Ditulis oleh Tim Konten Medis
Kanker usus besar bisa sembuh dan diobati dengan perawatan medis, termasuk operasi bedah. Namun, operasi kanker usus besar mempunyai beberapa risiko efek samping seperti memicu luka infeksi disertai dengan keluarnya cairan kental dan pembengkakan.
Operasi kanker usus besar bertujuan untuk mencegah gejala penyakit semakin parah.
Kanker usus besar adalah kondisi ketika tubuh mengalami pertumbuhan sel-sel kanker abnormal yang bermula di organ usus besar. Kondisi ini dapat menyerang siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada usia di atas 50 tahun.
Gejala kanker usus besar dapat berupa diare, sembelit, dan feses berdarah. Anda bisa mengatasi kondisi ini dengan menjalani pengobatan kanker usus besar sesuai dengan gejala dan tingkat keparahan penyakit.
Jenis Operasi Kanker Usus Besar
Kanker usus besar bisa sembuh apabila terdeteksi sejak dini pada stadium awal. Penyakit yang sudah memasuki stadium lanjut akan sulit disembuhkan sehingga memerlukan penanganan medis khusus.
Gejala kanker usus besar bisa ditangani dengan prosedur operasi bedah. Operasi kanker usus besar biasanya memerlukan waktu sekitar 5-6 jam, tergantung dari tingkat keparahan penyakit.
Adapun beberapa jenis operasi besar, sebagai berikut:
1. Reseksi Lokal
Salah satu pengobatan kanker usus besar adalah dengan menjalani reseksi lokal. Jenis operasi ini mampu mengatasi penyakit kanker pada stadium awal.
Dokter bedah dapat mengangkat jaringan kanker dari lapisan usus dengan menggunakan tabung fleksibel dengan lampu di ujungnya. Dalam istilah medis, tabung ini memiliki sebutan kolonoskop atau sigmoidoskop.
Selain itu, dokter juga mengambil sebagian jaringan di sekitar kanker untuk memastikan tidak ada sel kanker yang tertinggal. Sampel jaringan dapat menentukan tingkat keparahan penyakit melalui pengujian dan penilaian laboratorium. Jika sel kanker telah menyebar ke lapisan usus besar atau kelenjar getah bening, Anda memerlukan operasi yang lebih besar untuk mengangkat lebih banyak jaringan.
Baca Juga: Ketahui Penyebab Usus Buntu pada Anak dan Cara Mengatasinya
2. Kolektomi
Salah satu pengobatan kanker usus besar adalah kolektomi. Jenis operasi ini mampu mengangkat seluruh atau sebagian usus besar serta kelenjar getah bening di area sekitarnya.
Pengangkatan usus besar tergantung pada posisi usus yang mengalami pertumbuhan sel-sel kanker. Bahkan, dokter bisa mengangkat kelenjar getah bening di dekatnya untuk mencegah penyebaran sel kanker di bagian tubuh lainnya. Prosedur kolektomi terbagi atas 2 jenis, yaitu:
- Kolektomi terbuka: Dokter dapat membuat sayatan panjang di perut dengan durasi operasi yang lebih pendek.
- Kolektomi dengan bantuan laparoskopi: Dokter dapat membuat banyak sayatan kecil dengan menggunakan laparoskopi. Alat laparoskopi berbentuk tabung tipis dan panjang dan memiliki kamera kecil di ujungnya.
3. Kolostomi
Pasca pemotongan bagian usus, dokter bedah akan menyambungkan kembali kedua ujung usus yang tersisa bila memungkinkan. Pada prosedur ini, pasien dapat menjalani pemasangan kantong stoma melalui tindakan kolostomi apabila usus belum atau tidak memungkinkan menyambung.
Kolostomi termasuk jenis operasi yang mampu membuat lubang pada usus besar melalui dinding perut. Jenis operasi ini bersifat jangka pendek (sementara) atau jangka panjang (permanen), tergantung dari tingkat keparahan penyakit.
Operasi kolostomi tidak akan mengubah cara kerja sistem pencernaan sehingga tidak perlu Anda khawatirkan. Setelah mengunyah atau menelan, makanan akan melewati esofagus, lalu ke dalam menuju lambung.
4. Operasi Obstruksi Usus
Obstruksi usus adalah kondisi ketika tubuh mengalami penyumbatan yang menghalangi makanan atau cairan melewati usus halus atau usus besar. Kondisi ini disebabkan oleh jaringan fibrosa di perut yang terbentuk setelah operasi, mengalami hernia, atau disebabkan oleh kanker usus besar sendiri. Pasien dengan obstruksi usus dapat merasakan nyeri, perut kembung, mual dan muntah.
Obstruksi usus dapat diatasi dengan operasi bedah yang dilakukan dengan cara memasangkan stent yang bisa dilebarkan untuk mengeluarkan kotoran dari usus pasien. Dokter bedah juga memerlukan laparoskop untuk mengetahui sel-sel kanker di dalam tubuh.
Pada kasus obstruksi usus berat, dokter bedah juga mungkin dapat mempertimbangkan untuk mengangkat bagian usus besar yang tersumbat dan memasangkan stoma. Bagian rektum dan anus biasanya tidak terganggu pasca operasi.
Operasi obstruksi usus dilakukan untuk menghilangkan penyumbatan di usus yang dapat meningkatkan aliran darah ke organ tersebut. Sebelum menjalani operasi ini, dokter dapat memberikan anestesi kepada pasien.
5. Operasi Bedah Robotik
Proses operasi kanker usus besar dapat dilakukan dengan cara bedah robotik. Jenis operasi menggunakan kontrol untuk memandu peralatan bedah berteknologi tinggi. Dokter bedah dapat membuat beberapa sayatan kecil pada bagian perut dan memasukan alat-alat bedah melalui sayatan tersebut untuk mengangkat jaringan tumor atau kanker.
Bedah robotik memiliki keuntungan untuk memungkinkan dokter bedah bekerja lebih mudah di ruang sempit. Bahkan, operasi ini mampu memberikan pandangan yang lebih baik terhadap area tempat operasi berlangsung.
Penggunaan robotika pada operasi kanker usus besar telah membuahkan hasil yang sangat baik dengan melibatkan banyak organ dan struktur di panggul. Akan tetapi, bila terdapat kendala di tengah tindakan pembedahan dengan metode robotik, dokter bedah mungkin butuh melakukan tindakan pembedahan terbuka pada pasien.
Selain itu, operasi kanker usus besar robotik bisa menimbulkan efek samping, seperti alergi terhadap obat-obatan dan sesak napas.
Baca Juga: Apakah Kanker Usus Menular atau Tidak?
Efek Samping Pascaoperasi Kanker Usus Besar
Pemulihan pascaoperasi menjadi salah satu bagian tersulit dari keseluruhan proses. Sehabis operasi, Anda dapat mengalami kesulitan buang air kecil atau sensasi terbakar.
Beberapa pasien kerap tidak dapat mengosongkan kandung kemih mereka akibat dari penggunaan anestesi, kateter urin, atau kombinasi keduanya. Kondisi ini sering kali menimbulkan infeksi saluran kemih pada pria maupun wanita.
Ada beberapa cara untuk mendukung kesehatan saluran kemih setelah operasi, seperti:
- Menjaga hidrasi tubuh dengan minum banyak cairan
- Hindari zat-zat yang dapat membuat iritasi kandung kemih, seperti jeruk, alkohol, dan kafein
- Bergerak sebanyak mungkin setelah operasi
Sementara itu, pasca operasi juga menyebabkan luka sayatan pada bagian tubuh tertentu. Terkadang, sulit untuk membedakan antara luka yang sudah sembuh dengan luka sayatan yang terinfeksi.
Kedua luka ini memiliki warna merah, terasa nyeri, dan tampak seperti iritasi. Anda dapat mengetahui luka infeksi dengan memperhatikan tanda-tanda, sebagai berikut:
- Keluarnya cairan kental dan berwarna kuning di lokasi sayatan
- Kemerahan
- Terasa sakit
- Pembengkakan
- Mengalami demam
- Menimbulkan bau busuk
Jika mengalami tanda dan gejala kanker usus besar, seperti sakit perut, kembung, sembelit, dan diare yang tidak kunjung sembuh dalam waktu lama, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Anda bisa konsultasi masalah kesehatan penyakit kanker ke Ciputra Hospital.
Kami memiliki Layanan Pusat Kanker yang membantu dalam proses konsultasi dokter, pengobatan, hingga perawatan pascapenyakit. Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Silvalena
Source:
- American Cancer Society. Surgery for Colon Cancer. Agustus 2024.
- Bowel Cancer UK. Types of Surgery. Agustus 2024.
- Cancer Research UK. Types of Surgery for Colon Cancer. Agustus 2024.