Ditulis oleh Tim Konten Medis
Cara mendeteksi kanker ovarium melalui berbagai tahap pemeriksaan, mulai dari tes percintraan hingga laparoskopi. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendiagnosis penyakit kanker dan menemukan pengobatan yang tepat bagi pasien.
Tes darah berfungsi untuk mendiagnosis, menentukan tingkat stadium, dan mengelola kanker.
Kanker ovarium adalah kondisi ketika tubuh mengalami perkembangan sel abnormal yang terbentuk di ovarium. Sel-sel ini berkembang biak dengan cepat dan mampu menghancurkan jaringan tubuh yang sehat.
Hingga saat ini, penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti dan masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Namun, penyebab kanker ovarium dipengaruhi oleh beberapa faktor termask usia lanjut, riwayat penyakit keluarga, dan endometriosis.
Gejala Kanker Ovarium dan Tahapan Stadiumnya
Pada tahap awal, kanker ovarium tidak menimbulkan gejala apa pun sehingga sulit untuk mendeteksinya secara dini. Seiring berjalannya waktu, sel kanker dapat menyebar dan berkembang ke seluruh perut dan memicu gejala berupa:
- Nyeri panggul atau perut
- Rasa tidak nyaman atau perut kembung
- Perubahan kebiasaan makan, seperti mudah kenyang dan nafsu makan menurun
- Keputihan atau perdarahan abnormal
- Perubahan usus, seperti diare atau sembelit
- Ukuran perut cenderung membesar
- Sering buang air kecil
Selain itu, ciri-ciri tumor ovarium ganas menimbulkan gejala berupa benjolan yang tumbuh besar dan cepat. Jenis kanker ini terdiri dari 4 stadium, mulai dari ringan hingga parah.
Semakin serius kondisinya, semakin tinggi pula angkanya. Berikut beberapa tingkat stadium kanker ovarium dan gejalanya:
- Kanker Stadium I: Stadium ini terbagi atas tiga sub-stadium, yaitu stadium IA hanya terdapat di satu ovarium atau satu tuba falopi, stadium IB terdapat kanker di kedua ovarium atau tuba falopi, dan stadium IC yang memiliki sel kanker di luar ovarium, seperti rongga perut.
- Stadium II: Jenis stadium ini juga terdiri dari beberapa tingkatan, mulai dari stadium IIA dan IIB. Stadium IIA adalah tahapan di mana sel kanker yang menyebar ke rahim dan stadium IIB yang menyerang ke struktur lain di sekitar panggul.
- Tahap lanjut atau stadium III: Tingkatan ini terbagi atas 3 sub-stadium berupa stadium IIIA dengan sel kanker menyebar ke luar panggul hingga perut atau kelenjar getah bening dan stadium IIIB memiliki ukuran tumor hingga 2 sentimeter. Sementara itu, sel kanker pada IIIC telah bergerak ke luar area panggul dan berukuran lebih besar.
- Stadium IV: Jenis stadium ini termasuk yang paling parah. Sebab, sel kanker pada stadium IV telah menyebar ke bagian dalam organ, seperti hati atau limpa.
Baca juga: Apakah Haid Tidak Terarut Adalah Gejala Kanker Rahim?
Skrining untuk Mendeteksi Kanker Ovarium
Kanker ovarium cenderung sulit didiagnosis pada tahap awal. Jika dokter mencurigai adanya gejala kanker, mereka akan menanyakan gejala penderita dan melakukan pemeriksaan panggul.
Selama pemeriksaan, dokter dapat mendeteksi adanya pertumbuhan abnormal atau pembesaran organ di dalam tubuh. Kondisi ini memerlukan beberapa tes penunjang lainnya sebagai cara mendeteksi kanker ovarium, seperti:
1. Tes Pencitraan
Dokter atau ahli medis profesional dapat menggunakan beberapa tes pencitraan, termasuk:
- USG panggul: USG bisa mendeteksi kanker ovarium dengan menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar secara rinci dari organ-organ di dalam tubuh. Tes ini mampu memeriksa area panggul antara perut dan kaki, serta perut bagian bawah.
- MRI (Magnetic Resonance Imaging): Tes ini mampu menampilkan gambar organ dan struktur di dalam tubuh dengan sangat jelas. MRI menggunakan magnet besar, gelombang radio, dan komputer yang mampu mendeteksi sel kanker secara akurat.
- CT (Computed Tomography) scan: Pemeriksaan ini menggunakan serangkaian sinar-X dan komputer untuk menghasilkan gambar tulang dan jaringan lunak. CT scan tidak menimbulkan rasa sakit dan termasuk noninvasif.
- Pemindaian PET: Pemeriksaan ini sangat penting untuk mendeteksi tanda-tanda awal kanker, penyakit jantung, dan kondisi otak. Pemindaian PET menggunakan bahan kimia radioaktif yang mampu mendeteksi sel-sel abnormal.
2. Tes Darah
Cara mendeteksi adanya kanker bisa melalui tes darah. Tes ini menjadi salah satu pemeriksaan paling umum dan sering digunakan dalam mendiagnosis, menentukan tingkat stadium, dan mengelola kanker.
Adapun sejumlah tes darah untuk mendeteksi kanker meliputi:
- Tes untuk menghitung sel darah
- Pemeriksaan protein darah
- Tes untuk menemukan zat kimia yang dibuat oleh sel kanker
- Pemeriksaan untuk mencari sel kanker
- Cek darah untuk mencari materi genetik sel kanker
Namun, sebagian besar tes darah tidak cukup mendiagnosis kanker sehingga memerlukan pemeriksaan tambahan, seperti pencitraan, biopsi, dan tes khusus untuk mendeteksi penyakit secara akurat.
Sampel darah yang diambil untuk cek kanker ovarium dapat diuji di laboratorium agar mampu mengetahui tanda-tanda kanker, seperti tingginya zat CA-125 yang menjadi pemicu perkembangan sel abnormal.
Baca Juga: Ketahui Gejala Kista Ovarium, Apakah Berbahaya?
3. Evaluasi Bedah
Dokter dapat mendiagnosis kanker ovarium selama operasi atau evaluasi bedah. Jika menemukan pertumbuhan sel abnormal, ahli medis profesional dapat mengangkatnya selama prosedur operasi untuk mencegah infeksi penyakit yang semakin parah.
Terkadang juga, tingkat stadium kanker dapat direvisi setelah pasien menjalani operasi. Ini berarti bahwa operasi pengangkatan kanker akan membantu tim medis untuk menentukan seberapa jauh sel kanker yang telah menyebar ke seluruh tubuh.
Semua jaringan dan cairan yang diangkat selama operasi dapat diperiksa kembali untuk mengetahui perkembangan sel kanker oleh ahli patologi. Anda dapat berkonsultasi dengan dokter terkait penentuan stadium jenis kanker tertentu dengan tepat.
4. Laparoskopi
Laparoskopi adalah prosedur minimal invasif yang memeriksa bagian dalam perut atau panggul. Prosedur ini menggunakan alat laparoskop berbentuk batang teleskopik tipis dengan kamera video di ujungnya.
Dokter dapat memasukkan laparoskop melalui sayatan kecil di perut berukuran setengah inci atau kurang. Kemudian, ahli medis profesional dapat membuat hingga 3 sayatan lagi untuk memasukkan instrumen bedah lainnya sehingga mereka dapat melihat semua organ perut pasien dan menemukan sel kanker.
Kamera laparoskop mampu memproyeksikan gambar bagian dalam perut atau panggul pada monitor secara langsung. Dengan menggunakan gambar ini, dokter dapat mengamati gerakan tangan mereka selama prosedur berlangsung.
Baca Juga: Gejala Kanker Rahim Stadium 1 Awal
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda mengalami gejala kanker ovarium, seperti nyeri panggul atau perut, ukuran perut membesar, dan pendarahan abnormal yang tidak kunjung sembuh dalam waktu lama, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital.
Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr Stella Kartolo
Source:
- Cleveland Clinic. Ovarian Cancer. September 2024.
- Healthdirect. Ovarian Cancer. September 2024.
- Mayo Clinic. Ovarian Cancer. September 2024.