kantung kecil berisi cairan) di satu ovarium saat mulai matang. Pada hari ke-10 hingga ke-14, hanya ada 1 folikel yang berkembang dan membentuk sel telur matang.
Sel ini akan terlepas apabila terjadi lonjakan pada hormon LH dan meningkatkan hormon progesteron untuk mempersiapkan rahim untuk kehamilan.
Baca juga: 1 Hari Setelah Haid Apakah Masa Subur?
Cara Menghitung Masa Subur Wanita
Berikut ini adalah beberapa cara menghitung masa subur pada wanita:
1. Metode Kalender
Anda bisa mengetahui masa subur wanita setelah haid dengan menggunakan metode kalender. Metode ini juga dapat melacak lamanya siklus menstruasi yang terjadi pada tubuh Anda.
Setiap bulannya, cobalah untuk menandai hari pertama haid di kalender atau aplikasi pelacak menstruasi. Jumlah hari di antara hari pertama periode haid berturut-berturut adalah lamanya siklus menstruasi Anda.
Anda perlu melakukan metode kalender setidaknya selama 6 bulan untuk memperoleh hasil yang akut. Biasanya, wanita dapat mengalami ovulasi sekitar 12-14 hari sebelum siklus menstruasi baru dimulai.
2. Suhu Tubuh Basal
Ovulasi dapat menyebabkan suhu tubuh meningkat sekitar setengah derajat celcius. Anda bisa mengetahui kondisi ini dengan menggunakan termometer khusus untuk melacak masa subur saat pagi hari atau sebelum tidur.
Pastikan untuk mencatat hasil pengukuran suhu tubuh di grafik atau lembar kerja. Hal ini sangat penting untuk mempelajari polanya dari waktu ke waktu.
3. Lendir Serviks
Cara mudah menghitung masa subur wanita selanjutnya adalah dengan metode lendir serviks. Cairan ini dihasilkan oleh serviks dan mengalami beberapa tahapan selama siklus menstruasi.
Lendir serviks bertekstur kenyal, berwarna putih, dan kering sebelum ovulasi. Kemudian, cairan ini bisa berubah warna menjadi bening dan licin menyerupai putih telur yang bisa memudahkan sperma berenang untuk menuju sel telur.
4. Alat Prediksi Ovulasi
Alat prediksi ovulasi bisa membantu wanita dalam menentukan masa suburnya. Tes ini biasanya digunakan saat periode haid sudah teratur dan terdapat keraguan terhadap tanda-tanda alami alami dari ovulasi, seperti lendir serviks dan peningkatan suhu tubuh basal.
Anda bisa menggunakan alat prediksi ovulasi dengan menguji kadar hormon luteinisasi di dalam urine. Jika hasilnya positif, kondisi ini menunjukkan bahwa Anda dalam masa subur.
Baca Juga: Kalkulator Masa Subur Wanita
Tanda-Tanda Wanita Sedang Dalam Masa Subur
Adapun sejumlah ciri-ciri wanita dalam masa subur, sebagai berikut:
1. Nyeri Payudara
Saat mengalami ovulasi, Anda dapat merasakan nyeri payudara. Tanda dan gejalanya bisa ringan atau terasa sakit dan berlangsung hingga dimulainya masa menstruasi.
Kondisi ini bisa terjadi akibat perubahan hormon pada wanita. Jika nyeri payudara tidak kunjung sembuh, Anda bisa memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
2. Perut Kembung
Perubahan hormon bisa menyebabkan perut kembung ringan saat menjelang ovulasi. Kondisi juga disertai dengan pembengkakan atau merasa penuh di area perut.
Selain itu, perut kembung juga terjadi akibat lonjakan estrogen dan luteinisasi. Kondisi ini sering kali menimbulkan rasa tidak nyaman dan biasanya berlangsung sementara.
3. Kram Ovulasi
Ketika ovarium melepaskan sel telur saat berovulasi, Anda dapat merasakan kram atau nyeri perut. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut sebagai mittelschmerz.
Biasanya, kram ovulasi terjadi di satu sisi perut bagian bawah. Kondisi ini bisa terasa tajam atau tumpul dan berlangsung beberapa menit hingga hitungan hari.
4. Mengalami Lendir Serviks
Lendir serviks adalah cairan lengket yang keluar dari serviks, bagian bawah rahim. Kondisi ini sekilas hampir serupa dengan keputihan normal.
Ketika mengalami ovulasi, lendir serviks menjadi lebih bening dan encer dengan konsistensi licin seperti putih telur. Bahkan, Anda juga dapat melihat peningkatan jumlah keputihan yang terjadi.
5. Gairah Seks Meningkat
Salah satu tanda wanita sedang dalam masa subur adalah mengalami peningkatan gairah seks. Kondisi ini cenderung ideal untuk meningkatkan peluang hamil.
Banyak orang mengalami perubahan libido sebelum atau selama ovulasi. Jika gairah seks meningkat, artinya masa subur sudah mulai meningkat.
6. Perubahan Suasana Hati dan Nafsu Makan
Perubahan suasana hati merupakan hal yang normal terjadi saat Anda berada di sekitar masa ovulasi. Kondisi ini ditandai dengan mudah tersinggung, sedih, dan malas.
Sementara itu, nafsu makan dapat menurun dan bisa meningkat kembali setelah ovulasi. Kondisi ini dapat membaik saat sel telur mulai matang dan terlepas dari ovarium.
Baca Juga: Ciri-Ciri Wanita Tidak Subur dan Cara Mengetahuinya
Konsultasi Masalah Kesuburan dan Kewanitaan di Ciputra Hospital
Apabila Anda mengalami masalah kesuburan dengan gejala, seperti nyeri saat berhubungan intim, siklus haid tidak teratur, dan tidak dapat hamil setelah 1 tahun mencoba, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Anda bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat, sebagai berikut:
- dr. Utomo Budidarmo, Sp.OG, M.Kes
- dr. Fellita Ratri Anggraeni, Sp.OG
- dr. Setyo Teguh Waluyo, Sp.OG.Subsp.Onk
- dr. Johan, Sp.OG
- dr. Denny Khusen., Sp.OG., FICS., CH., CHt.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Surya. S. Pratama
Source:
- Cleveland Clinic. Menstrual Cycle. Oktober 2024.
- Johns Hopkins Medicine. Calculating Your Monthly Fertility Window. Oktober 2024.
- NHS. Periods and Fertility in The Menstrual Cycle. Oktober 2024.
- WebMD. How to Chart Your Menstrual Cycle. Oktober 2024.