Ditulis oleh Tim Konten Medis
Salah satu gangguan kesehatan yang dapat dialami oleh pria adalah disfungsi ereksi. Gangguan ini menyebabkan rasa malu, cemas, hingga memengaruhi hubungan dengan pasangan. Anda dapat mengobati disfungsi ereksi dengan melakukan terapi atau perawatan medis.
Penyebab disfungsi ereksi adalah gangguan aliran darah dan masalah pada sistem saraf di penis.
Disfungsi ereksi adalah kondisi yang dapat menurunkan rasa percaya diri pada pria. Kondisi ini juga mampu memengaruhi aktivitas seksual bersama dengan pasangan. Pada beberapa kasus, disfungsi ereksi menandakan adanya gejala penyakit tertentu.
Penderita disfungsi ereksi (DE) kerap mengalami stres, depresi, dan harga diri yang cenderung rendah. Gejala disfungsi ereksi yang paling umum adalah kurangnya gairah seksual dan penis yang tidak cukup keras.
Jika gejala tidak segera diatasi, dapat memicu komplikasi serius, seperti gangguan psikologis, masalah alat reproduksi, dan renggangnya hubungan.
Apa Itu Disfungsi Ereksi?
Disfungsi ereksi adalah kondisi ketika pria tidak dapat mempertahankan ereksi yang cukup untuk mendapatkan kepuasan seksual saat penetrasi. Penyebab pria tidak bisa penetrasi bisa terjadi karena bertambahnya usia.
Gejala disfungsi ereksi mirip dengan penyakit seksual lainnya, sehingga sulit untuk terdeteksi sejak dini. Adapun penyakit lain yang berkaitan dengan disfungsi ereksi, antara lain:
- Penurunan libido atau hasrat seksual
- Ejakulasi dini, kondisi ketika penis mengalami ejakulasi terlalu cepat
- Ejakulasi yang tertunda yang membutuhkan waktu lama setelah penetrasi
- Anorgasmia, kondisi ketika tubuh tidak dapat mengalami orgasme.
Penyebab Disfungsi Ereksi pada Pria
Ereksi bisa memengaruhi kondisi fisik dan mental, khususnya sistem peredaran darah, saraf, hormon, dan faktor psikologis. Terdapat beberapa penyebab disfungsi ereksi yang perlu diketahui, antara lain:
1. Mengalami Penyakit Endokrin
Sistem endokrin berperan penting dalam menjaga kadar hormon dan metabolisme di dalam tubuh. Sistem ini juga mampu menjaga fungsi seksual, suasana hati, dan organ reproduksi. Namun, kerusakan endokrin bisa menyebabkan gejala impotensi pada pria.
Penyebab penyakit endkorin adalah kadar gula darah yang terlalu tinggi sehingga memengaruhi tubuh dalam menggunakan hormon insulin. Jika tidak segera diatasi, tubuh dapat mengalami kerusakan saraf dan gangguan aliran darah pada penis.
Baca Juga: Cara Mengatasi Infeksi Saluran Kemih dan Pencegahannya
2. Gangguan Saraf
Masalah pada saraf atau neurologis mampu meningkatkan faktor risiko terkena disfungsi ereksi. Gangguan ini juga bisa memengaruhi proses kerja otak sehingga organ reproduksi sulit mencapai ereksi.
Beberapa gangguan saraf yang dapat timbul berupa:
- Penyakit alzheimer
- Penyakit parkinson
- Mengalami tumor bagian otak atau tulang belakang
- Pernah menjalani operasi prostat
- Sering berkendara jauh sehingga tulang bokong dan alat kelamin menjadi tertekan dan memengaruhi sistem saraf.
3. Mengonsumsi Obat-Obatan Tertentu
Konsumsi obat-obatan tertentu bisa memengaruhi aliran darah di dalam tubuh, khususnya bagian penis. Obat ini mampu menimbulkan gejala disfungsi ereksi sehingga penis tidak cukup keras untuk melakukan penetrasi.
Jika mengalami penyakit tertentu, Anda tidak boleh berhenti konsumsi obat-obatan tanpa anjuran dari dokter. Hal ini bisa meningkatkan risiko impotensi semakin parah.
4. Memiliki Penyakit Jantung
Penyebab disfungsi ereksi bisa karena masalah pada organ jantung. Kondisi ini menyebabkan jantung tidak mampu memompa darah ke seluruh jaringan tubuh dengan baik.
Tanpa adanya aliran darah, penis tidak dapat mencapai ereksi saat mendapatkan rangsangan seksual. Pada kondisi yang parah, penderita bisa mengalami penyakit aterosklerosis, yaitu penyempitan dan pengerasan pembuluh darah.
Baca Juga: 10 Cara Meningkatkan Gairah Seksual, Pasutri Wajib Tahu!
5. Faktor Emosional
Ereksi pada pria bisa terjadi apabila mendapatkan respon emosional, seperti rasa gembira. Impotensi terjadi akibat terlalu sering merasa cemas dan depresi. Hal ini dapat memengaruhi kemampuan aktivitas seksual.
Pada beberapa kasus, penderita tidak dapat mencapai ereksi saat berhubungan intim dengan pasangan. Namun, pria juga dapat mengalami ereksi saat tidur atau masturbasi.
6. Konsumsi Alkohol
Batasi asupan alkohol untuk mencegah disfungsi ereksi. Kondisi ini menimbulkan berbagai gangguan pada penis, seperti mengurangi sistem peredaran darah dan sistem saraf yang tertekan.
Disfungsi ereksi bisa diatasi dengan mengonsumsi makanan sehat, salah satunya adalah daging organik. Makanan ini mengandung banyak nutrisi penting yang dapat meningkatkan aliran darah di dalam tubuh.
Pengobatan Disfungsi Ereksi pada Pria
Disfungsi ereksi bisa kembali normal dengan perawatan tertentu. Anda dapat menerapkan pola hidup sehat dan melakukan pemeriksaan medis untuk mengurangi gejala disfungsi ereksi.
Berikut beberapa pilihan pengobatan untuk mengatasi disfungsi ereksi pada pria:
1. Edukasi Seksual
Pemberian edukasi seksual dibutuhkan oleh penderita disfungsi ereksi untuk mengurangi rasa cemas dan bingung yang mungkin muncul. Memberikan pengetahuan seputar seks juga mampu memahami kondisi kesehatan dari setiap penderita.
Pengetahuan seksual berperan penting dalam membangun rasa percaya diri dan meningkatkan performa saat berhubungan seksual. Edukasi yang diperlukan, seperti konseling masalah kesehatan dengan terapi seks.
Baca Juga: Infeksi Saluran Kemih pada Pria: Risiko dan Pencegahannya
2. Rutin Berolahraga
Pengobatan disfungsi ereksi yang paling tepat, yaitu memperbaiki pola hidup sehari-hari. Anda dapat menjalani pola hidup sehat dengan cara rutin berolahraga selama 30 menit setiap hari.
Lakukan olahraga, seperti berjalan kaki, berenang, bersepeda, dan jogging untuk menjaga metabolisme di dalam tubuh. Aktivitas ini juga mampu meningkatkan kesehatan fisik dan mental.
3. Menjaga Berat Badan Tetap Ideal
Obesitas mampu meningkatkan risiko terkena disfungsi ereksi. Oleh sebab itu, Anda perlu menjaga atau menurunkan berat badan sesuai dengan indeks massa tubuh.
Konsumsi makanan yang mengandung serat tinggi untuk menjaga tubuh tetap sehat dan bugar. Hal ini bisa dijalani bersama dengan olahraga teratur.
4. Menghentikan Kebiasaan Merokok dan Alkohol
Merokok dan minum alkohol mampu menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah. Akibatnya, penis mengalami disfungsi ereksi yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Kondisi ini juga bisa meningkatkan gangguan fisik dan mental, seperti stres, depresi, hingga masalah pada organ reproduksi. Oleh sebab itu, menghentikan kebiasaan merokok dan membatasi konsumsi alkohol untuk mencegah disfungsi ereksi.
Baca Juga: Waspadai Gejala Sifilis pada Setiap Stadiumnya
5. Konsumsi Obat Disfungsi Ereksi
Terdapat beberapa jenis obat yang dapat mengatasi disfungsi ereksi, seperti sildenafil, tadalafil, dan vardenafil. Sebelum konsumsi obat ini, Anda perlu berdiskusi dengan dokter untuk mengetahui dosis yang tepat.
Obat disfungsi ereksi bisa kamu dapatkan secara bebas di apotek. Namun, obat-obatan ini tidak disarankan untuk penderita gangguan jantung.
6. Terapi Injeksi
Dokter mungkin menyarankan terapi injeksi dengan cara pemberian obat secara lansung melalui jarum suntik. Pengobatan penting untuk mengurangi gejala disfungsi ereksi.
Selain itu, terapi injeksi juga mampu meningkatkan sistem peredaran darah sehingga ereksi dapat bertahan cukup lama. Pengobatan ini mulai bekerja 5-20 menit setelah disuntikkan ke dalam tubuh.
Apabila gejala disfungsi ereksi, penis yang sulit keras dan ereksi yang tidak dapat bertahan lama, sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU).
Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh Dr Sony Prabowo, MARS
Source:
- Harvard Health Publishing. 5 Natural Ways to Overcome Erectile Dysfunction. Juli 2024.
- Healthdirect. Erectile Dysfunction. Juli 2024.
- Mayo Clinic. Erectile dysfunction. Juli 2024.