Ditulis oleh Tim Konten Medis
Infeksi usus adalah kondisi yang umum terjadi akibat bakteri, virus, atau parasit yang masuk ke saluran pencernaan. Gejalanya bisa berupa diare, demam, hingga kram perut, dan perlu ditangani dengan cepat bila memburuk.

Gejala khas infeksi usus adalah nyeri perut disertai diare, mual, dan muntah.
Infeksi usus merupakan gangguan pada sistem pencernaan akibat masuknya bakteri, virus, atau parasit. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala yang mengganggu seperti diare, mual, dan sakit perut.
Penyebab utama infeksi ini biasanya berasal dari makanan atau minuman yang terkontaminasi. Karena itu, menjaga kebersihan sangat penting untuk mencegah infeksi usus.
Apa Itu Infeksi Usus?
Infeksi usus adalah kondisi di mana bakteri, virus, atau mikroorganisme lain masuk dan mengganggu sistem pencernaan, terutama di bagian usus. Infeksi ini sering terjadi pada usus besar dan dapat menyebabkan peradangan atau luka pada dinding usus, yang membuat penderitanya merasa tidak nyaman.
Biasanya, infeksi usus besar ini muncul setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh kuman, atau dari kontak langsung dengan orang atau benda yang sudah terinfeksi. Kondisi ini bisa dialami oleh siapa saja dan sering menimbulkan gejala seperti sakit perut, diare, dan mual.
Infeksi usus tidak hanya menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan, tapi juga bisa memperparah kondisi kesehatan jika dibiarkan. Luka pada usus yang timbul akibat infeksi bisa memperburuk fungsi pencernaan dan memperlama masa penyembuhan.
Baca Juga: Waspadai 9 Faktor Penyebab Radang Usus (IBD)
Penyebab Infeksi Usus
Penyebab infeksi usus sering kali berasal dari makanan atau minuman yang terkontaminasi, serta dari kebersihan yang kurang baik. Berikut ini adalah beberapa jenis penyebab infeksi usus yang penting untuk diketahui.
1. Infeksi Bakteri pada Usus
Infeksi usus akibat bakteri bisa terjadi karena konsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi. Beberapa bakteri yang paling sering menjadi penyebab infeksi usus adalah Salmonella, E. coli, Listeria, Staphylococcus (staph), Campylobacter, Clostridium perfringens, Clostridium botulinum, dan Vibrio.
Bakteri ini biasanya menyebar melalui makanan yang tidak dimasak dengan baik seperti daging, telur, atau susu yang tidak dipasteurisasi. Makanan yang tidak disimpan dengan suhu yang tepat dan sayuran yang tidak dicuci bersih juga bisa menjadi media penularan.
2. Infeksi Virus pada Usus
Jenis infeksi ini sangat umum dan sering Anda sebut sebagai flu perut. Penyebab infeksi usus dari virus yang paling umum adalah norovirus yang bisa menyebar dengan sangat cepat terutama di lingkungan tertutup seperti sekolah, panti jompo, atau kapal pesiar.
Setiap tahun, jutaan kasus infeksi usus akibat norovirus terjadi. Selain norovirus, virus lain seperti rotavirus, adenovirus, dan astrovirus juga bisa menyebabkan gejala yang sama.
Beberapa jenis infeksi virus ini dapat Anda cegah dengan vaksin, terutama pada anak-anak untuk rotavirus.
3. Infeksi Parasit pada Usus
Parasit seperti protozoa dan cacing usus juga bisa menjadi penyebab infeksi usus. Contoh parasit yang umum menyebabkan gangguan pencernaan adalah Giardia, Cryptosporidium, dan Toxoplasma.
Penularan biasanya terjadi melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi, atau kontak dengan tanah atau kotoran yang mengandung parasit. Beberapa infeksi parasit juga dapat menular dari hewan ke manusia, seperti toksoplasmosis yang bisa menyebar melalui kotoran kucing.
Baca Juga: 6 Cara Cepat dan Efektif Menyembuhkan Radang Usus
Gejala Infeksi Usus
Infeksi usus dapat menyerang siapa saja dan kerap muncul secara tiba-tiba. Kondisi ini terjadi ketika sistem pencernaan terpapar oleh bakteri, virus, atau parasit yang berbahaya.
Mengetahui ciri-ciri usus luka sejak dini sangat penting agar penanganannya bisa Anda lakukan lebih cepat dan tepat. Berikut ini adalah beberapa gejala umum yang sering muncul saat seseorang mengalami infeksi usus.
1. Nyeri dan Kram Perut
Salah satu ciri awal infeksi usus adalah munculnya nyeri atau kram pada bagian perut. Rasa sakit ini bisa terasa ringan hingga sangat mengganggu, dan biasanya datang secara bergelombang.
Kram biasanya terjadi di bagian bawah perut, namun bisa juga menyebar ke seluruh area perut. Hal ini merupakan respons alami tubuh yang berusaha mengeluarkan kuman atau racun penyebab infeksi dari saluran pencernaan.
2. Diare
Diare merupakan gejala paling umum dari infeksi usus. Ditandai dengan buang air besar yang lebih sering dan bertekstur cair, diare adalah mekanisme tubuh untuk mengeluarkan patogen dari sistem pencernaan.
Gejala ini bisa berlangsung singkat atau dalam waktu yang lebih lama tergantung tingkat keparahan infeksinya. Saat mengalami diare, penting untuk menjaga asupan cairan agar terhindar dari dehidrasi.
3. Mual dan Muntah
Mual dan muntah juga termasuk ciri-ciri infeksi usus yang sering terjadi. Biasanya gejala ini muncul bersamaan dengan diare dan kram perut.
Tubuh akan mencoba mengusir zat berbahaya dari dalam sistem pencernaan melalui muntah. Meski muntah sesekali tergolong wajar, namun jika terjadi terus-menerus bisa menyebabkan kekurangan cairan dan ketidakseimbangan elektrolit.
4. Demam
Demam ringan hingga sedang dapat menjadi tanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi, termasuk infeksi pada saluran pencernaan. Saat sistem imun bekerja untuk menghancurkan kuman penyebab infeksi, suhu tubuh bisa meningkat.
Jika demam mencapai lebih dari 39°C atau demam 2 hari atau lebih sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
5. Hilang Nafsu Makan
Infeksi usus juga bisa menyebabkan penurunan nafsu makan secara tiba-tiba. Perut yang tidak nyaman, mual, dan rasa lemas bisa membuat seseorang enggan untuk makan.
Jika kondisi ini berlangsung lebih dari satu atau dua hari, tubuh bisa kekurangan nutrisi yang dibutuhkan untuk proses pemulihan.
6. Lemas dan Mudah Lelah
Tubuh membutuhkan energi untuk melawan infeksi. Itulah sebabnya orang yang mengalami infeksi usus sering merasa lemas atau kelelahan, meskipun sudah cukup istirahat.
Selain itu, kehilangan cairan dan nutrisi akibat diare dan muntah juga turut berkontribusi pada rasa lemah yang Anda rasakan.
7. Perut Kembung dan Sering Buang Gas
Perubahan keseimbangan bakteri di dalam usus saat terjadi infeksi dapat menyebabkan produksi gas berlebih. Hal ini memicu perut kembung, penuh, dan sering buang angin.
Walaupun kembung sesekali adalah hal biasa, tetapi jika disertai dengan gejala pencernaan lain, bisa menjadi pertanda adanya infeksi pada sistem pencernaan.
8. Perubahan Warna dan Bentuk Tinja
Salah satu ciri-ciri infeksi usus yang juga penting Anda perhatikan adalah perubahan pada tinja. Warna tinja bisa menjadi sangat gelap, pucat, bahkan mengandung darah.
Terkadang juga ditemukan lendir dalam tinja, yang menandakan adanya peradangan usus. Pada beberapa kasus, tinja bisa terlihat berminyak atau mengapung, menandakan gangguan dalam penyerapan lemak.
Cara Mengatasi Infeksi Usus
Infeksi usus umumnya dapat Anda atasi dengan perawatan mandiri di rumah tanpa perlu obat khusus. Antibiotik tidak efektif untuk infeksi yang disebabkan oleh virus atau parasit, dan penggunaannya pada kasus ringan justru bisa memperparah kondisi.
Dalam beberapa situasi, antibiotik bisa menimbulkan efek samping serius, jadi penggunaannya harus berdasarkan saran dokter. Dokter mungkin menyarankan untuk menghindari makanan tinggi serat karena dapat memperburuk diare.
Obat bebas untuk mengatasi mual, sakit perut, dan diare juga bisa Anda gunakan sesuai kebutuhan. Yang paling penting, baik untuk orang dewasa maupun anak-anak, adalah menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan cukup minum cairan.
Kapan Harus ke Dokter
Memahami kapan harus ke dokter sangat penting agar penanganan dapat Anda lakukan dengan cepat sebelum gejala berkembang menjadi lebih serius. Terutama jika sudah mencoba obat infeksi usus namun gejala tidak juga membaik, segera cari bantuan medis.
1. Dewasa
Segera temui dokter jika Anda mengalami:
- Demam tinggi di atas 39°C
- Tidak bisa minum
- Muntah terus-menerus
- Muntah dan muncul darah
- Tanda-tanda dehidrasi seperti mulut kering, haus berlebihan, urin sangat sedikit atau berwarna kuning pekat, lemas, pusing, atau terasa melayang
- Adanya darah pada tinja
Jika Anda sudah mengonsumsi obat infeksi usus dan kondisi tetap memburuk, jangan tunda untuk berkonsultasi ke dokter.
2. Anak-anak
Bawa anak Anda ke dokter atau layanan kesehatan jika mengalami:
- Demam lebih dari 39°C
- Merasa sangat kesakitan atau tidak nyaman
- Terlihat lemah atau lesu
- Menjadi sangat rewel dan tidak bisa Anda tenangkan
- Mengalami diare berdarah
- Menunjukkan tanda-tanda dehidrasi seperti jarang buang air kecil atau tidak dapat minum dengan baik
3. Bayi
Segera bawa bayi ke dokter apabila mereka:
- Muntah terus-menerus (bukan hanya gumoh biasa)
- Mulut tampak kering
- Tidak pipis atau popok tetap kering lebih dari 6 jam
- Menangis tanpa air mata
- Diare parah
- Tinja berdarah
- Terlihat tidak responsif atau sangat mengantuk
- Bagian lunak di kepala (ubun-ubun) tampak cekung
Karena daya tahan tubuh bayi masih sangat lemah, gejala infeksi usus bisa berkembang cepat. Meski sudah mencoba obat infeksi usus yang umum digunakan, tetap konsultasikan dengan dokter agar penanganan tepat bisa diberikan.
Baca Juga: 9 Jenis Makanan yang Membuat Radang Usus
Jika Anda atau keluarga Anda memiliki gejala infeksi usus, segera kunjungi Ciputra Hospital, dapatkan kemudahan untuk konsultasi dan membuat janji dengan dokter pilihan Anda.
Cek informasi lengkap mengenai layanan Ciputra Hospital, mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU), hanya di situs resmi atau kunjungi langsung fasilitas terdekat sekarang juga.
Telah Direview oleh Dr. Sony Prabowo, MARS
Source:
- health direct. Bowel Infections. Oktober 2025.
- Medical News Today. What to know about gastrointestinal infections. Oktober 2025.
- healthline. Gastrointestinal Infection: Symptoms, Causes, and Treatment. Oktober 2025.






