Ditulis oleh Tim Konten Medis
Diare kronis adalah kondisi buang air besar encer yang berlangsung lebih dari empat minggu dan dapat disebabkan oleh berbagai gangguan kesehatan, seperti infeksi parasit di usus sampai efek samping obat. Berbeda dengan diare akut yang bisa sembuh dalam beberapa hari, diare kronis membutuhkan diagnosis dan penanganan khusus agar tidak menimbulkan komplikasi lebih lanjut.

Diare merupakan salah satu keluhan pencernaan yang paling umum terjadi, namun perlu Anda waspadai jika gejala diare berlangsung dalam jangka panjang. Penyebab diare akut biasanya oleh infeksi ringan dan akan sembuh dalam beberapa hari, sementara diare kronis bisa berlangsung lebih dari empat minggu dan memerlukan evaluasi medis lebih lanjut.
Apa Itu Diare Kronis?
Diare kronis adalah kondisi ketika seseorang mengalami buang air besar encer atau berair yang berlangsung lebih dari empat minggu. Kondisi ini berbeda dengan diare akut yang umumnya hanya berlangsung selama 1–2 hari dan sering kali sembuh sendiri tanpa pengobatan.
Perbedaan diare kronis dan diare akut terletak pada durasi dan penyebabnya. Diare kronis bisa disebabkan oleh masalah kesehatan yang lebih serius, seperti gangguan pencernaan, infeksi berkepanjangan, atau penyakit autoimun, dan memerlukan pemeriksaan medis lebih lanjut.
Ciri-ciri diare kronis antara lain frekuensi BAB yang meningkat terus-menerus, muncul perubahan konsistensi tinja menjadi encer, terkadang muncul dengan gejala lain seperti penurunan berat badan atau lemas. Jika tidak segera Anda tangani dengan benar, diare kronis bisa menyebabkan dehidrasi atau kekurangan nutrisi.
Oleh karena itu, cara mengatasi diare kronis yang tepat dapat Anda mulai dari diagnosis penyebabnya. Setelah mengetahui penyebab diare kronis, dokter akan memberikan obat diare atau terapi khusus sesuai dengan kondisi pasien.
Baca Juga: Obat Diare Alami dari Bahan Herbal
Penyebab Diare Kronis
Diare kronis adalah kondisi yang berlangsung lebih dari empat minggu dan bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Tidak seperti diare akut yang biasanya disebabkan oleh infeksi ringan dan cepat sembuh, diare kronis bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan yang lebih serius.
Untuk mengetahui cara mengatasinya secara tepat, penting untuk memahami apa saja pemicu diare yang paling umum, seperti:
1. Konsumsi Alkohol atau Kafein Berlebihan
Minuman yang mengandung alkohol atau kafein seperti kopi dan soda bisa memicu diare karena merangsang aktivitas usus berlebih. Jika Anda konsumsi dalam jumlah besar secara rutin, efek pencahar alami dari zat-zat ini bisa menyebabkan tinja menjadi encer dan frekuensi buang air besar meningkat.
2. Mengonsumsi Gula dan Produk Susu
Beberapa jenis gula seperti sorbitol, manitol, dan fruktosa dapat menyebabkan efek laksatif jika Anda konsumsi berlebihan. Sementara itu, laktosa yang terdapat dalam susu dan produk olahannya bisa memicu diare kronis pada orang yang memiliki intoleransi terhadap laktosa.
3. Efek Obat Herbal dan Suplemen Alami
Beberapa obat herbal, seperti teh yang mengandung senna, memiliki efek pencahar alami. Jika Anda gunakan bersama dengan suplemen herbal lainnya, reaksi yang muncul bisa menyebabkan diare berkepanjangan tanpa Anda sadari.
4. Efek Samping Obat-obatan
Berbagai jenis obat bisa menjadi penyebab diare kronis, seperti antibiotik, antidepresan, antasida yang mengandung magnesium, serta obat kemoterapi. Dalam beberapa kasus, diare bisa menandakan toksisitas dari obat tertentu seperti lithium dan digoksin.
5. Infeksi dan Parasit Usus
Infeksi usus yang berlangsung lama akibat bakteri, virus, atau parasit juga bisa menjadi penyebab diare kronis. Kondisi ini lebih sering terjadi di negara dengan sanitasi air dan makanan yang kurang memadai.
6. Penyakit Radang Usus (IBD)
Penyakit Crohn dan kolitis ulseratif merupakan peradangan kronis pada saluran pencernaan. Gejalanya dapat mencakup tinja berdarah, nyeri perut, mual, dan penurunan berat badan, serta memerlukan penanganan medis jangka panjang.
Gejala Diare Kronis
Diare kronis muncul dengan buang air besar encer atau berair yang berlangsung selama 4 minggu atau lebih. Kondisi ini sering kali menjadi pertanda adanya gangguan kesehatan lain yang perlu tenaga medis segera tangani.
Berbeda dari diare akut yang biasanya sembuh sendiri, diare kronis bersifat berkepanjangan dan dapat mengganggu kualitas hidup. Selain perubahan konsistensi tinja, gejala lain yang dapat menyertai diare kronis antara lain:
- Kembung
- BAB lebih sering
- Rasa ingin buang air besar terus-menerus
- Kram perut
- Mual dan muntah
- Kehilangan selera makan
Baca Juga: Teh Pahit untuk Mengatasi Diare, Efektifkah?
Cara Mendiagnosis Diare Kronis
Diare kronis bisa menjadi tanda adanya gangguan medis yang serius, sehingga diagnosis yang tepat sangat penting untuk menentukan penanganan yang sesuai. Dokter biasanya akan mencari tahu apakah diare disebabkan oleh infeksi, intoleransi makanan, gangguan pencernaan, atau kondisi kronis seperti irritable bowel syndrome.
Untuk itu, melakukan berbagai pemeriksaan menggunakan pendekatan tim medis yang melibatkan ahli gizi dan spesialis gastroenterologi. Berikut adalah beberapa metode diagnosis yang umum digunakan:
- CT Scan Abdomen: Menghasilkan gambar detail usus dan organ lain untuk melihat kelainan yang mungkin tidak tampak di tes lain.
- Tes Darah: Meliputi pemeriksaan anemia, infeksi, elektrolit, fungsi ginjal, dan status gizi.
- Kolonoskopi atau Sigmoidoskopi. Pemeriksaan dengan kamera kecil melalui anus untuk melihat kondisi usus besar secara menyeluruh (kolonoskopi) atau hanya bagian bawahnya (sigmoidoskopi).
- Enteroskopi Balon Ganda. Menggunakan tabung fleksibel dengan balon kecil untuk menjangkau usus halus yang sulit diperiksa dengan metode lain.
- Rontgen Usus Halus dan Fluoroskopi. Serangkaian gambar bergerak untuk mengetahui adanya sumbatan atau kelainan pada usus halus.
- Kultur Feses. Sampel tinja diperiksa di laboratorium untuk mencari bakteri, parasit, atau virus penyebab diare.
- Kapsul Nirkabel. Kapsul berisi sensor kecil yang ditelan pasien untuk mengukur kadar asam, suhu, dan tekanan di saluran cerna. Alat ini membantu menilai kecepatan kerja lambung, usus halus, dan usus besar.
- Endoskopi Atas. Pemeriksaan dengan kamera kecil melalui mulut untuk melihat lambung dan usus dua belas jari. Dokter juga dapat mengambil sampel jaringan (biopsi) bila perlu.
- Defecating Proctogram. Tes dengan sinar-X untuk mengevaluasi otot panggul, rektum, dan sfingter saat proses buang air besar.
Komplikasi Diare Kronis
Diare kronis yang berlangsung dalam jangka panjang tidak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, tetapi juga berdampak pada kualitas hidup secara keseluruhan. Kondisi ini dapat menurunkan kepercayaan diri karena penderita cenderung harus selalu mencari toilet terdekat, bahkan bisa memengaruhi kemampuan bekerja, terutama pada profesi yang membutuhkan interaksi publik secara intens.
Hidup dengan gejala yang terus-menerus juga dapat menimbulkan tekanan emosional dan sosial yang tidak sedikit. Secara fisik, diare kronis dapat menyebabkan dehidrasi serius karena tubuh kehilangan banyak cairan dan elektrolit secara terus-menerus.
Kekurangan elektrolit seperti natrium, kalium, dan magnesium bisa berpengaruh besar pada fungsi jantung, paru-paru, otak, serta sistem saraf. Selain itu, dehidrasi kronis juga memberi beban berat pada ginjal dan berpotensi menyebabkan gangguan fungsi ginjal jangka panjang jika tidak segera Anda tangani dengan baik.
Cara Mengobati Diare Kronis
Diare kronis membutuhkan penanganan yang berbeda dengan diare akut, karena penyebab umumnya oleh kondisi medis yang mendasarinya. Penggunaan obat anti diare memang dapat meredakan gejala sementara, namun tidak disarankan sebagai solusi jangka panjang.
Oleh karena itu, pengobatan diare kronis harus Anda sesuaikan dengan penyebab utamanya, seperti penyakit radang usus (IBD), intoleransi makanan, infeksi, atau gangguan pankreas. Seiring dengan perbaikan kondisi kesehatan utama, diare kronis juga biasanya akan membaik.
Berikut ini beberapa pilihan cara mengatasi diare kronis yang umum dan dapat Anda gunakan:
1. Perubahan Pola Hidup dan Diet
Menjaga catatan makanan harian bisa membantu mengenali pemicu gejala diare, seperti gluten, produk susu, pemanis buatan, atau jenis sayuran dan buah tertentu. Dengan menghindari makanan pemicu, gejala bisa mereda atau bahkan hilang sepenuhnya.
Selain itu, mengontrol porsi makan dan menghindari makan berlebihan dapat mengurangi beban sistem pencernaan. Penyesuaian diet secara bertahap dengan bimbingan ahli gizi atau dokter akan membantu tubuh beradaptasi dan mencegah kekambuhan gejala.
2. Obat-obatan
Jika penyebabnya adalah infeksi bakteri atau parasit, dokter dapat meresepkan antibiotik. Obat resep seperti yang mengandung kodein juga bisa membantu memperlambat pergerakan usus, membuat tinja lebih padat.
Obat bebas seperti bismuth subsalicylate (Pepto Bismol) dan loperamide (Imodium) juga bisa Anda gunakan, tetapi hanya untuk waktu singkat. Selalu konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan obat-obatan ini agar sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
3. Obat Alami dan Perawatan Rumahan
Jika diare kronis muncul setelah penggunaan antibiotik, probiotik bisa membantu mengembalikan keseimbangan bakteri baik di usus. Probiotik bisa diperoleh dari yoghurt atau suplemen kapsul yang dijual bebas di apotek.
Baca juga: Obat Diare Anak di Apotek
Cara Mencegah Diare Kronis
Tidak semua kasus diare kronis dapat Anda cegah, namun ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menurunkan risikonya. Menjaga kebersihan makanan dan lingkungan adalah kunci utama, seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah menyiapkan makanan, mencuci sayuran dan buah sebelum Anda konsumsi, serta memasak daging hingga matang sempurna.
Selain itu, penting juga untuk minum air yang bersih dan menjaga kebersihan dapur secara rutin. Jika Anda sedang mengonsumsi obat tertentu, diskusikan kemungkinan efek samping dengan dokter.
Jika Anda mengalami diare kronis, Segera kunjungi Ciputra Hospital, dapatkan kemudahan untuk konsultasi dan membuat janji dengan dokter pilihan Anda.
Cek informasi lengkap mengenai layanan Ciputra Hospital, mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU), hanya di situs resmi atau kunjungi langsung fasilitas terdekat sekarang juga.
Telah Direview oleh Dr. Steffe Lie
Source:
- Stanford Medicine.Chronic Diarrhea Diagnosis. Oktober 2025
- Medical News Today. What to know about chronic diarrhea, and how to treat it. Oktober 2025
- Cleveland Clinic. Chronic Diarrhea. Oktober 2025