Ditulis oleh Tim Konten Medis
Apakah kanker usus menular atau tidak? Terdapat beberapa kondisi yang bisa menyebabkan kanker usus menular dari orang ke orang. Kondisi tersebut antara lain, infeksi, kehamilan, transplantasi organ, dan genetik. Untuk lebih jelasnya, simak artikel ini sampai akhir.

Kanker usus atau juga dikenal sebagai kanker kolorektal berkembang di lapisan dalam usus.
Baca Juga: 6 Cara Mencegah Kanker Usus
Kanker Usus
Kanker usus atau juga dikenal sebagai kanker kolorektal berkembang di lapisan dalam usus. Kanker usus pertama kali berkembang di dalam gumpalan sel yang disebut polip pada lapisan usus. Namun, memiliki polip bukan berarti bahwa Anda akan mengembangkan kanker usus. Beberapa polip dapat hilang dengan sendirinya dan beberapa tidak berkembang menjadi kanker usus. Kanker usus banyak dialami oleh mereka yang berusia 50 tahun ke atas. Kanker usus biasanya berkembang secara perlahan selama 10 sampai 15 tahun. Rutin melakukan skrining dan pemeriksaan awal membantu mencegah dan mengobati kanker usus agar tidak semkain parah.
Apakah Kanker Usus Menular atau Tidak?
Penyakit kanker bersifat tidak menular, termasuk kanker usus. Selain itu, melakukan kontak seperti berhubungan seks, ciuman, sentuhan, berbagi makanan, atau berada di ruangan yang sama juga tidak dapat menularkan kanker. Sel-sel kanker dari seseorang yang mengidap kanker tidak dapat hidup di dalam tubuh orang lain yang sehat. Sebab sistem kekebalan tubuh orang sehat akan menghancurkan sel asing yang masuk ke tubuh. Termasuk sel kanker yang masuk dari tubuh orang lain. Meskipun kanker usus tidak menular, ada beberapa kondisi yang membuat orang berpikir bahwa kanker usus dapat menular dari satu orang ke orang lain, berikut penjelasannya.
Baca Juga: Gejala Kanker Usus Besar
1. Infeksi yang Meningkatkan Risiko Kanker Usus
Salah satu infeksi yang dapat meningkatkan risiko kanker usus adalah infeksi bakteri Helicobacter pylori. Bakteri Helicobacter pylori dapat menular dari orang ke orang melalui air liur, kontaminasi feses pada makanan atau air, muntahan, dan kebersihan lingkungan yang buruk.
Bakteri Helicobacter pylori yang tertular, awalnya akan menginfeksi perut Anda. Jika sudah demikian, lama kelamaan bakteri bisa merusak jaringan pada perut Anda yang dimulai dari usus. Akibatnya, peradangan akan terjadi pada perut Anda.
Bila infeksi bakteri Helicobacter pylori tidak ditangani dengan baik. Kondisi tersebut dapat memungkinkan Anda mengalami kanker usus. Jika Anda merasa terinfeksi bakteri Helicobacter pylori. Segera pergi ke dokter untuk mendapatkan perawatan agar kondisinya tidak semakin parah hingga menyebabkan kanker usus.
2. Transplantasi Organ
Faktor berikutnya yang menyebabkan kanker usus dapat menular dari satu orang ke orang yang lain adalah transplantasi organ. Dilansir dalam sebuah jurnal National Institutes of Health, penerima transplantasi organ memiliki risiko tinggi terkena 32 jenis kanker, termasuk kanker usus. Para peneliti menemukan bahwa terdapat peningkatan risiko sebesar dua kali lipat bagi mereka yang menerima transplantasi organ. Mereka mencatat, peningkatan risiko untuk 32 jenis kanker yang berbeda terjadi karena adanya infeksi, seperti kanker dubur dan sarkoma kaposi.
Lebih lanjut, sebuah jurnal yang meneliti risiko kanker usus setelah melakukan transplantasi organ. Mengungkapkan bahwa penerima transplantasi organ paru-paru dengan kondisi cystic fibrosis mengalami peningkatan risiko terkena kanker usus. Selain itu, penerima transplantasi organ hati dengan kelainan primary sclerosing cholangitis dan penyakit radang usus juga memiliki peningkatan risiko mengembangkan penyakit kanker usus.

Kanker usus dapat menular dari satu orang ke orang yang lain dengan transplantasi organ.
3. Persalinan
Ibu hamil yang mengalami kanker selama kehamilan juga berisiko menularkan sel kanker ke bayinya. Para ahli tidak mengetahui secara pasti bagaimana kanker dapat menular dari ibu ke bayi. Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa sel kanker dapat menyebar dari ibu ke bayi melalui plasenta. Plasenta yang menjadi tempat penyaluran nutrisi dari ibu ke bayi dianggap menjadi jalan masuk bagi sel kanker. Melakukan pengobatan kanker selama kehamilan dapat membahayakan bayi yang belum lahir, terutama pada usia 3 bulan pertama kehamilan.
Meski demikian, penelitian tentang penularan kanker dari ibu ke bayi masih terus dilakukan hingga saat ini. Beberapa kanker seperti melanoma atau leukimia dipastikan menyebar dari plasenta ke janin. Selain itu, risiko kanker lainnya yang dapat menyebar dari ibu ke bayi antara lain kanker payudara, kanker serviks, kanker ovarium, kanker tiroid, dan kanker usus. Kanker lain seperti kanker paru-paru, otak, dan tulang juga bisa terjadi selama kehamilan meskipun jarang terjadi.
Baca Juga: Cara Mengobati Kanker Usus
4. Genetik
Beberapa kanker dapat diturunkan secara genetik. Termasuk kanker usus juga dapat disebabkan oleh mutasi gen yang diturunkan secara genetik. Banyak gen-gen yang diturunkan dapat memicu pertumbuhan kanker, antara lain:
a. Poliposis adenomatosa familial (FAP)
FAP yang dilemahkan (AFAP), dan sindrom Gardner disebabkan oleh perubahan bawaan pada gen APC. Gen APC adalah gen supresor tumor yang biasanya membantu menjaga pertumbuhan sel agar tetap terkendali.
Orang dengan perubahan bawaan pada gen APC, fungsi gen tersebut akan dilumpuhkan. Akibatnya, polip menjadi mudah tumbuh pada usus besar. Seiring waktu, polip yang muncul dapat berkembang menjadi kanker usus. Selain itu, FAP juga dapat memicu kanker lainnya berkembang.
b. Sindrom Lynch
Syndrom Lynch disebabkan oleh perubahan gen yang berfungsi membantu sel memperbaiki DNA yang rusak. Adanya mutasi pada salah satu gen perbaikan DNA seperti MLH1, MSH2. MSH6, PMS2, dan E Pcam dapat membuat kesalahan DNA tidak diperbaiki. Akibatnya, akan memicu berkembangnya sel kanker usus. Kelainan gen ini juga dapat menyebabkan kanker lainnya seperti kanker ovarium, kanker ginjal, dan kanker payudara.
c. Sindrom Peutz-Jeghers
Sindrom Peutz-Jeghers disebabkan oleh perubahan bawaan pada gen STK11 atau LKB1. Perubahan tersebut dapat menyebabkan sel kanker tumbuh dan berkembang, termasuk kanker usus.
d. Sindrom MYH-associated polyposis
Sindrom MYH-associated polyposis disebabkan oleh mutasi gen MUTYH, yang merupakan gen untuk mengoreksi atau memeriksa DNA dan memperbaiki kesalahan selama proses pembelahan sel. Untuk menemukan dan mengetahui mutasi genetik bawaan yang menyebabkan penyakit kanker usus. Anda harus melakukan tes genetik khusus terlebih dahulu di rumah sakit.
Terutama bagi Anda yang memiliki riwayat keluarga dengan polip atau kanker usus atau gejala lainnya. Melakukan konseling dan pengujian genetik sangat diperlukan. Penularan kanker usus sebagian besar dapat dicegah. Langkah terpenting dalam mencegah penularan adalah dengan melakukan tes skrining. Terutama jika Anda memiliki faktor-faktor yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker. Melakukan skrining lebih awal adalah hal wajib yang harus dilakukan. Sekian ulasan tentang apakah kanker usus menular atau tidak. Semoga bermanfaat.
Telah direview oleh dr. Pusparina Oeniasih
Source:
- Apa Itu Kanker Usus?
- Semua yang Perlu Anda Ketahui Tentang Kanker Usus Besar
- Infeksi Helicobacter pylori (H. pylori)