Ditulis oleh Tim Konten Medis
Penyebab haid berlangsung lama hingga lebih dari 7 hari bisa dikarenakan perubahan hormon atau tanda penyakit serius, seperti polip rahim dan adenomiosis. Kondisi ini bisa saja berbahaya dan menjadi gejala awal kanker rahim atau kanker serviks jika darah menstruasi yang keluar juga banyak.
Siklus menstruasi yang normal berlangsung setiap 21 hingga 35 hari.
Setiap wanita pasti mengalami siklus haid sebagai bagian alami dari fungsi reproduksinya. Namun, tidak jarang beberapa dari mereka menghadapi masalah yang cukup umum, yaitu haid yang berlangsung lebih lama dari biasanya. Kondisi ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan.
Mari ketahui penyebab menstruasi berlangsung lama selengkapnya dalam artikel ini.
Penyebab Haid Lama
Siklus haid normal terjadi setiap 21 hingga 35 hari, meskipun rentang ini dapat bervariasi antara individu. Siklus dimulai dengan fase menstruasi, di mana endometrium atau lapisan dalam rahim dikeluarkan bersamaan dengan darah yang biasanya berlangsung selama 2 hingga 7 hari.
Jika Anda mengalami periode menstruasi yang lebih panjang, ada beberapa kemungkinan penyebab yang perlu diwaspadai, seperti:
1. Hormon tidak Seimbang
Ketidakseimbangan hormon, terutama estrogen dan progesteron, dapat menjadi penyebab utama haid yang berlangsung lebih lama dari biasanya.
Hormon-hormon ini berperan dalam mengatur siklus menstruasi. Gangguan hormonal seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS), disfungsi ovarium, atau gangguan tiroid dapat mengubah produksi hormon, memengaruhi rasio estrogen-progesteron, dan pada akhirnya memengaruhi durasi dan kekuatan menstruasi.
Baca Juga: Menstruasi Tidak Teratur Kenali Penyebabnya
2. Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal
Penggunaan alat kontrasepsi hormonal, seperti pil KB atau suntikan hormonal, dapat memengaruhi siklus haid. Alat kontrasepsi ini mengandung hormon sintetis, seperti estrogen dan progesteron, yang bertujuan untuk mencegah ovulasi dan mengubah lendir serviks.
Pada beberapa kasus, tubuh memerlukan penyesuaian terhadap hormon baru, dan ini bisa mengakibatkan perubahan pada siklus haid. Misalnya, pada awal penggunaan atau ketika mengganti jenis kontrasepsi hormonal, beberapa wanita dapat mengalami perubahan dalam durasi atau intensitas menstruasi.
3. Polip Rahim
Polip rahim adalah pertumbuhan jinak yang umumnya terbentuk di lapisan dalam rahim. Polip ini dapat menyebabkan perubahan hormonal dan merangsang pertumbuhan jaringan rahim yang lebih banyak.
Akibatnya, polip dapat memengaruhi aliran darah menstruasi dan menyebabkan perdarahan menjadi lebih lama. Selain itu, polip rahim dapat mempengaruhi organ reproduksi secara umum, termasuk menyebabkan perubahan pada siklus menstruasi.
Adenomiosis dapat memicu pembengkakan dan peradangan pada rahim yang berdampak pada siklus haid.
4. Adenomiosis
Adenomiosis adalah kondisi di mana jaringan endometrium (lapisan dalam rahim) tumbuh ke dalam otot dinding rahim. Hal ini dapat menyebabkan pembengkakan dan peradangan pada rahim yang pada gilirannya dapat memengaruhi siklus haid.
Wanita dengan adenomiosis sering mengalami perdarahan menstruasi yang lebih berat, nyeri haid yang intens, dan dalam beberapa kasus, haid yang berlangsung lebih lama.
Kondisi ini dapat memengaruhi kualitas hidup sehari-hari dan memerlukan penanganan medis, terkadang melibatkan penggunaan obat-obatan antiinflamasi atau bahkan tindakan pembedahan.
5. Perdarahan Rahim yang Tidak Normal
Kondisi seperti fibroid uterus, yang merupakan pertumbuhan jinak pada dinding rahim, dapat mempengaruhi pola perdarahan menstruasi. Fibroid dapat menyebabkan perdarahan yang lebih berat dan menyebabkan haid berlangsung lebih lama dari biasanya.
Selain itu, gangguan pendarahan, seperti koagulopati atau kelainan pembekuan darah, juga dapat menjadi faktor penyebab perdarahan menstruasi yang tidak normal. Kondisi ini dapat mengakibatkan haid yang berkepanjangan dan sulit diatur.
Baca Juga: Haid/ Menstruasi yang Sehat Seperti Apa?
6. Obat-obatan
Beberapa jenis obat dapat memengaruhi siklus haid dan menyebabkan perubahan dalam durasi menstruasi. Antikoagulan, yang digunakan untuk mengurangi pembekuan darah, dapat meningkatkan jumlah perdarahan selama menstruasi.
Selain itu, penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), yang sering digunakan untuk meredakan nyeri dan peradangan, juga dapat mempengaruhi jumlah dan durasi perdarahan menstruasi.
Penting bagi wanita untuk menyampaikan informasi tentang obat yang mereka konsumsi kepada profesional kesehatan agar dapat memahami dampak potensial pada siklus haid mereka.
7. Obesitas
Obesitas dapat menjadi faktor penyebab haid lama melalui peranannya dalam memengaruhi keseimbangan hormonal. Sel-sel lemak dalam tubuh dapat menghasilkan estrogen tambahan, yang pada gilirannya dapat mengganggu siklus menstruasi.
Peningkatan kadar estrogen dapat merangsang pertumbuhan endometrium (lapisan dalam rahim), menyebabkan perdarahan yang lebih lama dan
siklus haid yang tidak teratur. Selain itu, obesitas juga dapat berkontribusi pada resistensi insulin, yang dapat memengaruhi keseimbangan hormon reproduksi.
8. Kondisi Tiroid
Gangguan pada kelenjar tiroid, seperti hipotiroidisme (produksi hormon tiroid yang rendah) atau hipertiroidisme (produksi hormon tiroid yang tinggi), dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh. Hormon tiroid memainkan peran penting dalam mengatur metabolisme dan fungsi organ tubuh, termasuk organ reproduksi.
Gangguan tiroid dapat mengubah kadar hormon reproduksi, seperti estrogen dan progesteron, yang dapat menghasilkan perubahan dalam siklus haid.
Hipotiroidisme, misalnya, dapat menyebabkan siklus haid yang lebih panjang dan tidak teratur, sedangkan hipertiroidisme dapat menyebabkan siklus yang lebih pendek dan intensitas haid yang lebih besar. Dalam kedua kasus ini, ketidakseimbangan hormon dapat berdampak pada durasi dan intensitas menstruasi.
9. Penyakit Radang Panggul
Penyakit radang panggul (PRP) adalah kondisi di mana organ reproduksi wanita, seperti rahim, indung telur, dan tuba fallopi, mengalami peradangan.
PRP dapat disebabkan oleh infeksi bakteri menular seksual yang tidak diobati, dan peradangan ini dapat menyebabkan jaringan parut dan kerusakan organ reproduksi. Hal ini dapat mengganggu siklus haid dan menyebabkan perdarahan yang tidak teratur atau berkepanjangan.
10. Kanker
Kanker pada organ reproduksi, seperti kanker rahim (kanker endometrium) atau kanker ovarium dapat menimbulkan gejala siklus haid yang tidak teratur. Pertumbuhan sel kanker ganas bisa merusak jaringan di sekitarnya dan memengaruhi produksi hormon.
Selain itu, pengobatan kanker, seperti kemoterapi atau radioterapi, juga dapat menyebabkan perubahan dalam siklus menstruasi dan mengakibatkan haid yang berlangsung lebih lama. Adanya kanker dalam sistem reproduksi memerlukan diagnosis dan penanganan segera oleh tim medis.
Baca Juga: Sakit Kepala saat Haid? Ini Penyebab dan 7 Cara Mengatasinya
Jika Anda mengalami haid lama atau perubahan signifikan dalam siklus menstruasinya, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Pemeriksaan dan diagnosis yang tepat diperlukan untuk menentukan penyebabnya dan merencanakan pengelolaan yang sesuai.
Telah direview oleh dr.Surya S Pratama
Source:
- Healthline. What Causes Long Periods and When to Seek Help. Diakses 2024.
- Medical News Today. Causes and Treatments For a Period That Won’t Stop. Diakses 2024.