Ditulis oleh Tim Konten Medis
Teratozoospermia dapat disebabkan oleh penyakit seperti infeksi menular seksual dan varikokel. Selain itu, kelainan sperma juga terjadi akibat pola hidup tidak sehat yang memengaruhi kesuburan pada pria.

Teratozoospermia termasuk kelainan sperma.
Sperma merupakan sel reproduksi yang dihasilkan di dalam testis dan memiliki bentuk seperti kecebong. Setiap harinya, seorang pria dapat menghasilkan jutaan sperma untuk membuahi sel telur.
Anatomi sperma terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kepala, bagian tengah, dan ekor. Jika bagian sperma berbentuk tidak normal, kesuburan pada pria dapat menurun. Kondisi ini disebut sebagai teratozoospermia.
Apa Itu Teratozoospermia?
Teratozoospermia adalah kondisi ketika pria memiliki bentuk sperma tidak normal dan memproduksinya dalam jumlah besar. Normalnya, sperma memiliki jumlah dengan kisaran 15 juta hingga lebih dari 200 juta sperma per mililiter.
Jika di bawah batas normal, kondisi ini bisa berdampak buruk bagi kesuburan pria. Dalam istilah medis, rendahnya jumlah sperma dikenal dengan sebutan oligospermia.
Selain kuantitasnya, ukuran dan bentuk sperma yang tidak normal juga memicu infertilitas pada pria. Sperma normal memiliki bentuk kepala oval dengan ekor panjang.
Sementara sperma abnormal dapat memiliki bentuk kepala yang lebih besar, ekor bengkok, atau ganda sehingga menurunkan kemampuan sperma untuk membuahi sel telur. Kelainan sperma ini berdampak negatif pada kesuburan pria dan mengurangi peluang keberhasilan pembuahan.
Baca Juga: Cara Membedakan Sperma Subur dan Tidak, Kenali Ciri-Cirinya
Penyebab Teratozoospermia
Penyebab teratozoospermia bisa terjadi karena berbagai faktor, mulai dari kondisi medis tertentu hingga pola hidup tidak sehat. Kondisi ini memerlukan penanganan yang tepat untuk meningkatkan peluang kehamilan secara optimal.
Berikut ini adalah penyebab kelainan sperma yang perlu Anda ketahui:
- Penyakit sistem reproduksi: Misalnya, mengidap varikokel, penyakit menular seksual, tumor, dan testis yang tidak turun.
- Kadar hormon tidak seimbang: Perubahan hormon membuat tubuh kesulitan dalam menghasilkan sperma sehat. Kondisi ini juga memengaruhi jumlah sperma sehingga menyebabkan gangguan kesuburan.
- Riwayat penyakit keluarga: Gen yang diwariskan dari orang tua ke anak bisa mengakibatkan organ reproduksi pria tidak berkembang secara optimal. Sebagai contoh, mengalami sindrom Klinefelter dan fibrosis kistik.
- Konsumsi obat-obatan tertentu: Obat ini meliputi pengobatan untuk radang sendi, depresi, kadar testosteron rendah, kecemasan, tekanan darah tinggi, dan kanker.
- Menjalani operasi: Jenis operasi tertentu bisa mencegah sperma masuk ke dalam air mani. Operasi ini berupa vasektomi, operasi skrotum atau testis, dan operasi prostat.
- Konsumsi alkohol berlebihan: Kebiasaan ini dapat menurunkan kadar testosteron dan tubuh memproduksi sperma lebih sedikit.
- Obesitas: Kelebihan berat badan bisa mengganggu perubahan hormon dan kesuburan pria.
- Kebiasaan merokok: Orang yang merokok memiliki jumlah sperma lebih rendah daripada orang yang tidak merokok.
- Mengalami stres: Jika mengalaminya dalam jangka panjang, stres bisa memengaruhi kualitas sperma.
- Penggunaan narkoba: Mengonsumsi kokain atau mariyuana secara berlebihan dapat menurunkan jumlah dan kualitas sperma. Akibatnya, kondisi ini memengaruhi kesuburan dan menurunkan peluang kehamilan.
- Terpapar bahan kimia industri: Paparan bahan kimia dalam jangka panjang, seperti insektisida, pestisida, dan pelarut organik bisa mengakibatkan rendahnya jumlah sperma.
Gejala Teratozoospermia
Gejala utama teratozoospermia atau kelainan sperma pada pria adalah ketidakmampuan untuk memiliki anak. Selain itu, Anda bisa mengenali tanda infertilitas pada pria, seperti:
- Sulit ejakulasi atau volume cairan air mani yang keluar sedikit
- Mengalami disfungsi ereksi
- Nyeri, bengkak, atau benjolan di area testis
- Infeksi saluran pernapasan berulang
- Hilangnya kemampuan untuk mencium
- Pertumbuhan payudara abnormal
- Berkurangnya rambut di wajah atau tubuh lainnya
Cara Diagnosis Teratozoospermia
Dokter atau ahli medis profesional dapat mendiagnosis kelainan sperma dengan beberapa pemeriksaan, antara lain:
- Tes fisik dan riwayat medis: Tim medis dapat memeriksa area organ intim pria dan menanyakan riwayat kesehatan, seperti penyakit, cedera, atau operasi yang memengaruhi kesuburan.
- Analisis air mani: Pasien dapat memberikan sampel air mani yang dimasukkan ke dalam wadah khusus untuk diuji di laboratorium.
- USG skrotum: Menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar di dalam testis dan struktur pendukungnya.
- Tes hormon: Kelenjar pituitari, hipotalamus, dan testis berperan penting dalam perkembangan seksual dan produksi sperma. Jika sistem ini mengalami gangguan, hal ini dapat menyebabkan infertilitas pada pria.
- Urinalisis pasca ejakulasi: Sperma dalam urine menandakan sperma bergerak mundur ke dalam kandung kemih daripada keluar dari penis saat ejakulasi.
- Biopsi testis: Melibatkan pengambilan sampel dari testis dengan jarum. Pemeriksaan ini untuk mengetahui adanya penyumbatan atau masalah lain pada motilitas sperma.
- Tes genetik: Jika konsentrasi sperma sangat rendah, penyebabnya bisa terjadi karena faktor genetik. Tes darah dapat mendiagnosis perubahan halus pada kromosom Y yang menjadi tanda kelainan genetik.
Cara Mengatasi Teratozoospermia
Perlu diketahui bahwa penderita teratozoospermia sulit untuk membuahi sel telur karena kualitas dan jumlah sperma yang rendah. Akibatnya, peluang hamil cenderung rendah.
Namun, ada beberapa cara mengatasi teratozoospermia dan meningkatkan produksi sperma yang sehat, seperti:
1. Menjaga Berat Badan Ideal
Cara alami mengatasi teratozoospermia bisa dengan menjaga berat badan ideal. Penelitian membuktikan bahwa berat badan berlebih berkaitan dengan penurunan jumlah dan pergerakan sperma.
Anda bisa menjaga berat badan ideal dengan mengontrol porsi makan dan minum lebih banyak air. Hal ini sangat penting untuk menahan nafsu makan dan membantu pencernaan tetap sehat.
2. Konsumsi Makanan Sehat
Konsumsi makanan sehat termasuk salah satu cara mengatasi teratozoospermia dan mendukung kesehatan sperma. Makanan ini dapat berupa sayur, buah, ikan berlemak, dan akar maca.
Sebagai contoh, buah dan sayuran mengandung antioksidan yang berperan penting untuk melindungi sperma dari kerusakan sel dan menjaga kualitasnya tetap sehat. Anda bisa konsumsi buah dan sayur, seperti brokoli, jeruk, dan alpukat agar mencegah terjadinya kelainan kromosom pada sperma.
Selain itu, terdapat pantangan makanan teratozoospermia yang sebaiknya dihindari, termasuk daging olahan, ikan dengan kadar merkuri tinggi, dan makanan cepat saji. Jenis makanan ini berdampak negatif pada jumlah dan pergerakan sperma.
3. Mencegah Infeksi Menular Seksual (IMS)
Infeksi menular seksual seperti klamidia dan gonore dapat meningkatkan risiko kemandulan pada pria. Anda bisa mencegah kondisi ini dengan tidak berganti-ganti pasangan seksual dan menggunakan kondom saat berhubungan intim.
Jika tidak mendapatkan penanganan segera mungkin, IMS pada pria menyebabkan infeksi pada uretra dan prostat, pembengkakan testis, serta infertilitas. Anda juga perlu menjalani tes IMS berupa pemeriksaan urine, tes darah, dan sampel cairan dari luka kulit.
Baca Juga: Ketahui Minuman yang Berisiko Membunuh Sperma dalam Rahim
4. Mengelola Stres
Stres dan gejala depresi bisa mengganggu hormon dalam memproduksi sperma dan menurunkan fungsi seksual. Kondisi ini juga menyebabkan pria sulit untuk bergairah sehingga tidak bersemangat dalam berhubungan seks.
Ada beberapa cara mengurangi tingkat stres, seperti berjalan-jalan, meditasi, dan jurnal. Selain itu, konsumsi vitamin vitamin D dapat meningkatkan kadar testosteron dalam tubuh.
5. Olahraga Teratur
Olahraga terbukti efektif untuk meningkatkan kadar energi dan memperbaiki suasana hati. Aktivitas ini juga berkaitan dengan penurunan risiko penyakit kronis.
Bahkan, olahraga teratur juga dapat mendukung kesuburan pria dengan menjaga sperma dalam kondisi prima. Anda bisa berolahraga setidaknya 20-30 menit 3 kali dalam seminggu.
Jika mengalami kelainan bentuk sperma, dokter dapat merekomendasi obat teratozoospermia untuk meningkatkan peluang kehamilan. Obat ini juga berperan penting untuk mengatasi gejala yang terjadi dan mengurangi risiko komplikasi serius.
Segera konsultasikan dengan dokter apabila gejala kelainan sperma tidak kunjung sembuh dalam waktu lama. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Adrian
Source:
- Better Health Channel. Anxiety and Depression in Men. Februari 2025.
- Healthline. 10 Ways to Boost Male Fertility and Increase Sperm Count. Februari 2025.
- Healthline. What Is a Normal Sperm Count?. Februari 2025.
- Mayo Clinic. Healthy Sperm: Improving Your Fertility. Februari 2025.